SHOLAT SUNNAH ISTISQA’
( SHOLAT SUNAH MINTA HUJAN )
A. Pengertian
Istisqa’
Istiqa’ artinya minta diturunkan hujan oleh Allah SWT
untuk sejumlah negeri atau hamba-hanbaNya yang membutuhkan melalui shalat,
berdo’a dan beristighfar ketika terjadi kemarau.1
Ibnu qudamah berkata: “shalat istiqha hukumnya
sunnah muakkadah, ditetapkan oleh sunnah Rasulullah SAW dan Khulafa
Ar Rasyidin.2
B. Bentuk-bentuk
Memohon Hujan (istisqa’).
1. Seorang imam shalat dua rakaat bersama makmum, waktunya
kapan saja, kecuali waktu yang dilarang untuk shalat. Dengan mengeraskan
bacaan, rakaat pertama membaca surat Al-’Ala dan yang kedua dengan surat
Al-Ghasiyah Selesai shalat Imam berkhutbah di hadapan manusia kemudian berdo’a
kepada Allah agar diturunkan hujan. Dan ini adalah cara yang paling sempurna
dan lengkap.
2. Ketika khutbah jum’at kemudian di akhir khutbah khatib
berdo’a supaya diturunkan hujan, kemudian makmum mengamini do’anya.
Sebagaiamana sabda Nabi saw, Dari Anas ra bahwasanya seorang laki-laki masuk
masjid pada hari jum’at, sedangkan Rasulullah saw sedang berdiri berkhutbah,
lalu laki-laki tadi berkata, “Wahai Rasulullah saw hartaku telah binasa,
bekalku telah habis, maka berdo’alah kepada Allah agar menolong (menurunkan
hujan) kepada kita, kemudian Rasulullah saw mengangkat kedua tangannya dan
berdo’a,
اللَّهُمَّ أَغِثْنَا اللَّهُمَّ
أَغِثْنَا اللَّهُمَّ أَغِثْنَا
1. Lisanul Arab, 14/393
2. Syarhul Mumthi’, 5/361
C. Beberapa Jenis
Istisqa Kepada Allah
Memohon kepada Allah agar diturunkan hujan berdasarkan
apa yang ditetapkan oleh syari’at, dapat dilakukan dengan beberapa cara :
a)
Sholat istisqa secara berjama’ah ataupun sendirian.3
b)
Imam sholat Jum’at memohon kepada Allah agar diturunkan
hujan dalam khutbahnya. Para ulama ber-ijma’ bahwa hal ini disunnahkan
senantiasa diamalkan oleh kaum muslimin sejak dahulu.4
c)
Berdo’a setelah shalat atau berdo’a sendirian tanpa
didahului shalat. Para ulama ber-ijma’ akan bolehnya hal ini.5
D. Hukum Sholat
Istisqa
Sholat istisqa’ termasuk shalat sunnah
yang sangat dianjurkan sekali (sunnah muakkadah), dimana Rasulullah SAW pun
telah melaksanakannya dan beliau juga memberitahukannya kepada orang-orang agar
ikut serta untuk pergi ketempat pelaksanaan sholat istisqa’.
Oleh karena itu apabila hujan sangat lama tidak turun dan
tanah menjadi gersang, maka dianjurkan bagi kaum muslimin pergi ketanah lapang
untuk melaksanakan sholat istisqa’ dua rakaat dipimpin seorang imam,
memperbanyak do’a dan istighfar.
E. Tata Cara
Istisqa’
Pergi ke tanah lapang kemudian shalat
berjama’ah bersama orang-orang yang dipimpin seorang imam tanpa adzan dan
iqomah akan tetapi hendaknya mengucapakan الصلاة جامعة. Kemudian shalat dua rakaat, jika imam berkenan maka
ia dapat membaca takbir sebanyak tujuh kali pada rekaat pertama dan lima kali
pada rakaat kedua seperti pada shalat hari raya. Pada rakaat pertama imam
Smembaca surat
al-’Ala setelah ia membaca surat
Al-Fatihah dengan suara yang nyaring, sedang pada rakaat yang kedua membaca surat
al-Ghasiyah.
3. Al Ihkam Syarh Ushulil Ahkam, Ibnul
Qasim, 1/504
4. Al Ihkam Syarh Ushulil Ahkam, Ibnul
Qasim, 1/504
5. Syarh Shahih Muslim Lin Nawawi, 6/439 ,
Al Inshaf 5/436, Al Mughni 3/348
Bacaan Niat dan Tata Cara Shalat Istisqo
أُصَلِّيْ
سُنَّةَ اْلإِسْتِسْقَاءِ رَكْعَتَيْنِ (……..) لِلَّهِ تَعَالَى
Ushalli
Sunnatal Istisqa’i Rak’ataini (imaman/ ma’muman) Lillahi Ta’ala.
Artinya: {”
Saya Niat Salat Sunah Istisqa’ Dua Rakaat (jadi imam/ makmum) Karena Allah
Ta’ala “}.
1. Sholat dilaksan-kan 2 rakaat,
sebagaimana layaknya Sholat ‘Ied, Pada Rakaat pertama takbir sebanyak tujuh
kali dan rakaat kedua takbir sebanyak lima kali. Dari Ibnu Abbas r.a.
berkata: {” Laksanakanlah pada Istisqo ini seperti hal-nya pada
waktu ‘Ied “}.
2. Pada Rakaat pertama disunnah-kan
untuk membaca surat Al-A’la selanjutnya pada Rakaat ke-dua disnunnah-kan
membaca surat Al-Ghasiyah.
3. Setelah Selesai
Melaksanakan Sholat Istisqa, lalu diteruskan dengan khutbah
2 kali, sembari memperbanyak bacaan istighfar.
4. Berdoalah dengan menghadap ke-kiblat
dan dengan mengangkat ke-dua tangan setinggi mungkin, berdoalah sambil
hati kita bersimpuh dengan sepenuhnya pengharapan dan ketundukan
kita kepada Sang Maha Pemberi Hujan Dialah Allah SWT.
5. Dan Dianjurkan untuk doa
Istisqo ini dibacakan oleh orang shalih dan Ahli Bait.
Setelah selesai shalat hendaknya imam menghadap ke arah
jama’ah kemudian ia berkhutbah di hadapan mereka dengan menghimbau mereka
supaya banyak beristighfar, lalu imam berdoa yang diamini oleh jama’ah, lalu
imam menghadap kiblat serta mengubah posisi selendangnya, sehingga bagian
sebelah kanan berpindah ke bagian sebelah kiri, serta bagian sebelah kiri
berpindah ke bagian sebelah kanan dan kemudian mengangkat tangannya, lalu
orang-orangpun harus mengubah posisi selendang mereka sebagaimana yang
dilakukan seorang imam. Selanjutnya mereka berdoa sesaat kemudian bubar.
Sebagaimana sabda Nabi saw dari Abdullah bin Zaid ia berkata:
رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ خَرَجَ يَسْتَسْقِي قَالَ فَحَوَّلَ إِلَى النَّاسِ
ظَهْرَهُ وَاسْتَقْبَلَ الْقِبْلَةَ يَدْعُو ثُمَّ حَوَّلَ رِدَاءَهُ ثُمَّ صَلَّى
لَنَا رَكْعَتَيْنِ جَهَرَ فِيهِمَا بِالْقِرَاءَةِ
“Saya melihat
Nabi saw tatkala pergi ke tanah lapang untuk shalat istisqa’ beliau palingkan
punggungnya menghadap para sahabat dan kiblat sambil berdo’a, lalu beliau
palingkan selendangnya, kemudian shalat dengan kami du’a rakaat dengan suara
yang keras ketika membaca ayat.
F. Waktu
Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan shalat istisqa’ sama
seperti shalat hari raya, ini adalah pendapat Malikiyah, berdasarkan keterangan
dari Aisyah, “Rasulullah saw pergi menunaikan shalat istisqa’ ketika
tampak penghalang matahari.” Namun dalam
hadits ini bukan membatasi bahwa waktu shalat istisqa’ itu hanya seperti keterangan dalam hadits, akan
tetapi waktu pelaksanaan shalat istisqa’ dapat dikerjakan kapan saja, selain waktu yang dilarang
untuk shalat. Karena shalat istisqa’ memiliki waktu yang panjang, namun yang lebih afdhal adalah
dilaksanakan pada awal hari sebagaimana disebutkan dalam hadits di atas, karena
shalat istisqa’ menyerupai
(hampir sama) dengan shalat ‘ied tata cara dan tempatnya.
G. Hal yang
Disunnahkan Sebelum Shalat
Disunnahkan kepada imam untuk
mengumumkan pelaksanaan shalat istisqa’
beberapa hari sebelumnya, menghimbau orang-orang supaya bertaubat dari
kemaksiatan dan menjauhkan diri dari kedzaliman. Juga menganjurkan mereka
supaya berpuasa, bersedekah, meninggalkan permusuhan dan memperbanyak
amal kebaikan, karena kemaksiatan itu penyebab kemarau dan tidak diturunkannya
hujan, sebagaimana ketaatan menjadi penyebab kebaikan dan keberkahan sehingga
Allah swt akan menurunkan hujan dari langit.
H. Khutbah
Istisqa’
Para ulama’ berbeda pendapat mengenai
waktu khutbah pada shalat istisqa’,
Sebagian ulama’ berpendapat dan ini adalah merupakan riwayat dari Imam Ahmad,
bahwasanya Imam berkhutbah sebelum shalat istisqa’.
Namun mayoritas ulama’ di antaranya adalah Malik, Syafi’I dan Muhammad bin
Hasan dan ini juga riwayat dari Imam Ahmad bin Hambal dari jalur yang lain,
bahwasanya khutbah istisqa’ dilaksanakan setelah
shalatistisqa’ dan ini
merupakan pendapat yang benar, sebagaimana yang dikatakan oleh Ibnu
Qudamah dalam Al-Mughni berdasarkan perkataan dari Abu Hurairah di dalam hadits
yang shahih,
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ خَرَجَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمًا يَسْتَسْقِي فَصَلَّى
بِنَا رَكْعَتَيْنِ بِلَا أَذَانٍ وَلَا إِقَامَةٍ ثُمَّ خَطَبَنَا وَدَعَا
اللَّهَ وَحَوَّلَ وَجْهَهُ نَحْوَ الْقِبْلَةِ رَافِعًا يَدَيْهِ ثُمَّ قَلَبَ
رِدَاءَهُ فَجَعَلَ الْأَيْمَنَ عَلَى الْأَيْسَرِ وَالْأَيْسَرَ عَلَى
الْأَيْمَنِ
Dari Abu Hurairah ia berkata, “Rasulullah saw keluar pada waktu istisqa’ maka
kemudian ia shalat bersama kami dua raka’at tanpa adzan dan iqamah kemudian
berkhutbah pada kami dan berdo’a kepada Allah dan menghadapkan wajahnya ke arah
kiblat dengan mengangkat tangannya kemudian membalik selendangnya dan
menjadikan selendang sebelah kanan pada pundak yang kiri dan selendang sebelah
kiri diletakkan di pundak yang kanan.” (HR. Ibnu Majah).
I. Do’a-do’aIstisqa’
Di bawah ini akan kami sebutkan beberapa do’a di dalam istisqa’ yang sesuai dengan sunnah Rasulullah saw :
1. Sebagaimana hadits yang telah lalu
ketika seorang laki-laki datang ke masjid dan Rasulullah saw sedang berkhutbah,
kemudian ia minta supaya Rasulullah saw berdo’a sebanyak tiga kali.
اللهم أغثنا اللهم أغثنا اللهم أغثنا
“Ya Allah tolonglah kami,
tolonglah kami, tolonglah kami”.
2. Sebagaimana sabda Nabi saw dari Ibnu
Abbas
اللَّهُمَّ اسْقِنَا غَيْثًا مُغِيثًا
مَرِيئًا طَبَقًا مَرِيعًا غَدَقًا عَاجِلًا غَيْرَ رَائِثٍ
“Ya Allah berilah kami hujan yang
menolong, menyegarkan tubuh dan menyuburkan tanaman dan segera tanpa
ditunda-tunda.”
3. Dalam Shahih Bukhari disebutkan
bahwasanya Nabi Saw ketika dalam istisqa’
beliau membaca
اللهم اسقنا اللهم اسقنا اللهم اسقنا
”Ya Allah turunkanlah hujan
kepada kami, Ya Allah turunkanlah hujan kepada kami, Ya Allah turunkanlah hujan
kepada kami”.
Salah satu do’a dalam istisqa’ adalah sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam
Bukhari
اللَّهُمَّ حَوَالَيْنَا وَلَا عَلَيْنَا اللَّهُمَّ عَلَى
الْآكَامِ وَالْجِبَالِ وَالْآجَامِ وَالظِّرَابِ وَالْأَوْدِيَةِ وَمَنَابِتِ
الشَّجَرِ
“Ya Allah turunkanlah hujan disekitar
kami, bukan pada kami. Ya Allah berilah hujan ke dataran tinggi, pegunungan,
anak bukit, dan lembah serta di tempat tumbuhnya pepohonan.”
Berikut ini adalah Doa Istisqa Lengkap dengan
Artinya :
Artinya : {” Segala puji bagi Allah
Rabbul ‘alamin yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, yang merajai hari
pembalasan, tidak ada Tuhan selain Allah yang melakukan apa yang Ia kehendaki,
ya Allah Engkaulah Allah tidak ada Tuhan selain Engkau, Engkau Mahakaya dan
kami orang-orang fakir, turunkanlah pada kami hujan, dan jadikan apa yang
Engkau turunkan sebagai kekuatan dan bekal hingga suatu batas yang lama.
Ya Allah, turunkan bagi kami
hujan 3x, Ya Allah, turunkan bagi kami hujan yang menyuburkan, menyejahterakan,
bermanfaat, mengalir dari atas ke bawah merata, dan terus-menerus kebaikannya
bagi negeri dan penghuninya. Ya Allah pada pegunungan, Shalallahu ‘Alaihi wa
Sallamah ladang dan danau-danau. Ya Allah kami beristighfar kepada-Mu,
sesungguhnya Engkau penerima ampun, turunkan kepada hujan dari langit yang
terus menerus memberikan kebaikan. Ya Allah turunkanlah hujan dan jangan
jadikan kami termasuk orang-orang yang putus asa.
Ya Allah negeri dan penduduknya
mengalami kesulitan, kesengsaraan, kesempitan dan kami tidak mengadu kecuali
kepada-Mu. Ya Allah tumbuhkanlah bagi kami tanaman, suburkanlah susu-sus ternak
kami, turunkanlah hujan dari keberkahan langit dan tumbuhkanlah tanaman dari
keberkahan bumi. Ya Allah angkatlah dari kami kesusahan, kelaparan, dan
terbukanya aurat, singkapkan dari kami musibah dan tidak ada yang dapat
menyingkapkannya kecuali Engkau
Ya Allah turunkanlah hujan dan
tolonglah kami atas musuh. Ya Allah Engkau telah memerintahkan kami untuk
berdoa, dan berjanji untuk mengabulkan. Dan kami telah berdoa sebagaimana
engkau perintahkan, maka kabulkanlah sebagaimana Engkau telah janjikan. Ya
Allah berikanlah anugerah ampunan-Mu atas kesalahan kami, dan kabulkan hujan
untuk kami dan kelapangan rezeki. “}
Sebaiknya lakukan
dengan penuh Khusu’ serta perbanyaklah sedekah kepada kaum faqir dan
dhuafa. Dan Apabila setelah kita selesai sholat istisqa ini, hujan masih
belum juga turun, maka kita laksanakan lagi sholat istisqa ini
pada keesokan harinya dengan penuh khusu’, laksanakan sampai beberapa
kali atau sampai hujan turun.
Dan
Apabila hujan sudah diturunkan oleh Allah SWT, maka dianjur-kan untuk bersujud
syukur dan bertasbih-lah atau dengan membaca doa berikut :
Doa Setelah Turun Hujan
اللّهُمَّ
اجْعَلهُ صَيِّبَاً هَنِيئاً نافعاً. اللهم حوالينا ولا علينا.ويقولون: مُطِرْنَا
بِفَضْلِ اللهِ وَرَحْمَتِهِ
Artinya
: {” Ya Allah.. jadikan-lah hujan yang
menyejahtera-kan dan dapat bermanfaat. Ya Allah… turunkan-lah (rahmat hujan
ini) di sekeliling kami bukan adzab bagi kam “} Dan para jamaah mengucapkan :
{” Hujan turun dengan karunia dan rahmat Allah SWT “}.
DOWNLOAD MAKALAHNYA DISINI
loading...
0 Comment to "SHOLAT SUNNAH ISTISQA' (SHOLAT SUNAH MINTA HUJAN)"
Post a Comment