Berikut ini adalah materi Bahasa Indonesia tentang Teks Negosiasi. Semoga bermanfaat...
TEKS NEGOSIASI
Pengertian Teks Negosiasi
Menurut Sumber Wikipedia: Negosiasi Merupakan sebuah bentuk interaksi sosial saat
pihak-pihak yang terlibat berusaha untuk saling menyelesaikan tujuan yang
berbeda dan bertentangan. Menurut kamus Oxford, negosiasi adalah suatu cara
untuk mencapai suatu kesepakatan melalui diskusi formal
Teks
negosiasi adalah salah satu bentuk interaksi sosial antara dua belah pihak atau
lebih untuk mencapai sebuah kesepakatan bersama dimana masing-masing pihak
merasa menang ( diuntungkan ).
Inti
dari negosiasi adalah sebuah komunikasi yang dipergunakan ketika ada perbedaan
kebutuhan / kepentingan yang mengakibatkan sebuah pertentangan. Pertentangan
tersebut akan dilerai dan dipecahkan dengan sebuah perundingan ( negosiasi ),
dimana kedua belah pihak dapat merasa diuntungkan.
Sebuah
permasalahan akan dengan mudah terselesaikan jika masing-masing pihak
memberikan penawaran-penawaran yang menjadi solusi terbaik ( win solution )
dalam sebuah perundingan. Oleh karena itu, semakin pandai orang dalam
berunding, maka orang itulah yang akan memenangkan perundingan tersebut.
Teks negosiasi juga bisa disebut
sebagai teks yang didalamnya berisi proses untuk mencapai suatu perjanjian atau
kesepakatan antara kedua belah pihak untuk memenuhi kepuasan pihak yang
bersangkutan dalam elemen tertentu seperti kerjasama dan kompetisi.
Pengertian teks negosiasi diatas
tentu sudah membuat sobat semua paham mengenai apa itu teks negosiasi. Ya teks
ini berisi tentang interaksi dua orang atau lebih, yang memiliki kepentingan
berbeda, nah untuk mencari jalan keluarnya diadakanlah negosiasi.
Teks Negosiasi Pengertian, Struktur,
Kaidah kebahasaan, Teknik dan Contoh Teks Negosiasi
Untuk lebih memahami teks negosiasi,
ada baiknya sobat memahami kaidah atau gambaran umum mengenai seluk beluk
negosiasi berikut ini :
Ciri-Ciri Negosiasi
1.
Menentukan solusi dan menjadi sarana
penyelesai masalah
2.
Menghasilkan kesepakatan atau
perjanjian
3.
Menghasilkan penyelesaian yang
saling menguntungkan kedua belah pihak
4.
Memprioritas atau menitikberatkan
pada kepentingan bersama
5.
Memiliki tujuan praktis, yaitu
sebagai media penghasil kesepakatan yang dapat diterima oleh pihak-pihak yang
berkepentingan
Ciri Kebahasaan teks negosiasi
1.
Berisi pasangan tuturan.
2.
Memiliki Bahasa sopan dan santun.
3.
Terdapat bahasa untuk membujuk
sesuatu (ungkapan persuasif ).
4.
Bersifat memerintah dan memenuhi
perintah.
5.
Hasil kesepakatan tidak memberatkan
atau merugikan dua belah pihak.
Tujuan Negosiasi
1.
Memperoleh jalan keluar berupa
kesepakatan antara pihak-pihak yang berkepentingan
2.
Mempersatukan perbedaan pendapat
yang ada antara pihak-pihak yang berkepentingan
3.
Menghindari kerugian seperti
memberatkan salah satu dari pihak-pihak yang berkepentingan
Struktur Negosiasi Secara Umum
Sebelum membuat teks negosiasi kita
harus mengetahui beberapa struktur yang ada didalamnya. Struktur didalam teks
negosiasi terdiri dari pembukaan, isi dan penutup.
Berikut lebih detail penjelasan mengenai struktur tersebut.
1. Pembukaan
Biasanya pembukaan ini berisi
mengenai basa basi atau pengenalan diri, salam dan sapa yang bertujuan sebagai
pengiring topik.
2. Isi
Bagian isi teks negosiasi berisi
mengenai inti pembahasan. Bagian isi dalam teks negosiasi ini terbagi menjadi
dua yaitu penyampaian materi serta tawar-menawar dan penyelesaian masalah.
Penyampaian materi isinya terkait pernyataan dan pemberitahuan mengenai
masalah. Sedangkan yang disebut dengan tawar-menawar dan penyelesaian masalah
adalah bagian yang berisi negosiasi atau proses penyelesaian tujuan yang
berbeda hingga tercapai kesepakatan atau perjanjian.
3. Penutup
Bagian penutup ini merupakan bagian
terakhir dalam teks negosiasi dan biasanya berisi tentang basa-basi yang
memiliki arti. Seperti ucapan terima kasih dan lain sebagainya.
5 tahapan negosiasi yaitu:
1.
Persiapan dan perencanaan
Pada tahap ini kita diharapkan bisa memutuskan apa yang kita mau dan kenapa. Pengumpulan data sangat diperlukan untuk mendukung posisi kita. Penyampaian argumen dalam mendukung posisi kita haruslah dengan bijaksana. Selain itu kita juga harus menentukan apa yang diinginkan pihak lain dan kenapa. Mengerti kemampuan kita dan pihak lain serta mengatur dan mengembangkan strategi kita dalam bernegosiasi.
Pada tahap ini kita diharapkan bisa memutuskan apa yang kita mau dan kenapa. Pengumpulan data sangat diperlukan untuk mendukung posisi kita. Penyampaian argumen dalam mendukung posisi kita haruslah dengan bijaksana. Selain itu kita juga harus menentukan apa yang diinginkan pihak lain dan kenapa. Mengerti kemampuan kita dan pihak lain serta mengatur dan mengembangkan strategi kita dalam bernegosiasi.
2.
Definisi peraturan
Menentukan garis besar dan aturan untuk bernegosiasi, siapa yang akan menjadi bagian dari negosiasi dan masalah apa yang akan kita negosiasikan. Waktu dan tempat negosiasi juga perlu kita tentukan, kapan dilakukan, berapa lama dan lokasi negosiasi.
Menentukan garis besar dan aturan untuk bernegosiasi, siapa yang akan menjadi bagian dari negosiasi dan masalah apa yang akan kita negosiasikan. Waktu dan tempat negosiasi juga perlu kita tentukan, kapan dilakukan, berapa lama dan lokasi negosiasi.
3.
Penjelasan dan pembenaran
Dalam tahap ini masing-masing pihak mengutarakan apa yang diinginkan. Kita bisa memberikan dokumentasi yang diperlukan untuk mendukung posisi kita.
Dalam tahap ini masing-masing pihak mengutarakan apa yang diinginkan. Kita bisa memberikan dokumentasi yang diperlukan untuk mendukung posisi kita.
4.
Tawar menawar dan penyelesaian
masalah
Pencarian solusi dilakukan dalam tahap ini. Kedua belah pihak diharapkan saling fokus pada masalah dan kepentingan bukan pada orang atau posisi. Pandangan kedepan diperlukan untuk mempercepat menemukan titik temu. Mengungkit-ungkit masa lalu akan memperlambat proses penyelesaian masalah. Ide yang menarik dan bervariasi bisa muncul dalam rangka menyelesaikan masalah.
Pencarian solusi dilakukan dalam tahap ini. Kedua belah pihak diharapkan saling fokus pada masalah dan kepentingan bukan pada orang atau posisi. Pandangan kedepan diperlukan untuk mempercepat menemukan titik temu. Mengungkit-ungkit masa lalu akan memperlambat proses penyelesaian masalah. Ide yang menarik dan bervariasi bisa muncul dalam rangka menyelesaikan masalah.
5.
Penutupan dan implementasi
Ini adalah tahap terakhir dari negosiasi. Segala sesuatu yang diputuskan bersama hendaknya diformalkan. Hal-hal yang musti dipastikan adalah:
• Dokumen yang sudah disepakati
• Meneliti kembali pon-poin utama untuk menghindari salah pengertian
• Uraikan dengan jelas semua ketetapan dari persetujuan
• Buatlah secara tertulis
• Kedua pihak harus membaca dan menandatangani untuk memperoleh kesepakatan atas apa yang dirundingkan
Ini adalah tahap terakhir dari negosiasi. Segala sesuatu yang diputuskan bersama hendaknya diformalkan. Hal-hal yang musti dipastikan adalah:
• Dokumen yang sudah disepakati
• Meneliti kembali pon-poin utama untuk menghindari salah pengertian
• Uraikan dengan jelas semua ketetapan dari persetujuan
• Buatlah secara tertulis
• Kedua pihak harus membaca dan menandatangani untuk memperoleh kesepakatan atas apa yang dirundingkan
Kaidah Kebahasaan Negosiasi
Selain
kita harus memperhatikan struktur teks negosiasi, dalam membuat teks ini kita
juga harus memperhatikan kaidah kebahasaan negosiasi agar negosiasi bisa
berjalan dengan baik. Berikut detail mengenai kaidah kebahasaan teks negosiasi
secara umum.
1.
Dimulai dengan argumen yang terkuat
dengan didukung oleh sebuah fakta. Maksudnya adalah mulai teks negosiasi dengan
sebuah teks yang benar-benar dapat dibuktikan kebenarannya agar argumen kita
semakin kuat dimata pihak mitra.
2.
Dalam satu waktu tidak menyajikan
lebih dari tiga argument. Maksudnya adalah dalam sekali bernegosiasi sebaiknya
jangan menyampaikan lebih dari tiga argument agar negosiasi tidak
berbelit-belit.
3.
Argumen dibagun dengan hati-hati,
mengikat dan logis. Maksudnya adalah kembali pada kaidah nomor 1, mulai
argument dengan sebuah kebenaran (logis/sesuai fakta) dan susun apa yang harus
disampaikan dengan hati-hati agar hasil negosiasi yang diinginkan bisa
tercapai.
4.
Menggunakan bahasa yang sopan dan
santun.
5.
Memberikan pandangan, kesimpulan,
dan lontaran kata seperti “tidak” bila tidak setuju dengan penjelasan yang
disampaikan oleh mitra negosiasi. Maksudnya adalah selalu memberikan alasan
atau lontaran kata-kata terhadap setiap keputusan yang diberikan mitra bila
kita menentang atau menerima sebuah keputusan tersebut.
6.
Memberikan penjabaran kembali
mengenai pokok negosiasi pihak mitra sebagai tanda bahwa kita mengerti apa yang
dikatakan mitra negosiasi. Maksudnya adalah selalu memberikan respon atau
penjabaran yang tepat terhadap apa yang telah disampaikan oleh mitra, bila
mitra negosiasi melontarkan kata-kata agar negosiasi dapat berjalan dengan
baik.
7.
Meminta alasan terkait persetujuan
yang dilontarkan, mengapa iya dan mengapa tidak. Maksud point ke 7 ini adalah
meminta mitra negosiasi untuk menjelaskan alasan terkait persetujuan yang
dilontarkan.
8.
Tidak menyela argumen pihak mitra
tetapi mendengarkan dan mencari kelemahan. Maksudnya, bila pihak mitra sedang
menyampaikan sebuah argument sebaiknya kita mendengarkan dan mencari titik yang
harus digaris bawahi agar dapat menerima dan mengerti secara baik inti argument
yang disampaikan sehingga setelah itu kita dapat merespon dengan sesuai.
9.
Hasil kesepakatan tidak merugikan
kedua belah pihak terkait. Maksudnya, kesepakatan atau hasil akhir sebuah
negosiasi harus dicari sampai dapat diterima oleh kedua pihak agar tidak ada
yang merasa dirugikan.
Selain
diatas, berikut beberapa ciri negosiasi dilihat dari segi isinya.
·
Negosiasi menghasilkan kesepakatan,
baik kedua belah pihak saling sepakat ataupun kedua belah pihak sepakat untuk
tidak sepakat.
·
Tiap-tiap pihak yang bernegosiasi
memperjuangkan kepentingannya masing-masing.
Negosiasi merupakan sarana untuk mencapai peneyelesaian.
Negosiasi merupakan sarana untuk mencapai peneyelesaian.
·
Negosiasi bertujuan praktis, yaitu
mencapai kesepakatan yang dapat diterima oleh kedua belah pihak.
Strategi dan Teknik Negosiasi
Negosiasi
meliputi mempersiapkan rencana strategis sebelum dimulainya negosiasi dan
mengambil keputusan taktis yang baik selain negosiasi. Strategi negosiasi dapat
diartikan sebagai suatu komitmen untuk suatu pendekatan menyeluruh yang
memiliki peluang besar untuk mencapai tujuan negosiator. Ada 3 (tiga) strategi
negosiasi yang dapat dikembangkan yaitu:
a.
Win-win strategy (strategi menang-menang)
Yaitu pendekatan bernegosiasi yang ditujukan kepada kemenangan kedua belah pihak, dengan prinsip “meminta tanpa menekan dan memberi tanpa desakan”, cara perundingan ini adalah menyelesaikan masalah yang didasari rasa saling menghormati, menghindari konflik.
Yaitu pendekatan bernegosiasi yang ditujukan kepada kemenangan kedua belah pihak, dengan prinsip “meminta tanpa menekan dan memberi tanpa desakan”, cara perundingan ini adalah menyelesaikan masalah yang didasari rasa saling menghormati, menghindari konflik.
b.
Win-lose strategy (strategi menang kalah),
Yaitu suatu strategi negosiasi untuk memperoleh kemenangan mutlak, strategi ini berdasarkan kepada keinginan untuk mengalahkan dan merugikan orang lain.Strategi ini sering menimbul kan permasalahan. Oleh karena itu setrategi ini dianggap strategi licik.
Yaitu suatu strategi negosiasi untuk memperoleh kemenangan mutlak, strategi ini berdasarkan kepada keinginan untuk mengalahkan dan merugikan orang lain.Strategi ini sering menimbul kan permasalahan. Oleh karena itu setrategi ini dianggap strategi licik.
c.
Lose-lose Strategy (Strategi kalah-kalah),
Strategi ini sangat merugikan kedua belah pihak karena masing-masing hanya melampiaskan emosinya yang tidak rasional. Strategi ini tidak akan menyelesaikan masalah tetapi memperpanjang konfl ik, karena itu strategi ini dianjurkan untuk tidak dipergunakan.
Strategi ini sangat merugikan kedua belah pihak karena masing-masing hanya melampiaskan emosinya yang tidak rasional. Strategi ini tidak akan menyelesaikan masalah tetapi memperpanjang konfl ik, karena itu strategi ini dianjurkan untuk tidak dipergunakan.
5 Strategi Agar Negosiasi Berjalan
Lancar
5 Strategi Agar Negosiasi Berjalan
Lancar
Ketika
sedang melakukan negosiasi, pastikan poin yang kamu utarakan adalah benar
adanya. Jika dasarnya saja memang sudah ‘benar’, maka targetpun akan dengan
mudah dicapai. Satu hal yang tidak kalah penting, buatlah diri kamu selalu
tampak profesional di depan mereka. Yuk, langsung saja kita jelaskan sedikit
tentang bagaimana melakukan negosiasi tanpa harus berlaku kasar:
1.
Hati-Hati
dengan Nada BicaramuPenelitian menemukan bahwa suara
seseorang saat berbicara menentukan bagaimana pesannya dapat tersampaikan
dengan baik. Dan perlu kamu ketahui, bahwa nada atau suara seseorang bahkan
lebih penting jika dibandingkan dengan pesan itu sendiri.
Perlu kamu perhatikan, jika nada suaramu mulai meninggi, bisa jadi ada 2 kemungkinan: pertama, kamu terlalu excited tentang topik pembicaraannya. Atau yang kedua, kamu malah menggebu karena tidak setuju dengan arah topik pembicaraan. Jadi, ketika kamu merasa seperti itu, alangkah baiknya diam sejenak untuk mengatur nada bicaramu selanjutnya.
Perlu kamu perhatikan, jika nada suaramu mulai meninggi, bisa jadi ada 2 kemungkinan: pertama, kamu terlalu excited tentang topik pembicaraannya. Atau yang kedua, kamu malah menggebu karena tidak setuju dengan arah topik pembicaraan. Jadi, ketika kamu merasa seperti itu, alangkah baiknya diam sejenak untuk mengatur nada bicaramu selanjutnya.
2.
Hindari
Kata-Kata yang Kurang MeyakinkanCalon
klien kamu bisa jadi ragu terhadap kredibilitas perusahaanmu, jika pada saat
negosiasi tidak berjalan lancar. Hal ini bisa saja terjadi jika saat negosiasi,
kamu mengeluarkan kata hubung seperti “uhm”, “ah”, “uh” dan lain sebagainya.
Selain menghilangkan kredibilitas perusahaanmu, kata-kata gumaman seperti itu
juga akan merusak momen proses negosiasi yang tengah berlangsung.
Hasil studi mengatakan bahwa penggunaan kata sepeti itu, akan mengurangi nilai worth-to-buying produk/jasa kamu. Jadi, berhati-hatilah.
Hasil studi mengatakan bahwa penggunaan kata sepeti itu, akan mengurangi nilai worth-to-buying produk/jasa kamu. Jadi, berhati-hatilah.
3.
Lakukan
risetRiset ini sangat perlu dilakukan
sebelum proses negosiasi dilakukan. Selain untuk memperkuat argumen yang telah
kamu miliki, riset juga dapat membantu menunjukkan betapa profesional-nya kamu
dan perusahaan ketika melakukan presentasi. Dan ingat, riset ini tidak melulu
tentang data. Kamu juga bisa cari tau tentang visi misi mereka, sehingga pada
saat melakukan negosiasi kamu akan menyesuaikan dengan profil si calon klien.
4.
Jangan
Terlalu ‘Personal’Ketika si calon klien mulai
menunjukkan rasa ke-tidak tertarik-an, maka kamu harus hati-hati dalam
menanggapinya. Jika sudah sampai pada titik ini, biasanya mereka akan segera
ingin mengakhiri sesi negosiasi. Jangan panik, berfokuslah pada hal-hal yang memang
menjadi inti pembicaraan kamu dan calon klien. Fokus pada fakta yang ada,
jangan ke personalitas orang tersebut ataupun diri kamu. Jika si klien
berbicara di luar fokus yang ada, cobalah hindari dan kembalikan fokus
pembicaraan ke arah sebenarnya. Don’t be personal talk.
5.
Perhatikan
Bahasa TubuhmuSaat berbicara, baik secara sadar
maupun tidak, pasti ada beberapa bagian tubuh yang mengikuti pergerakan saat
kamu berbicara. Pada saat negosiasi, -dalam situasi ditolak- dapat dipastikan
ekspresi wajahmu akan berubah, cobalah untuk mengontrolnya agar tidak terlalu
tampak saat berbicara. Saat berbicara dengan klien, hindari memegang sesuatu
seperti tas atau apapun yang dapat membuatmu semakin terlihat gugup. Jika kamu
ingin menolak secara halus, cukup mengangguk dan tersenyum, cara ini merupakan
cara yang paling mudah untuk penolakan pendapat. Nah, giliran kamu yang
berbicara mulailah ungkapkan apa yang kamu rasakan.Ini hanyalah segelintir cara
agar negosiasi yang kamu lakukan dengan calon klien dapat berjalan lancar.
Apakah kamu memiliki strategi lain? Write a comment below and give us
your brilliant ideas.
Contoh Teks Negosiasi Bisnis
Contoh teks negosiasi berikut ini
menceritakan tentang proses negosiasi peminjaman uang antara seorang nasabah
dengan pihak bank. Berikut ini contohnya:
Pegawai Bank: “Selamat pagi pak,
silahkan duduk, ada yang bisa kami bantu?”
Nasabah: “Selamat pagi bu. Ya,
terimakasih.”
Nasabah: “Begini bu, saya ingin
mengajukan proposal peminjaman uang untuk usaha ikan lele saya.”
Pegawai Bank: “Maaf, bisa saya lihat
proposalnya?”
Nasabah: “Ini bu, silahkan.”
Pegawai bank: “Sebenarnya, proposal
bapak ini sangat bagus, tidak ada masalah. Cuma kami dari
pihak bank tidak bisa memenuhi
permintaan dana sebesar 500 juta.”
Nasabah: “Jadi, kira-kira pihak bank
mampu memberikan berapa bu?”
Pegawai Bank: “Setelah saya hitung,
kami hanya menyanggupi sampai 300 juta pak, dengan bunga 4 %.”
Nasabah: “Tidak bisa ditambah lagi
bu? Usaha ini sebenarnya sangat sukses, pesanan ikan lele ke kami dari seluruh
Indonesia.”
Nasabah: “Dana ini rencananya akan
kami gunakan untuk menambah kapasitas produksi untuk memenuhi permintaan ikan
lele tersebut”
Pegawai Bank: “Tunggu dulu pak, saya
hitung ulang dulu”
Pegawai Bank: “Yah, sepertinya kami
sanggup memberikan 350 juta”.
Nasabah: “Wah, apakah tidak bisa
dinaikin lagi bu? Gimana kalau 400 juta?”
Pegawai Bank: “Maaf pak, hanya
segitu yang bisa kami sanggupi.”
Nasabah: “Iya deh bu, tidak apa-apa,
saya setuju.”
Mengevaluasi
teks negosiasi
Malam hari. Seorang ibu menunggu bus yang tak kunjung datang.
Ia memutuskan untuk menghentikan sebuah taksi di daerah Slipi karena semakin
malam dan khawatir.
Ibu : Pake argo, Pak?(1)
Supir : Tidak, Bu.Memang Ibu mau ke mana? (2)
Ibu : Kebon Nanas Tangerang, Pak. (3)
Supir : 150 mau, Bu?(4)
Ibu : Wah kemahalan, Pak. Saya biasa gak nyampe seratus. Gak masuk perumahan kok, Pak. (5)
Supir : seratus tiga puluh bagaimana? (6)
Ibu : seratus aja, ya, Pak!(7)
Supir : Seratus dua puluh, Bu. Gimana, Bu? Kalau tidak mau, cari taksi lain yang mau seratus! (8)
Ibu : Ya sudah, boleh, daripada tidak ada taksi lagi. (9)
Mari Evaluasi!
Menurut kalian, apakah teks di atas sudah termasuk ke dalam negosiasi yang baik? Struktur teks di atas termasuk ke dalam bentuk negosiasi yang muncul akibat tawar-menawar. Teks negosiasi tawar-menawar biasanya memiliki bagian orientasi, permintaan, pemenuhan, penawaran, persetujuan, pembelian, penutup. Namun, karena tawar-menawar di atas berkaitan dengan jasa, bagian pembelian dan penutup tidak disertakan. Berikut adalah penjabaran struktur teks tersebut.
Bagian orientasi terdapat pada tuturan No. 1 – 2, bagian permintaan ada pada tuturan No. 3, bagian pemenuhan ada pada No. 4, bagian penawaran pada No. 5 – 8, dan persetujuan pada No. 9.
Pada bagian orientasi (1), seorang ibu menanyakan penggunaan argo pada supir yang dijawab oleh supir bahwa ia tidak menggunakan argo. Ini merupakan bentuk inisiasi akan terjadinya tawar-menawar. Dalam bagian ini, terdapat kalimat interogativa/kalimat tanya. Bentuk kalimat interogativa juga terdapat pada tuturan No. 2, 4, 6, dan 8. Banyaknya kalimat interogativa menunjukkan bahwa jenis kalimat ini adalah jenis dan ciri yang dominan dalam teks negosiasi setelah persuasi. Selain kalimat interogativa, ciri negosiasi yang lain adalah adanya bentuk persuasif: suatu jenis teks yang sangat dibutuhkan dalam bernegosiasi . Dalam teks di atas, jenis kalimat ini muncul pada tuturan No. 5 dan 7. Ciri yang lain adalah kalimat argumentasi pada tuturan No. 8, sayangnya argumentasi yang diberikan tidak dengan menggunakan bahasa santun.
CATATAN:
Untuk mengevaluasi teks negosiasi perhatikanlah latar belakang/alasan terjadinya negosiasi, apakah karena konflik atau tawar-menawar? Setiap jenis negosiasi akan menghasilkan struktur yang berbeda. Setelah itu, analisislah ciri-ciri kebahasaannya, seperti penggunaan persuasi, interogativa, ataupun argumentasi.
Ibu : Pake argo, Pak?(1)
Supir : Tidak, Bu.Memang Ibu mau ke mana? (2)
Ibu : Kebon Nanas Tangerang, Pak. (3)
Supir : 150 mau, Bu?(4)
Ibu : Wah kemahalan, Pak. Saya biasa gak nyampe seratus. Gak masuk perumahan kok, Pak. (5)
Supir : seratus tiga puluh bagaimana? (6)
Ibu : seratus aja, ya, Pak!(7)
Supir : Seratus dua puluh, Bu. Gimana, Bu? Kalau tidak mau, cari taksi lain yang mau seratus! (8)
Ibu : Ya sudah, boleh, daripada tidak ada taksi lagi. (9)
Mari Evaluasi!
Menurut kalian, apakah teks di atas sudah termasuk ke dalam negosiasi yang baik? Struktur teks di atas termasuk ke dalam bentuk negosiasi yang muncul akibat tawar-menawar. Teks negosiasi tawar-menawar biasanya memiliki bagian orientasi, permintaan, pemenuhan, penawaran, persetujuan, pembelian, penutup. Namun, karena tawar-menawar di atas berkaitan dengan jasa, bagian pembelian dan penutup tidak disertakan. Berikut adalah penjabaran struktur teks tersebut.
Bagian orientasi terdapat pada tuturan No. 1 – 2, bagian permintaan ada pada tuturan No. 3, bagian pemenuhan ada pada No. 4, bagian penawaran pada No. 5 – 8, dan persetujuan pada No. 9.
Pada bagian orientasi (1), seorang ibu menanyakan penggunaan argo pada supir yang dijawab oleh supir bahwa ia tidak menggunakan argo. Ini merupakan bentuk inisiasi akan terjadinya tawar-menawar. Dalam bagian ini, terdapat kalimat interogativa/kalimat tanya. Bentuk kalimat interogativa juga terdapat pada tuturan No. 2, 4, 6, dan 8. Banyaknya kalimat interogativa menunjukkan bahwa jenis kalimat ini adalah jenis dan ciri yang dominan dalam teks negosiasi setelah persuasi. Selain kalimat interogativa, ciri negosiasi yang lain adalah adanya bentuk persuasif: suatu jenis teks yang sangat dibutuhkan dalam bernegosiasi . Dalam teks di atas, jenis kalimat ini muncul pada tuturan No. 5 dan 7. Ciri yang lain adalah kalimat argumentasi pada tuturan No. 8, sayangnya argumentasi yang diberikan tidak dengan menggunakan bahasa santun.
CATATAN:
Untuk mengevaluasi teks negosiasi perhatikanlah latar belakang/alasan terjadinya negosiasi, apakah karena konflik atau tawar-menawar? Setiap jenis negosiasi akan menghasilkan struktur yang berbeda. Setelah itu, analisislah ciri-ciri kebahasaannya, seperti penggunaan persuasi, interogativa, ataupun argumentasi.
Menjelaskan Pengajuan, Penawaran dan
Persetujuan
-
Pengajuan
tahap : pengutaraan keinginan masing-masing.
Pada
tahap ini dapat dilihat apakah ada perbedaan kepentingan dan tujuan atau tidak?
Jika ternyata kedua belah pihak memiliki persamaan tujuan/persepsi, proses
dapat langsung masuk ke nomor lima. Dengan demikian, negosiasi tidak perlu
dilakukan. Dalam jual beli, barang atau jasa yang diinginkan bisa disampaikan
di tahap ini.
- Penawaran
: dalam tahap ini, satu pihak merasa keberatan atas tahap sebelumnya lalu melakukan
penawaran peringanan persyaratan.
-
Persetujuan
: Jika penawaran pada tahap sebelumnya dapat diterima oleh kedua belah pihak,
muncullah kesepakatan. Dalam tahap ini diharapkan tercipta suatu kondisi yang
saling menguntungkan dan kedua belah pihak mampu menyamakan persepsi.
Menganalisis Teks Negosiasi
Negosiasi
sering disebut juga adu penawaran atau adu perundingan. Dalam berunding tentu
ada sesuatu yang ingin dicapai. Pihak-pihak yang berunding tentu tidak mau
merugi. Dalam perundingan selalu ada tawar –menawar sehingga nanti terjadi
kesepakatan. Sebuah perundingan yang telah mencapai kesepakatan mempunyai
kepastian yang tegas. Kesepakatan ini harus ditaati oleh kedua pihak yang
berunding.Kesepakatan menandakan keberhasilan. Sebaliknya, sebuah perundingan
yang tidak mencapai kesepakatan berarti perundingan itu gagal. Oleh sebab itu,
sebuah negosiasi harus memperhatikan unsur tujuan, penawaran, alasan-alasan,
solusi , dan akhirnya kesepakatan.
Tujuan
harus diperhatikan sebab dalam sebuah perundingan tentu ada target/ sasaran
yang ingin dicapai bersama. Supaya tujuan ini tercapai, diperlukan penawaran-
penawaran dengan alasan- alasan dari kedua pihak yang berunding. Bila
alasan-alasan ini masuk akal, tentu akan tercapai kesepakatan. Selain itu,
penyampaian dengan gaya persuasif akan memudahkan tercapainya target tadi.
Perhatikan!
Ibu Min ingin membeli sprei batik
di Pasar Besar Beringharjo.
Di pasar itu banyak pedagang
grosir aneka macam batik.
(1)Bu Min : Ada sprei batik
dengan model terakhir,Bu?
(2)Pedagang : Ada. Model
kombinasi dengan kain polos atu model tambal sulam?
(3)Bu Min : Model yang pertama
saja.
(4)Pedagang : Ini, Bu. Silahkan
pilih.
(beberapa model sprei kombinasi,
sudah ada di depan pedagang).
(5)Bu Min : Berapa harganya?
(6)Pedagang : Seratus dua puluh
ribu per potong.
(7)Bu Min : Kok mahal? Seratus
ribu, ya?
(8)Pedagang: Aduh, itu belum
balik modal.
(9)Bu Min : Saya tambah lima ribu
rupiah.
(10)Pedagang: Maaf, masih rugi.
Tambah lima ribu lagi, Bu.
(11)Bu Min : Ya, sudah, seratus
sepuluh ribu. Saya beli satu saja.
(12)Pedagang: Supaya Ibu tidak
rugi, sebaiknya beli dua, Bu. Satu dicuci, satu untuk ganti. Dua warna ini
bagus, Bu.
(pedagang menyodorkan warna ungu
dan biru muda)
(13)Bu Min : Ibu ini pintar
merayu. Oke, saya ambil dua.
Mari
kita analisis!
Contoh negosiasi tersebut berisi
tujuan (1), penawaran (2-6), alasan- alasan (7-10) dan kesepakatan (11,13).
Pembeli ingin membeli sprei kombinasi di pasar besar. Bu Min melakukan
penawaran karena harga yang semula dirasa mahal. Akhirnya, terjadi kesepakatan
harga Rp 110.000, setelah tawar menawar. Berkat penawaran yang persuasif dari
pedagang (12) ,Bu Min akhirnya membeli dua buah sprei.
Poin
penting
Menganalisis isi teks berarti
menyelidiki isi teks. Hal tersebut dapat kita lakukan dengan memperhatikan
struktur teks yang kita analisis. Kesesuaian struktur teks yang dianalisis
dengan struktur teks baku. Khusus pada teks negosiasi kita dapat
menganalisisnya dalam bagian judul, tujuan, model penawaran, kesepakatan, dan
penutup.
loading...
0 Comment to "Teks Negosiasi"
Post a Comment