MELAKUKAN OVERHOUL SISTEM PENDINGIN
DAN KOMPONENNYA
1. Pendahuluan
Pada umumnya mesin mobil
menggunakan sistem pendinginan air, dan hanya sebagian kecil mobil saja yang
menggunakan mesin berpendingin udara. Meskipun mesin menggunakan sistem pendinginan
air, sebenarnya menggunakan juga udara secara tidak langsung sebagai pendingin.
Mesin atau motor atau engine mobil merupakan penghasil tenaga atau power yang akan dimanfaatkan untuk menjalankan mobil. Tenaga atau power mesin
dihasilkan dari proses pembakaran campuran bahan bakar dan udara yang terjadi
didalam ruang bakar silinder mesin. Mesin mobil yang ada di masyarakat
Indonesia umumnya adalah mesin 4 tak atas 4 silinder dengan rentang putaran
mesin terendah sekitar 700 rpm (rotasi per menit) sampai putaran mesin maksimum
sekitar 8.000 rpm. Berarti pada mesin 4 silinder tersebut saat putaran terndah
setiap menitnya akan terjadi 1.400 kali proses pembakaran dan pada putaran
maksimum setiap menitnya akan terjadi 16.000 kali proses pembakaran, yang mana
temperatur pembakaran dapat mencapai sekitar 2.000o C. Maka dapat dibayangkan bahwa komponen mesin terutama
torak/piston, silinder, katup-katup dan kepala silinder mendapat beban panas
yang luar biasa selama mesin hidup.
Oleh karena komponen utama
mesin tersebut memiliki batas kemampuan terhadap beban panas, maka pada mesin
dilengkapi dengan sistem pendinginan yang baik, sehingga panas pada komponen
logam mesin yang berlebih dapat diserap (berpindah) ke air pendingin dan selanjutnya ke udara. Dengan adanya
sistem pendinginan, komponen mesin tetap terjaga kemampuannya terhadap beban
panas yang ada, sehingga mesin mobil tetap dapat berfungsi dengan baik dalam
waktu yang lama, bahkan banyak mesin mobil yang masih berfungsi baik setelah
mobil digunakan lebih dari 30 tahun.
2. Komponen Sistem
Pendinginan Air
Komponen sistem pendinginan air pada mesin
mobil seperti terlihat pada gambar berikut, selain air sebagai media utama
pendingin serta udara yang melewati radiator, adalah :
a. Kantong air (1) yang terdapat
pada rongga-rongga blok mesin dan kepala silinder, yang selalu dipenuhi air
pendingin.
b. Slang air atas (2), untuk
mengalirkan air panas mesin ke radiator.
c. Slang air bawah (3), untuk
mengalirkan air yang telah didinginkan radiator kembali bersirkulasi ke mesin.
d. Radiator (4), untuk memindahkan
panas dari air ke sirip-sirip radiator dan selanjutnya ke udara yang melewati
radiator.
e. Termostat (5), untuk menutup
dan membuka aliran air dari mesin ke radiator.
f. Pompa air (6), untuk mempercepat sirkulasi air pada sistem pendinginan.
g. Ventilator atau kipas (7),
untuk mengalirkan udara melewati radiator supaya pendinginan
tidak hanyatergantung pada udara dari kecepatan mobil.
h. Tutup radiator (8), untuk mengatur tekanan air dalam sistem
pendinginan.
i. Reservoir (9), sebagai tempat
persediaan air dan untuk meyeimbangkan perbedaan volume air pendingin akibat
panas.
3. Cara Kerja Sistem Pendinginan Air
(gambar 1)
Proses pendinginan adalah proses berpindahnya
energi panas atau kalor dari zat yang bertemperatur lebih tinggi ke zat lain
yang bertemperatur lebih rendah. Cara kerja sistem pendinginan air pada mesin
dapat dijelaskan pada saat mesin sudah hidup, mulai dari kondisi temperatur
mesin masih dingin atau bertemperatur udara luar atmosfir, kemudian diharapkan
mesin cepat panas atau cepat mencapai temperatur kerja yang diinginkan (80°C s.d 1000 C) dan selanjutnya mempertahankan temperatur kerja mesin tersebut,
jangan sampai temperatur mesin dibawah batas tersebut dan juga jangan sampai
temperatur mesin diatas batas atas tersebut diatas (overheating).
Gambar 1. Sistem Pendinginan Air pada
Mesin
a. Temperatur Mesin Dingin Sampai
Temperatur Kerja
Pada saat mesin masih dingin (bertemperatur
udara atmosfir) dan kemudian mesin dihidupkan, maka di dalam silinder terjadi
proses pembakaran yang berulang-ulang, sehingga komponen mesin dan air
pendingin temperaturnya semakin meningkat. Bersamaan dengan itu, pompa air (6)
berputar, maka terjadi sirkulasi air hanya di dalam rongga blok motor dan
kepala silinder (1). Air tidak dapat bersirkulasi melewati radiator (4), karena
termostat (5) masih tertutup. Oleh karena sirkulasi air hanya di dalam mesin
dan air tidak didinginkan radiator, maka komponen mesin dan air menjadi cepat
panas atau disebut dengan mesin telah panas, mencapai temperatur kerja yang
diinginkan (80°C s.d 1000 C).
b. Temperatur Kerja Mesin Stabil
Setelah mesin panas atau mencapai temperatur
kerja, temperatur mesin tidak boleh naik lagi melebihi batas atas temperatur
kerja, karena akan mengakibatkan panas mesin berlebihan (overheating), harus diupayakan temperatur kerja mesin stabil pada rentang
temperatur yang diinginkan (80°C s.d 1000 C).
Supaya temperatur mesin tidak naik lagi, maka air pendingin yang panas harus disirkulasikan
dan didinginkan radiator. Oleh karena itu saat mesin panas termostat harus
membuka, sehingga sirkulasi air tidak hanya di dalam mesin, tetapi melewati
termostat (5), slang bagian atas (2), radiator (4), slang bagian bawah (3), pompa air (6) dan ke
dalam mesin (1), termostat dan seterusnya. Akibatnya panas air pada radiator
akan berpindah ke sirip-sirip radiator dan terus berpindah ke udara yang
melewati radiator. Dengan sirkulasi air yang terus menerus melewati radiator
dan didinginkan oleh udara yang selalu lewat dari depan kendaraan ke arah
mesin, maka temperatur air yang cenderung semakin panas akan didinginkan,
sehingga mesin akan terjaga tidak melebihi batas panas temperatur kerja. Kipas yang berputar akan menjamin kecukupan aliran udara yang melewati radiator.
4. Termostat
Termostat yang digunakan pada sistem
pendinginan kebanyakan adalah jenis wax thermostat/termostat lilin (gambar 2).
Kerja termostat mengikuti temperatur air pendingin, ketika air masih dibawah
temperatur kerja, lilin belum meleleh dengan cukup sehingga termostat menutup,
dan ketika air mulai mencapai temperatur kerja, lilin semakin mencair dan mampu
melawan pegas yang ada sehingga termostat mulai membuka dan akan semakin
membuka penuh bersamaan dengan naiknya temperatur kerja mesin. Jadi, air
pendingin semakin panas, termostat semakin terbuka, maka air yang didinginkan
radiator semakin banyak. Demikian juga sebaliknya jika air pendingin semakin
turum temperaturnya, termostat semakin tertutup, maka air yang didinginkan radiator
semakin sedikit.
Gambar
2. Termostat
5. Tutup
Radiator
Tutup radiator berfungsi untuk menaikkan tekanan air didalam sistem pendinginan. Pada
temperatur kerja,air sistem pendinginan bertekanan 80-120 kPa (0,8-1,2
bar). Dengan tekanan air melebihi tekanan atmosfir
tersebut, maka titik didih air pendingin dapat naik mencapai 120 derajat Celcius,
maka sistem pendinginan menjadi lebih aman, karena air tidak
cepat mendidih.
Gambar 3. Tutup Radiator
a. Saat MesinPanas
Saat mesin/motor hidup dan menjadi panas (mencapai
temperatur kerja), maka temperatur dan tekananair pendinginan akan naik dan volume air mengembang, maka katup pelepas akan membuka pada tekanan ‘teknik’ 80-120 kPa(0.8-1.2 bar), akibatnya air akan mengalir ke reservoir dan berhenti ketika katup
pelepas kembali menutup pada saat tekanan air dalam radiator turun dibawah 80-120 kPa(0.8-1.2 bar).
b. Saat Mesin Dingin
Setelah mesin/motor dimatikan, maka semakin lama temperatur mesin
dan air akan semakin turun bahkan mencapai temperatur udara luar/atmosfir serta
volume air menyusut. Akibatnya akan terjadi ruang kosong dan vakum (dibawah
tekanan atmosfir) diatas permukaan air pendingin dalam radiator. Dengan
terjadinya vakum ini maka katup vakum radiator akan membuka,akibatnyaair
pendingin dalam tangki reservoir yang bertekanan atmosfir akan mengalir
(terisap) masuk memenuhi ruang dalam radiator, dan selanjutnya kevakuman diatas
air dalam radiator semakin hilang dan katup vakum kembali tertutup.
6. Kekurangan,
Kerusakan dan Gangguan pada Sistem Pendinginan
a. Kekurangan atau kehabisan air
pada radiator dan reservoir.
b. Sabuk penggerak (fan
belt) pompa air kendor atau putus.
c. Slang-slang air radiator tidak
tersambung dengan baik, retak-retak atau bocor.
d. Radiator kotor atau bocor.
e. Termostat tidak dipasang atau
rusak dalam kondisi terbuka terus atau
f. Termostat rusak dalam kondisi
tertutup terus.
g. Tutup radiator tidak menutup
dengan rapat atau katup pelepas dan katup vakumnya tidak dapat terbuka.
h. Seal pompa air bocor.
Daftar Pustaka
1. Bohner, Max, Fachkunde
Kraftfahrzeugtechnik, Verlag Europa Lehrmittel,
Nourney, Vollmer GmbH & Co., Duesslberger Strasse 23, 42781 Hanan-Gruiten,
27 Auflage 2008.
2. -------------------, Kraftfahr
Technisches Taschenbuch, Robert Bosch GMBH, Stuttgart, 2001.
3. Arismunandar Wiranto, Motor
Bakar Torak, Edisi ke empat, Penerbit ITB Bandung, 1988.
DOWNLOAD MAKALAH DISINI
loading...
Jadi, apa yang harus saya lakukan agar ac mobil saya selalu menghasilkan pendingin yang baik, dan tidak terlalu banyak kerusakan pada sparepart ac saya tersebut gan ?
ReplyDeleteInformasi yang sangat bermanfaat sekali, semoga saya bisa menjaga mesin pendingin (AC) mobil saya, agar terhindar dari kerusakan yang saya tidak inginkan.
ReplyDeleteIya
ReplyDelete