MAKALAH SEJARAH
KERAJAAN PAJAJARAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Di Indonesia banyak sekali terdapat kerajaan,salah satunya yaitu kerajaan
pajajaran yang terletak di Jawa Barat.Diketahui kerajaan ini berdiri sesudah
runtuhnya kerajaan Tarumanegara, hal ini dibuktikan dengan ditemukannya sebuah
candi di desa cangkuang dekat Leles yang keberadaannya pastinya belum dapat
diketahui, akibat dari data-data yang kurang untuk mengungkapkannya secara
pasti. Para ahli berpendapat selain kerajaan Tarumanegara, terdapat sebuah
kerajaan yang bernama kerajaan padjajaran,namun tidak dapat diketahui dimana
pastinya lokasi kerajaan tersebut.
Beberapa catatan menyebutkan bahwa kerajaan pajajaran di dirikan pada tahun 923
oleh Sri jayabhupati, seperti yang di sebutkan dalam prasasti sanghyang tapak
(1030 M) dikampung Pangcalikan dan Bantarmuncang, tepi Sungai Cicati, Cibadak,
Sukabumi.
1.2 Rumusan Masalah
1) Bagaimana proses terbentuknya
kerajaan pajajaran?
2) Apa saja aspek kehidupan kerajaan
pajajaran?
3) Faktor apa saja yang menyebabkan
runtuhnya kerajaan pajajaran
1.3 Tujuan Masalah
1)
Untuk mengetahui proses terbentuknya kerajaan
pajajaran.
2)
Untuk mengetahui apa saja aspek kehidupan kerajaan
pajajaran.
3)
Untuk mengetahui apa saja faktor yang menyebabkan
runtuhnya kerajaan pajajaran.
1.4 Metodelogi Penulisan
Dalam membuat makalah ini kami mengambil sumber dari buku dan internet, apabila
ada kesalahan dan kesamaan dalam penulisan dan penyajiannya kami ucapkan
mohon maaf.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Letak geografis Kerajaan Pajajaran
Kerajaan
Pajajaran adalah sebuah kerajaan hindu yang diperkirakan beribukotanya di
Pakuan (bogor) di jawa barat. Dalam naskah-naskah kuno nusantara, kerajaan ini
sering pula di sebut juga negeri sunda,pasundan,atau berdasarkan nama ibu
kotanya yaitu pakuan pajajaran.Beberapa catatan menyebutkan bahwa kerajaan ini
di dirikan tahun 923 oleh sri jayahupati seperti yang di sebutkan dalam
prasasti sanghyang tapak.
2.2 Latar belakang berdirinya Kerajaan Pajajaran
Berdasarkan alur sejarah
galuh,kerajaan pajajaran berdiri setelah wastu kencana wafat tahun 1475 karena
sepeninggal rahyang wastu kencana kerajaan galuh dipecah dua di antara
susuktunggal dan dewa niskala dalam kedudukan sederajat. Pajajaran atau pakuan
pajajaran beribukota di pakuan (Bogor) dibawah kekuasaan Prabu susuktunggal
(sang haliwungan) dan kerajaan galuh yang meliputi parahyangan tetap berpusat
dikawali dibawah kekuasaan Dewa Niskala (Ningrat kancana). Oleh sebab itu pula
prabu susuktunggal dan Dewa Niskala tidak mendapat gelar ”Prabu Siliwangi”,
karena kekuasaan keduanya tidak meliputi seluruh tanah pasundan sebagaimana
kekuasaan Prabu wangi dan rahyang wastu kencana (Prabu Siliwangi 1). Cikal
bakal kerajaan pajajaran sejarah kerajaan ini tidak dapat terlepas dari
kerajaan–kerajaan pendahulunya di daerah Jawa Barat, yaitu kerajaan
Tarumanegara, kerajaan Sunda dan kerajaan Galuh, dan Kawali. Hal ini karena
pemerintahan kerajaan Pajajaran merupakan kelanjutan dari kerajaan–kerajaan tersebut.
Dari catatan-catatan sejaran yang ada, dapatlah ditelusuri jejak kerajaan ini,
antara lain mengenai ibukota pajajaran yaitu pakuan.
2.3 Berkembangnya kerajaan pajajaran
Kerajaan
Pajajaran awalnya terletak di daerah Galuh,Jawa Barat.Raja pertama Kerajaaan
Pajajaran bernama sena.Namun tahta kerajaan Pajajaran kemudian direbu oleh
saudara raja Sena yang bernama purbasora. Raja Sena dan keluarganya
terpaksa meninggalkan keratin. Tidak lama kemudian,Raja Sena berhasil merebut
kembali tahta kerajaan pajajaran.
Raja
Pajajaran selanjutnya adalah Jayahubpati,pada masa pemerintahannya, kerajaan
pajajaran mengembangkan ajaran Hindu waisnawa. Setelah Jayahubpati kerajaan di
perintah oleh Rahyang Niskala Wastu Kencana. Pada masa pemerintahannya, pusat
kerajaan di pindahkan ke Kawali. Raha Wastu kemudian, di gantikan oleh Hayam
Wuruk. Peristiwa ini terjadi pada tahun 1357 dan di sebut dalam kitab Pararaton
sebagai oerang Bubat. Ketika perang bubat terjadi Sri Baduga Maharaja bersama
seluruh pengiringnya tewas. Kerajaan Pajajaran di ambil alih oleh Hyang
Bunisora (1357-1373), pengasuh putra mahkota Wastu kencana yang masih
kecil.Hyang Bonisora berkuasa selama 14 tahun. Pada prasasti batu tulis,raja
ini di sebut juga Prabu Guru Dwataprani.
Kerajaan Pajajaran selanjutnya di
perintahkan secara beruntun oleh Wastu Kencana, tohaan, salalu sang Ratu
Jayadewata ,di perkirakan bahwa Kerajaan telah terdapat penduduk beragama
islam. Hal ini tergambar dari tulisan seorang ahli Portugis yang bernama Tome
Pires (1513) yang menyatakan bahwa di wilayah Timur kerajaan ini terdapat
banyak menganut Islam.Tampaknya pengaruh Islam belum masuk ke pusat kerajaan.
Namun,pengaruh Islam dari kerajaan Demak di Jawa Tengah mulai mengancam
kerajaan Pajajaran. Oleh karena itu Jayadewata bermaksud meminta bantuan
Portugis di Malaka untuk menghadapi kerajaan dan usaha itu terlambat karena
pada tahun 1527,pasukan yang dipimpin oleh Falatehan dari Demak berhasil
menguasai Pelabuhan terbesar Kerajaan Pajajaran. Ketika itu, yang berkuasa di
Pajajaran adalah Ratu Samiam,putra Jayadewata.
Setelah
Pelabuhan Sunda Kelapa di rebut oleh oleh Kerajaan Demak,Kerajaan pajajaran
harus menghadapi serangan Kerajaan Banten dari arah Barat. Pengganti Samiam,
yaitu Prabu Ratu Dewata, berusaha mempertahankan ibu kota Pajajaran dari
pasukan Maulana Hasanudin dan putranya Maulana Yusuf pada tahun 1579.
2.4 Kehidupan Politik
Bentuk
dan sistem pemerintahan raja raja Pajajaran hanya dapat diketahui dari beberapa
orang raja saja. Raja raja yang diketahui pernah memerintah dikerajaan
Pajajaran diantaranya sebagai berikut:
Maharaja Jayabhupati dalam
prasasti ditulis maharaja Jayabhupati menyebut dirinya Haji Ri sunda.Sebutan ini
bertujuan meyakinkan kedudukannya sebagai raja kerajaan Pajajaran. Raja
Jayabhupati memeluk agama Hindu beraliran waisnawa. Pusat pemerintahannya
diperkirakan berada di daerah Pakuan Pajajaran dan kemudian pindah ke Kawali.
Rahyang Niskala Wastu Kencana Raja ini
naik tahta menggantikan raja Maharaja Jayabhupati pusat pemerintahannya
terletak di Kawali dan istananya bernama Surawisesa.
Rahyang Dewa Niskala raja Dewa
Niskala atau Rahyang Ningrat Kencana,i raja menggantikan Rahyang Niskala Wastu
Kencana.Namun tidak diketahui bagaimana Kencana siste Pemerintahannya.
Sri Baduga Maharaja Sri Baduga
Maharaja bertahta di pakuan pajajaran. Pada pemerintahannya,terjadi pertempuran
yang sangat besar dalam kitab Pararaton disebut Perang Bubat. Peristiwa ini
terjadi tahun 1357 M. Dalam pertempuran itu,semua pasukan pajajaran gugur
termasuk raja Sri Baduga sendiri beserta putrinya.
Hyang Wuni Sora Raja
ini berkuasa menggantikan Raja Sri Baduga Maharaja. Setelah ia berturut-turut
digantikan oleh Prabu Niskala Wastu Kencana (1371-1474 M), Tohaan (1475-1482 M)
yang berkedudukan di Galuh, Ratu Jay Dewata (1482-1521 M).
Ratu Samian atau Prabu
Surawisesa pada masa Pemerintahannya, pada tahun1512 M dan
1521 M, ia berkunjung ke Malaka untuk meminta bantuan portugis dalam rangka
menghadapi kerajaan demak. Namun bantuan yang diharapkan itu ternyata sia-sia,
karena pelabuhan terbesar kerajaan pajajaran, yaitu Sunda Kelapa sudah dikuasai
oleh pasukan kerajaan demak dibawah pimpinan Fatahilah. Akibatnya, hubungan
Pajajaran dengan dunia luar terputus.
Prabu Ratu Dewata (1535-1543) raja
ini memerintah menggantikan prabu Susawisesa. Pada masa pemerintahannya,
terjadi berbagai serangan dari kerajaan Banten yang dipimpin oleh Maulana
Hasanudin, dibantu oleh anaknya Maulana Yusuf. Berkali-kali pasukan Banten
(Islam) berusaha merebut ibukota Pajajaran tahun 1579 M. Peristiwa ini
mengakibatkan runtuhnya kerajaan hindu Pajajaran di Jawa Barat.
2.5 Kehidupan Ekonomi
1) Perdagangan laut
Kerajaan pajajaran memiliki enam pelabuhan penting,yakni pelabuhan
Banten,Pontang,Cigade,Tamagra,Kelapa(Sunda kelapa atau jakarta sekarang),dan
Cimanuk (mungkin Pamanukan sekarang).Setiap pelabuhan dikepalai oleh seorang
syahbandar yang bertanggung jawab kepada raja dan bertindak sebagai wakil raja
di bandar-bandar yang dikuasai.
Melalui keenam pelabuhan itu,KerajaanPajajaran melakukan perdagangan dengan
daerah atau negara lain.Wilayah perdagangan mencapai pulau sumatra bahkan
kepulau Maladewa.Barang-barang dagangan sebagai sumber penghasilandan kerajaan
pajajaran umumnya berupa bahan makanan dan lada.Tetapi barang dagangan yang
lebih penting adalah beras.Barang-barang lain yang dapat diperoleh dipelabuhan
kerajaan pajajaran seperti sayur-sayuran,sapi,kambing,biri-biri,babi,tuak,dan
buah-buahan.Disampang itu,ada jenis bahan pakaian yang didatangkan dari
cambay(india).Mata uang yang digunakan sebagai alat tukar adalah mata uang cina
.
2) Pedagang Darat
Kerajaan Pajajaran juga memiliki lalu lintas perdagangan darat yang cukup
penting. Jalan darat itu berpusat di PakuanPajajaran,ibu kota kerajaan.Jalan yang
satu menuju ke arah timur dan yang lain menuju ke arah barat.
Jalan menuju ke arah timur menghubungkan Pakuan Pajajaran dengan karang sambung
yang terletak di tepi Sungai Cimanuk,melalui Cileungsi dan Cibarusa lalu
membelok ke Karawang.Dari Tanjung Puraini di teruskan ke Cikao dan
Purwakarta,dan berakhir di Karang Sambung.
Sedangkan jalan lain yang menuju ke arah barat,mulai dari Pakuan Pajajaran
melalui Jasinga dan Rangkasbitung,menuju Serang dan berakhir di Banten.Jalan
darat lain dari Pakuan Pajajaran menuju Ciampea mulai daroi Muara Cianten.Melalui
jalan darat dan sungai tersebut hasil bumi kerajaan Pajajaran
diperdagangkan.Melalui jalan itu pula bahan yang diperlukan oleh penduduk yang
berada di daerah pedalaman di salurkan.Dengan demikian,sistem perekonomian di
Kerajaan Pajajaran sudah berkembang dan sudah maju saat itu.
2.6 Kehidupan Sosial dan Budaya
Ø Kehidupan sosial
Dalam
perkembangan kehidupan sosial dari masyarakat pajajaran dapat digolongkan
menjadi:
·
Golongan seniman seperti pemain gamelan,pemain
wayang,penari.
·
Golongan petani.
·
Golongan pedagang .
·
Golongan yang dianggap jahat,yaitu tukang coprt,tukang
rampas,begal,malingdan sebagainya.
Ø Kehidupan Budaya
Sejak zaman
Kerajaan Tarumanegara,kehidupan kebudayaan rakyat Jawa Barat (rakyat sunda)
dipengaruhi oleh budaya Hindu.Pengaruh agama Hindu terhadap Kerajaan
Tarumanegara dapat diketahui dari:
·
Arca-arca Wisnu di daerah Cibuaya dan arca-arca
rajarsi.
·
Kitab parahyangan dan kirtab sanghayan siksakanda.
·
Cerita-cerita dalam sastra sunda kuno bercorak hindu.
2.7 kehidupan agama
Agama
resmi yang dianut di Kerajaan Pajajaran adalah agama Hindu, tetapi sebenarnya
saat itu agama leluhur sudah mulai kembali mendesak keberadaan agama Hindu. Keadaan
tersebut membuat pemuka Hindu saat itu harus “kompromi” dengan ajaran leluhur.
Salah satu bentuk kompromi tersebut adalah dengan diposisikannya Batara
Seda Niskala di atas dewa-dewa Hindu. Batara Seda Niskala adalah
sebutan lain untuk Hiyang, yaitu dewa tertinggi pada ajaran leluhur
yang menciptakan, menguasai, dan menentukan kehidupan manusia dan kehidupan
alam pada umumnya. Dia berada di luar alam kehidupan manusia, yaitu bersemayam
di Kahiyangan. Sifat-sifat Hiyang tercermin dalam julukan-Nya,
antara lain Batara Seda Niskala (Yang Gaib), Batara Tunggal (Yang
Maha Esa), Sanghiyang Keresa (Yang Kuasa), Batara
Jagat (Yang Menguasai Alam Semesta). Mereka pun membuat ajaran
keyakinan, tata cara peribadatan kepada Hiyang, dan etika hidup
keagamaan mereka sendiri. Ajaran keyakinan, tata cara peribadatan, dan etika
hidup keagamaan mereka dinamai agamaJatisunda. Para penduduk yang tidak
puas terhadap ajaran agama Hindu dan Budha, maka muncullah agama Jatisunda
sebagai jalan keluarnya.
2.8 Runtuhnya Kerajaan Pajajaran
Kerajaan pajajaran runtuh pada tahun 1579 akibat serangan kerajajan sunda
lainnya,yaitu kesultanan Banten.Berakhirnya zaman pajajaran di tandai dengan di
boyongnya Palangka Sriman Sriwacana(Singgahsana raja),dari Pakuan Pajajaran Ke
Keraton Surosowan di Banten oleh pasukan Maulana yusuf.Batu berukuran
200x160x20 cm itu diboyonngkan ke Banten karena tradisi politik agar di Pakuan
pajajaran tidak di mungkinkan lagi penobatan raja baru,dan memungkinkan dan
menandakan Maulana yusuf adalah penerus kerajaan sunda yang sah karena buyut
perempuannya adalah puteri Sri baduga maha raja,raja kerajaan sunda Palangka
Sriman Sriwacana tersebut saat ini bisa di temukan di depan bekas keraton
Surosoan di Banten.Masyarakat Banten menyebutnya Watu Gilang,berarti mengkilap
atau berseri,sama artinya dengan kata sriman.Saat itu diperkirakan terdapat
sejumlah Punggawa istana yang meninggalkan istana lalu menetap di daerah
Lebak.Mereka menerapkan tata cara kehidupan mandala yang ketat, dan sekarang
mereka dikenal sebagai orang Baduy.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kerajaan-kerajaan
diketahui berdiri sesudah runtuhnya kerajaan Tarumanegara hal ini dibuktikan
dengan ditemukannya sebuah Candi di desa Cangkuang dekat leles yang
keberadaannya pastinya belum diketahui, akibat dari data-data yang kurang
untuk mengungkapkannya secara pasti.
Kerajaan
pajajaran adalah sebuah kerajaan hindu yang diperkirakan beribukotanya di
pakuan (bogor) jawa barat. Adapun Raja-rajanya yaitu:
Ø Maharaja Jayabhupati
Ø Rahyang Niskala Wastu Kencana
Ø Rahyang Dewa Niskala
Ø Sri Baduga Maharaja
Ø Hyang Wuni Sora
Ø Ratu Samian atau Prabu Surawisesa
Ø Prabu Ratu Dewata
Kerajaan
pajajaran runtuh pada tahun 1579 akibat serangan kerajajan sunda lainnya,yaitu
kesultanan Banten.
3.2 Saran
Kita
sebagai warga negara Indonesia,Sebaiknya harus lebih mengetahui lagi tentang
sejarah kerajaan-kerajaan yang ada di indonesia,seperti kerajaan pada makalah
yang kami buat ini,yaitu mengenai kerajaan pajajaran,dan kita sebagai warga
negara indonesia harus menjaga dan melindungi peninggalan-peninggalan yang
diwariskan kepada kita sebagai generasi muda Indonesia.
Daftar Pustaka
Q.Siti Waridah.2004.Sejarah Nasional. Jakarta:
Bumi Aksara
Badrika,I Wayan.2006.Sejarah untuk SMA kelas XI.
Jakarta: Erlangga
DOWNLOAD MAKALAHNYA DISINI
loading...
0 Comment to "Makalah Sejarah Kerajaan Pajajaran"
Post a Comment