MAKALAH PAI
IMAN KEPADA SIFAT-SIFAT ALLAH
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Perihal
mengenai Aqidah ataupun Tauhid tak akan lepas dari Arkanul Iman (Rukun
Iman).Secara bahasa Aqidah diartikan dengan : Simpulan,ikatan dan
sangkutan.Secara teknis diartikan dengan : Iman,kepercayaan dan keyakinan[1].Adapun pandangan Ulama’ Islam menetapkan
: Aqidah adalah kepercayaan yang sesuai dengan kenyataan yang dapat dikuatkan
dengan dalil.
Iman atau percaya kepada Tuhan
merupakan fitrah manusia sebagai makhluk yang diciptakan,karena ia tak mampu
hadir tanpa ada yang menghadirkan.Petunjuk akal telah menyatakan kewujudan
Allah,karena seluruh makhluk yang ada ini,termasuk yang sudah berlalu maupun
yang akan datang kemudian,sudah tentu ada pencipta yang menciptakannya[2].Yang artinya,tidak ada suatu hasil
penciptaan tanpa Pencipta .”Apabila anda ditanya,dengan apa anda mengenala Rabb
anda?Maka jawablah,dengan ayat-ayat dan makhluk-makhluk-Nya.Diantara
ayat-ayat-Nya adalah malam,siang,matahai dan bulan.Diantara makhluk-makhluk-Nya
adalah tujuh langit dan tujuh bumi beserta siapa saja yang berada didalamnya
serta apa saja yang berada diantara keduanya[3]
Pencakupan
Iman kepada Allah swt mencakup empat hal : 1).Iman
kepada kewujudan(adanya allah),2).Iman kepada Rububiyyah-Nya,3).Iman kepada
Uluhiyyah-Nya,4).Iman kepada nama-nama dan sifat-Nya[4].
B. Rumusan
Masalah
1.Apa yang dimaksud dengan iman kepada Allah swt?
2.Bagaimana ruang lingkup beriman (ma’rifat) kepada
Allah swt?
3.Mengapa kita wajib mengimani akan adannya Tuhan
(Allah)?
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Iman Kepada Allah
Kata iman berasal dari
bahasa Arab yang artinya percaya. Menurut ilmu tauhid, iman yaitu membenarkan
dengan hati, mengucapkan dengan lisan, dan mengamalkan dengan tindakan. Jadi
ada tiga unsur orang dapat dikatakan beriman kepada Allah swt., meliputi: hati,
lisan, dan anggota badan. Membenarkan dengan hati bahwa Allah itu ada dengan
segala sifat keagungan-Nya. Lisan kita mengucapkan atau mengikrarkan adanya
Allah swt., sedangkan badan kita mengerjakan apa yang menjadi perintah-Nya dan
menjauhi segala larangan-Nya.
Jadi, seseorang
dikatakan sebagai mukmin (orang yang beriman), apabila sudah memenuhi ketiga
unsur di atas. Jika seseorang mengaku beriman kepada Allah swt. sebatas pada
hati dan ucapannya saja, tetapi perilakunya belum menggambarkan sebagai seorang
yang memiliki iman, maka orang tersebut belum bisa dikategorikan sebagai
mukmin. lni karena ketiga unsur di atas merupakan satu kesatuan yang tidak
dapat dipisah-pisahkan.
Perintah beriman kepada Allah swt,
merupakan perintah Allah kepada umat manusia. Firman Allah Q.S. An-Nisa': 136
Artinya: "Wahai orang-orang yang
beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang
Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya.
Barang siapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya,
rasul-rasul-Nya, dan hari Kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat
sejauh-jauhnya."
B.
Sifat-sifat Allah
Sifat adalah sesuatu
yang memberikan ciri khas pada zatnya. Sifat bagi Allah adalah sesuatu yang
menjadi ciri khas zat Allah swt. Adapun sifat-sifat Allah dapat dikelompokkan
menjadi tiga, yaitu sebagai berikut.
1.
Sifat Wajib, yakni sifat-sifat yang
pasti dimilki oleh Allah swt. Ada 13 sifat wajib atau 20 termasuk sifat-sifat
maha atau paling.
2.
Sifat Mustahil, yakni sifat-sifat yang
tidak mungkin ada pada Allah swt., sifat ini kebalikan dari sifat-sifat wajib.
Jumlahnya ada 13.
3.
Sifat Jaiz, yakni sifat yang mungkin
bagi Allah swt. untuk berbuat sesuatu atau tidak berbuat sesuatu sesuai dengan
kehendak-Nya. Sifat jaiz, yaitu "Fi'lu kulli mumkinin au tarkuhu".
1.
Wujud
Wujud berarti ada,
sifat mustahilnya adam berarti tidak ada. Adanya Allah swt., bukan karena ada
yang mengadakan atau menciptakan-Nya, tetapi Dia itu ada dengan Zat-Nya
sendiri. Allah swt. memiliki wujud, namun kemampuan kita tidak memadai untuk
memikirkan keberadaaan Zat-Nya. Kita hanya mampu menggapai fenomena atau gejala
alam yang merupakan ciptaan Allah swt. Sifat ini dijelaskan dalam Q.S.
Al-A'raf: 54.
2.
Qidam
Qidam artinya dahulu,
sifat mustahilnya hudus artinya baru. Allah swt. telah ada terlebih dahulu
sebelum segala sesuatu ada. Allah swt. tidak diciptakan, tetapi sebaliknya Allah
yang menciptakan segala sesuatu. Sebagai Sang Pencipta (Khalik) sudah pasti
keberadaan-Nya lebih dahulu daripada ciptaan-Nya. Sebagaimana firman-Nya dalam
Q.S. Al-Hadid: 3.
Artinya: "Dialah yang Awal dan yang
akhir yang Zhahir dan yang Bathin, dan Dia Maha mengetahui segala
sesuatu."
3.
Baqa'
Baqa' artinya
kekal,sifat mustahilnya fana' artinya:rusak atau binasa. Segala sesuatu yang
adipasti ada akhirnya. SeS6 atu yang hancur itu adalah makhluk, hanya Allah
yang tetap kekal: Firman Allah swt. Q.S. Ar-Rahman: 26-27.
Artinya: "Semua yang ada di bumf
itu akan binasa. Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan
kemuliaan."
4.
Mukhalafatu lilhawadisi
Mukhalafatu Jilhawadisi
artinya berbeda dengan makhluk-NyaLsifat mustahilnya MurnaiSalatu lilhavvadisi
artinya sama dengan makhluk-Nya. Allah swt. sebagai SingPencipta tidak mungkin
sama dengan ciptaan-Nya, sehingga kita tidak akan bisa menggambarkan wujud
Zat-Nya. Hakikat keadaan Allah lebih sempurna dari apa yang dapat kita
bayangkan.
Dijelaskan dalam Q.S. Asy-Syuraa: 11.
5.
Qiyamuhu binafsihi
Qiyamuhu binafsihi
artinya berdiri sendiri, sifat mustahilnya qiyamuhu bigairihi artinya
bergantung pada yang lain. Adanya Allah
itu karena dengan Zat-Nya sendiri, Allah tidak bergantung pada sesuatu dari
luar diri-Nya. Firman Allah swt. Q.S. Ali-Imran: 2.
Artinya: "Allah, tidak ada Tuhan
(yang berhak disembah) melainkan Dia yang hidup kekal lagi terus-menerus
mengurus makhluk-Nya."
6.
Wandaniyah
Wandaniyah artinya Esa
atau tunggal, sifat mustahilnya ta'adud artinya berbilang atau lebih dari satu.
Jika Allah lebih dari satu, maka akan terjadi persaingan untuk sating
mengungguli atau menjatuhkan satu sama lain, sehingga kekuasaan-Nya menjadi
tidak mutlak. Sebagai muslim kita harus meyakini bahwa Allah itu Esa dalam zat,
esa dalam sifat, dan esa dalam perbuatan-Nya. Sifat ini dijelaskan dalam Q.S.
Al-ikhlas: 1-4.
7.
Qudrat
Qudrat artinya
berkuasa, sifat mustahilnya 'ajzun artinya lemah. Kekuasaan Allah mutlak dan
tiada batas, Dia merencanakan, menciptakan, dan mengelola ciptaan-Nya tanpa ada
hambatan dan rintangan apapun dan dari manapun. Firman Allah swt.
Q.S. Ali-lmran:189.
Artinya: "Kepunyaan Allah-lah
kerajaan langit dan bumf, dan Allah Maha Perkasa atas segala sesuatu."
8.
Iradah
Iradah artinya
berkehendak, sifat mustahilnya karohah artinya terpaksa. Dengan sifat iradah
Allah berbuat apa saja sesuai kehendak-Nya, tanpa ada paksaan pihak lain.
Manusia hanya bisa merencanakan, sedangkan keputusan mutlak di tangan Allah
swt. Apa yang terjadi pada diri kita di dunia ini semua tidak lepas dari
iradat-Nya. Firman Allah swt. Q.S. Yasiin: 82.
Artinya: "Sesungguhnya keadaan-Nya
apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya:
"Jadilah!" Maka terjadilah ia."
9.
Ilmu
Ilmu artinya mengetahui,
sifat mustahilnya jahlun, artinya bodoh. Segala sesuatu di jagat rays ini yang
sederhana hingga ke hal-hal yang sangat rumit, yang tampak maupun yang
tersernbunyi, yang besar maupun yang kecil, dan sebagainya, sudah dapat membawa
kita kepada suatu bukti bahwa Dia-lah Zat Yang Maha Berilmu, Maha Mengetahui.
Sifat ini dijelaskan dalam Q.S. Al-Hujurat: 16.
10.
Hayat
Hayatartinya hidup,
sifat mustahilnya mautun artinya mati. Allah hidup berbeda dari hidup
makhluk-Nya. Allah hidup tanpa ada yang menghidupkan, makhluk lain hidup karena
ada yang menghidupkan, yaitu Allah swt. Allah hidup selama-lamanya, tidak
mengalarni kematian. Makhluk yang lain hidup, tetapipasti akan mengalami
kematian. Sifat ini dijelaskan dalam Q.S. Al-Baqarah: 255.
11.
Sama'
Sama' artinya
mendengar, sifat mustahilnya summun artinya tuli. Allah mendengar dengan
sempurna, tidak terbatas. Tidak ada yang dapat bersembunyi dari pendengaran
Allah. Bahkan Allah swt. juga mendengar suara dalam hati kita meskipun kita
belum mengucapkan secara lisan. Sebagaimana firman-Nya dalam Q.S. Al-Anbiya':
4:
Artinya: "Berkatalah Muhammad
(kepada mereka): "Tuhanku mengetahui semua perkataan di langit dan di bumf
dan Dialah yang Maha mendengar lagi Maha Mengetahui".
12.
Bashar
Basharartinya melihat,
sifat nustahilnya `umyun artinya buts. Penglihatan Allah bersifat mutlak.
Artinya penglihatan Allah tidak terbatas pada tempat maupun waktu. Allah
melihat segala sesuatu yang besar, yang kecil, yang nyata maupun yang gaib,
tidak ada satu pun peristiwa yang luput dari penglihatan-Nya. Sifat ini
dijelaskan dalam Allah Q.S. Ibrahim: 38.
13.
Kalam
Kalam artinya
berfirman/ berbicara, sifat mustahilnya bukmun artinya bisu. Bukti bila Allah
berfirman adalah adanya kitab suci yang diturunkan kepada utusan-Nya/ rasul. Perkataan Allah meliputi berbagai
bahasa yang dipahami manusia maupun makhluk lainnya. Firman Allah swt. Q.S.
An-Nisa': 164.
Artinya: "... dan Allah telah
berbicara kepada akan membawa ketenangan dan kedamaian. Musa dengan langsung.
C.
Sepuluh Sifat Allah dalam Asmaul Husna
Susunan kata asmaul
husna terdiri atas dua kata, yaitu kata asma artinya nama-nama dan al Husna
artinya yang baik-baik. Jadi, Asmaul husna adalah nama-nama Allah yang balk.
Nama-nama Allah dalam Asmaul husna itu Allah sendiri yang membuatnya, seperti
dalam firman-Nya berikut ini.
Artinya: "Dialah Allah yang
Menciptakan, yang Mengadakan, yang membentuk rupa, yang mempunyai Asmaul husna.
Bertasbih kepadanya apa yang di langit dan bumf dan Dialah yang Maha Perkasa
lagi Maha Bijaksana."(Q.S. Al-Hasyr: 24)
Artinya: "Dialah Allah, tidak ada
Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Dia mempunyai Asmaul husna
(nama-nama yang baik)."(Q.S. Taha: 8)
Semuanya tersebar
dalamAl-Quran, jumlahnya ada 99 ditambah lafal Allah, sebagai ismul jalalah
menjadi seratus. Adapun jumlah Asmaul husna ada 99 sesuai dengan sabda Nabi
Muhammad saw.
Artinya: "Sesungguhnya Allah
memilki 99 nama, yaitu seratus kurang satu. Barang siapa yang menghafalnya is
akan masuk surga. Sesungguhnya Dia tunggal, Dia menyukai bilangan
ganjiL"(H.R. Baihaqi)
Berikut penjelasan
sepuluh dari 99 Asmaul husna Allah swt.
1.
Al Malik
Firman Allah swt. Q.S. Al-Mukminuri: 116
Artinya: "Maka Maha Tinggi Allah,
raja yang sebenarnya; tidak ada Tuhan selain Dia, Tuhan (yang mempunyai) Arsy
yang mulia."
Berikut penjelasan mengenai sifat
Al-Malik.
a.
Allah memiliki nama Al Malik, artinya
raja atau yang merajai, Dialah yang mengatur kerajaan-Nya sesuai kehendak-Nya,
kekuasaan-Nya tanpa batas.
b.
Al Malik artinya Allah Maha Kuasa.
c.
Al Malik artinya yang mempunyai
kerajaan.
d.
Al Malik artinya yang memiliki, yakni
yang memiliki dunia dan akhirat, dan yang menguasai hari kiamat.
2.
Al Azizu
Allah disebut Al Aziz
artinya Allah Maha Perkasa. Keperkasaan Allah tidak terbatas. Berbeda dari
keperkasaan manusia atau makhluk lain. Kemuliaan dan keperkasaan manusia
terbatas dan bersifat sementara. Betapapun perkasanya manusia, pasti masih ada
yang mengunggulinya. Firman Allah swt. Q.S. Al-Ankabut: 42
Artinya: "Sesungguhnya Allah
mengetahui apa saja yang mereka sent selain Allah dan Dia Maha Perkasa lagi
Maha Bijaksana."
Ayat di atas
mengingatkan kepada manusia untuk menyadari keterbatasannya, tidak patut
menyombongkan dirt, meskipun memiliki
kelebihan dibanding yang lain. Kelebihan sebesar apapun seperti kekuasaan, pangkat,
jabatan, kekayaan, kepandaian, semua adalah amanah dan Allah yang kelak akan dimintai pertanggungan jawab.
3.
Al Ghaffar
Firman Allah swt. Q.S. Shaad: 66. ,
Artinya: "Tuhan langit dan bumi dan
apa yang ada di antara keduanya yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun."
Al Ghaffar artinya Yang
Maha Pengampun, yaitu Allah banyak memberi maaf hamba yang dikehendaki-Nya yang
bersalah dan berbuat dosa. Manusia dalam hidupnya di dunia tidak luput dan
dosa. Baik dosa yang ditimbulkan karena tidak melaksanakan perintah Allah yang
wajib, maupun dosa yang disebabkan karena melanggar larangan Allah. Seberapun
dosa seorang hamba, pasti Allah akan mengampuni bila hamba itu mau memohon
ampunan kepada-Nya. Allah swt. tidak akan mengampuni dosa kemusyrikan. Termasuk
ciri-ciri hamba yang taat adalah yang senantiasa memohon ampunan kepada-Nya.
4.
Al Wahhab
Al Wahhab berarti Maha
Pemberi. Allah memberi siapa saja yang dikehendaki-Nya. Dia memberi
berulang-ulang, terus-menerus tanpa mengharap imbalan dari yang diberi.
Pemberian yang dilakukan manusia tidak dapat dikatakan wahhab, karena dalam
setiap pemberian apapun pasti disertai pengharapan, misalnya berupa pujian,
penghormatan, dan sebagainya. Pemberian yang disertai pengharapan tersebut
tidak bisa dikatakan wahhab. Firman-Nya Q.S. Shaad: 9.
Artinya: "Atau apakah mereka itu
mempunyai perbendaharaan rahmat Tuhanmu yang Maha Perkasa lagi Maha
pemberi?"
5.
Ar Razaq
Firman Allah Q.S. Hud: 6 •
Artinya: "Dan tidak ada suatu
binatang melatapun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia
mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya semuanya
tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh)."
Allah mempunyai sifat
Ar Razaq artinya, bahwa Allah itu Maha Pemberi rezeki kepada hamba-hamba-Nya
dan makhluk lain secara terus-menerus yang jumlahnya tidak dapat dihitung oleh
manusia.
6.
Al Fattahu
Allah swt. berfirman dalam Q.S. Saba'
ayat 26:
Artinya: "Katakanlah: "Tuhan
kita akan mengumpulkan kita semua, kemudian Dia memberi keputusan antara kita
dengan benar dan Dia-lah Maha pemberi keputusan lagi Maha Mengetahui".
Allah mempunyai sifat
Al Fattah, artinya Allah Maha memberi keputusan, membukakan rahmat-Nya kepada
seluruh slam. Keputusan yang menyangkut nasib akhir manusia di akhirat kelak.
Keputusan yang yang diberikan Allah sesuai dengan perbuatan yang dilakukan
ketika masih hidup di dunia. Keputusan yang diberikan Allah kepada manusia
pasti seimbang dengan imbalan yang akan diberikan. •
7.
Al Adlu
Allah swt. berfirman dalam Q.S. An-Nahl
ayat 90.
Artinya: "Sesungguhnya Allah
menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum
kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan.
Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran."
Al Adlu artinya adil,
yaitu menempatkan sesuatu pada tempatnya. Umpanya manusia itu kewajibannya
menyembah Allah. Bila mau menyembah Allah berarti adil, bila tidak mau
menyembah artinya zalim. Allah itu Maha Adil terhadap semua makhluk, yang
berbuat balk akan diberi balasan kebaikannya dan yang berbuat kesalahan akan
diberi balasan kesalahannya.
8.
Al Hasib
Allah swt. berfirman dalam Q.S. An-Nisa'
ayat 86.
Artinya: "Apabila kamu diberi
penghormatan dengan sesuatu penghormatan, Maka balaslah penghormatan itu dengan
yang lebih balk dari padanya, atau balaslah penghormatan itu (dengan yang
serupa). Sesungguhnya Allah memperhitungkan segala sesuatu."
Adapun penjelasan
mengenai sifat Al-Hasib, yaitu sebagai berikut.
a.
Al Hasib artinya Allah Maha Menjamin,
yakni memberikan jaminan kecukupan kepada seluruh makhluk-Nya.
b.
Al Hasib artinya Maha Memperhitungkan,
yakni memperhitungkan amal hamba-hamba-Nya pada hari kiamat.
c.
Al Hasib berarti Penghisab/Penghitung
amal, yakni semua amal manusia akan dihisab dan akan diberi balasan, baik besar
maupun kecil.
9.
Al Hakim
Allah swt. berfirman dalam. Q.S.
Az-Zukhruf ayat 84.
Artinya: "Dan Dialah Tuhan (yang
disembah) di langit dan Tuhan (yang disembah) di bumf dan Dia-lah yang Maha
Bijaksana lagi Maha mengetahui."
Al-Hakim artinya Maha
Bijaksana, yaitu memiliki kebijaksanaan tértinggi, kesempurnaan ilmu, dan
kerapian dalam membuat segala sesuatu.
10.
Al-aayyumu
Al Qayyumu berarti Maha
Berdfri sendiri. Allah ada dengan sendirinya tanpa bantuan yang lain. Makhluk-Nya
ada karena diadakan oleh Allah. Bukti bahwa Allah berdiri sendiri tanpa bantuan
yang lain adalah wujudnya slam semesta ini. Alam semesta yang teratur ini
dikendalikan sendiri oleh Allah. Perhatikan firman Allah dalam Q.S. Ali-lmran
ayat 2. •
Artinya: "Allah, tidak ada Tuhan
(yang berhak disembah) melainkan Dia. yang hidup kekal lagi terus-menerus
mengurus makhluk-Nya."
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Beriman dan mempercayai
akan adanya Allah adalah Fitrah manusia yang tak bisa dipungkiri
Adapun hikmah mengenal
Asmaul husna adalah sebagai berikut.
1. Menyadari bahwa manusia adalah
makhluk lemah.
2. Berupaya untuk menjadi kuat dan
pandai.
3. Bersikap sabar, kasih sayang, dan
pemaaf.
4. Berupaya menjadi aktif dan kreatif.
Perilaku orang beriman
terhadap 10 sifat Allah swt. dalam Asmaul husna, antara lain sebagai berikut:
berusaha selalu berbuat baik dan berkasih sayang, berusaha menjadi mukmin yang
bertakwa, memelihara kesucian diri, menjaga keselamatan din dan orang lain,
menjadi orang yang terpercaya dan dapat memberi rasa aman kepada sesama,
berperilaku adil, berusaha menjadi orang yang pemaaf, berperilaku bijaksana,
menjadi pemimpin yang balk, berrnuhasabah (introspeksi dih).
B.
Pesan Penulis
Demikian makalah ini kami
susun,semoga bermanfaat bagi kita semua. Mohon maaf bila ada kesalahan baik
dalam materi maupun penulisan.
DAFTAR PUSTAKA
Zaini,Syahminan.1983.Kuliah Aqidah
Islam.Surabaya:Al-Ikhlas
Muhammad Ibn Shalih
Al-Utsmaini,Syaikh.1997.Syarah Tsalatsatul Ushul.Riyadh:Darul Tsarya
Shihab,M.Quraish.2009.Tafsir
Al-Misbah:Pesan,kesan dan keserasian Al-Qur’an Vol 12.Jakarta:Lentera Hati
DOWNLOAD MAKALAHNYA DISINI
loading...
0 Comment to "Makalah Iman Kepada Allah"
Post a Comment