MAKALAH SOSIOLOGI
KENAKALAN REMAJA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa. Seorang remaja
sudah tidak lagi dapat dikatakan sebagai kanak-kanak, namun ia masih belum
cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Ia sedang mencari pola hidup yang
paling sesuai baginya dan inipun sering dilakukan melalui metoda coba-coba
walaupun melalui banyak kesalahan. Kesalahan yang dilakukannya sering
menimbulkan kekuatiran serta perasaan yang tidak menyenangkan bagi
lingkungannya, orangtuanya. Kesalahan yang diperbuat para remaja hanya akan
menyenangkan teman sebayanya. Hal ini karena mereka semua memang sama-sama
masih dalam masa mencari identitas. Kesalahan-kesalahan yang menimbulkan
kekesalan lingkungan inilah yang sering disebut sebagai kenakalan remaja.
Remaja merupakan aset masa depan suatu bangsa. Di samping hal-hal yang
menggembirakan dengan kegiatan remaja-remaja pada waktu yang akhir-akhir ini
dan pembinaan yang dilakukan oleh organisasi-organisasi pelajar dan mahasiswa,
kita melihat pula arus kemorosotan moral yang semakin melanda di kalangan
sebagian pemuda-pemuda kita, yang lebih terkenal dengan sebutan kenakalan remaja.
Dalam surat kabar-surat kabar sering kali kita membaca berita tentang
perkelahian pelajar, penyebaran narkotika, pemakaian obat bius, minuman keras,
penjambret yang dilakukan oleh anak-anak yang berusia belasan tahun,
meningkatnya kasus-kasus kehamilan di kalangan remaja putri dan lain
sebagainya.
Hal tersebut adalah merupakan suatu masalah yang dihadapi masyarakat yang
kini semakin marak, Oleh karena itu masalah kenakalan remaja seyogyanya
mendapatkan perhatian yang serius dan terfokus untuk mengarahkan remaja ke arah
yang lebih positif, yang titik beratnya untuk terciptanya suatu sistem dalam
menanggulangi kenakalan di kalangan remaja.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas, penyusun merumuskan masalah yang akan dibahas dalam
makalah ini sebagai berikut:
1. Apakah
kenakalan remaja itu?
2. Apa
penyebab kenakalan remaja?
3. Bagaimana
solusi mengatasi kenakalan remaja?
1.3 Tujuan
Tujuan
disusunnya makalah ini adalah untuk memberikan pemahaman kepada mahasiswa
tentang kenakalan remaja, penyebab berikut solusinya.
1.4 Manfaat
1. Mahasiswa memahami pengertian kenakalan remaja.
2. Mahasiswa mengetahui faktor-faktor penyebab kenakalan remaja.
3. Mahasiswa mengetahui solusi dalam mengatasi kenakalan remaja.
1.4 Manfaat
1. Mahasiswa memahami pengertian kenakalan remaja.
2. Mahasiswa mengetahui faktor-faktor penyebab kenakalan remaja.
3. Mahasiswa mengetahui solusi dalam mengatasi kenakalan remaja.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
Pengertian Kenakalan Remaja
Akhir-akhir ini di beberapa media masa sering
kita membaca tentang perbuatan kriminalitas yang terjadi di negeri yang kita
cintai ini. Ada anak remaja yang meniduri ibu kandungnya sendiri, perkelahian
antar pelajar, tawuran, penyalahgunaan narkoba dan minum-minuman keras dan
masih banyak lagi kriminalitas yang terjadi di negeri ini. Kerusakan moral
sudah merebak di seluruh lapisan masyarakat, mulai dari anak-anak sampai orang
dewasa serta orang yang sudah lanjut usia.
Termasuk yang tidak luput dari kerusakan moral ini
adalah remaja. Para ahli pendidikan sependapat bahwa remaja adalah mereka yang
berusia 13-18 tahun. Pada usia tersebut, seseorang sudah melampaui masa
kanak-kanak, namun masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Ia
berada pada masa transisi dan pencarian jati diri, yang karenanya sering
melakukan perbuatan-perbuatan yang dikenal dengan istilah kenakalan remaja.
Kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang
menyimpang dari norma-norma hukum pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku
tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan orang-orang di sekitarnya. Masalah
kenakalan remaja mulai mendapat perhatian masyarakat secara khusus sejak
terbentuknya peradilan untuk anak-anak nakal (juvenile court) pada 1899 di
Illinois, Amerika Serikat. Beberapa ahli mendefinisikan kenakalan remaja ini
sebagai berikut:
Kartono, ilmuwan sosiologi, Kenakalan
Remaja atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah juvenile delinquency
merupakan gejala patologis sosial pada remaja yang disebabkan oleh satu bentuk
pengabaian sosial. Akibatnya, mereka mengembangkan bentuk perilaku yang
menyimpang".
Santrock,
"Kenakalan remaja merupakan kumpulan dari berbagai perilaku remaja yang
tidak dapat diterima secara sosial hingga terjadi tindakan kriminal."
2.2. Penyebab Kenakalan Remaja
Ulah para
remaja yang masih dalam tarap pencarian jati diri sering sekali mengusik
ketenangan orang lain. Kenakalan-kenakalan ringan yang mengganggu ketentraman
lingkungan sekitar seperti sering keluar malam dan menghabiskan waktunya hanya
untuk hura-hura seperti minum-minuman keras, menggunakan obat-obatan terlarang,
berkelahi, berjudi, dan lain-lainnya itu akan merugikan dirinya sendiri,
keluarga, dan orang lain yang ada disekitarnya.
Cukup banyak faktor yang melatar belakangi terjadinya
kenakalan remaja. Berbagai faktor yang ada tersebut dapat dikelompokkan menjadi
faktor internal dan faktor eksternal. Berikut ini penjelasannya secara ringkas:
1. Faktor Internal
a. Krisis
identitas
Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja
memungkinkan terjadinya dua bentuk integrasi. Pertama, terbentuknya perasaan
akan konsistensi dalam kehidupannya. Kedua, tercapainya identitas peran.
Kenakalan remaja terjadi karena remaja gagal mencapai masa integrasi kedua.
b. Kontrol
diri yang lemah
Remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan
tingkah laku yang dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima akan terseret
pada perilaku 'nakal'. Begitupun bagi mereka yang telah mengetahui perbedaan dua
tingkah laku tersebut, namun tidak bisa mengembangkan kontrol diri untuk
bertingkah laku sesuai dengan pengetahuannya.
2. Faktor Eksternal
2. Faktor Eksternal
a. Kurangnya
perhatian dari orang tua, serta kurangnya kasih sayang
Keluarga merupakan unit sosial terkecil yang memberikan fondasi primer bagi
perkembangan anak. Sedangkan lingkungan sekitar dan sekolah ikut memberikan
nuansa pada perkembangan anak. Karena itu baik-buruknya struktur keluarga dan
masyarakat sekitar memberikan pengaruh baik atau buruknya pertumbuhan
kepribadian anak.
Keadaan lingkungan keluarga yang menjadi sebab timbulnya kenakalan remaja
seperti keluarga yang broken-home, rumah tangga yang berantakan disebabkan oleh
kematian ayah atau ibunya, keluarga yang diliputi konflik keras, ekonomi keluarga
yang kurang, semua itu merupakan sumber yang subur untuk memunculkan
delinkuensi remaja.
Dr. Kartini Kartono juga berpendapat bahwasannya faktor penyebab terjadinya kenakalan remaja antara lain:
Dr. Kartini Kartono juga berpendapat bahwasannya faktor penyebab terjadinya kenakalan remaja antara lain:
1.
Anak kurang mendapatkan perhatian, kasih sayang dan tuntunan
pendidikan orang tua, terutama bimbingan ayah, karena ayah dan ibunya
masing–masing sibuk mengurusi permasalahan serta konflik batin sendiri
2.
Kebutuhan fisik maupun psikis anak–anak remaja yang
tidak terpenuhi, keinginan dan harapan anak–anak tidak bisa tersalur dengan
memuaskan, atau tidak mendapatkan kompensasinya
3.
Anak tidak pernah mendapatkan latihan fisik dan mental
yang sangat diperlukan untuk hidup normal, mereka tidak dibiasakan dengan
disiplin dan kontrol-diri yang baik
Maka dengan demikian perhatian dan kasih sayang dari
orang tua merupakan suatu dorongan yang berpengaruh dalam kejiwaan seorang
remaja dalam membentuk kepribadian serta sikap remaja sehari-hari. Jadi
perhatian dan kasih sayang dari orang tua merupakan faktor penyebab terjadinya
kenakalan remaja.
b. Minimnya
pemahaman tentang keagamaan
Dalam kehidupan
berkeluarga, kurangnya pembinaan agama juga menjadi salah satu faktor
terjadinya kenakalan remaja. Dalam pembinaan moral, agama mempunyai peranan
yang sangat penting karena nilai-nilai moral yang datangnya dari agama tetap
tidak berubah karena perubahan waktu dan tempat.
Pembinaan moral ataupun agama bagi remaja melalui
rumah tangga perlu dilakukan sejak kecil sesuai dengan umurnya karena setiap
anak yang dilahirkan belum mengerti mana yang benar dan mana yang salah, juga
belum mengerti mana batas-batas ketentuan moral dalam lingkungannya. Karena itu
pembinaan moral pada permulaannya dilakukan di rumah tangga dengan
latihan-latihan, nasehat-nasehat yang dipandang baik.
Maka pembinaan moral harus dimulai dari orang tua
melalui teladan yang baik berupa hal-hal yang mengarah kepada perbuatan
positif, karena apa yang diperoleh dalam rumah tangga remaja akan dibawa ke
lingkungan masyarakat. Oleh karena itu pembinaan moral dan agama dalam keluarga
penting sekali bagi remaja untuk menyelamatkan mereka dari kenakalan dan
merupakan cara untuk mempersiapkan hari depan generasi yang akan datang, sebab
kesalahan dalam pembinaan moral akan berakibat negatif terhadap remaja itu
sendiri.
Pemahaman tentang agama sebaiknya dilakukan semenjak kecil, yaitu melalui kedua orang tua dengan cara memberikan pembinaan moral dan bimbingan tentang keagamaan, agar nantinya setelah mereka remaja bisa memilah baik buruk perbuatan yang ingin mereka lakukan sesuatu di setiap harinya.
Pemahaman tentang agama sebaiknya dilakukan semenjak kecil, yaitu melalui kedua orang tua dengan cara memberikan pembinaan moral dan bimbingan tentang keagamaan, agar nantinya setelah mereka remaja bisa memilah baik buruk perbuatan yang ingin mereka lakukan sesuatu di setiap harinya.
Kondisi masyarakat sekarang yang sudah begitu
mengagungkan ilmu pengetahuan mengakibatkan kaidah-kaidah moral dan tata susila
yang dipegang teguh oleh orang-orang dahulu menjadi tertinggal di belakang.
Dalam masyarakat yang telah terlalu jauh dari agama, kemerosotan moral orang
dewasa sudah lumrah terjadi. Kemerosotan moral, tingkah laku dan perbuatan –
perbuatan orang dewasa yang tidak baik menjadi contoh atau tauladan bagi
anak-anak dan remaja sehingga berdampak timbulnya kenakalan remaja.
c. Pengaruh dari lingkungan sekitar,
Pengaruh budaya barat serta pergaulan dengan teman
sebayanya yang sering mempengaruhinya untuk mencoba dan akhirnya malah
terjerumus ke dalamnya
Lingkungan adalah faktor yang paling mempengaruhi perilaku dan watak remaja. Jika dia hidup dan berkembang di lingkungan yang buruk, moralnya pun akan seperti itu adanya. Sebaliknya jika ia berada di lingkungan yang baik maka ia akan menjadi baik pula.
Lingkungan adalah faktor yang paling mempengaruhi perilaku dan watak remaja. Jika dia hidup dan berkembang di lingkungan yang buruk, moralnya pun akan seperti itu adanya. Sebaliknya jika ia berada di lingkungan yang baik maka ia akan menjadi baik pula.
Di dalam kehidupan bermasyarakat, remaja sering
melakukan keonaran dan mengganggu ketentraman masyarakat karena terpengaruh
dengan budaya barat atau pergaulan dengan teman sebayanya yang sering
mempengaruhi untuk mencoba. Sebagaimana diketahui bahwa para remaja umumnya
sangat senang dengan gaya hidup yang baru tanpa melihat faktor negatifnya,
karena anggapan ketinggalan zaman jika tidak mengikutinya.
d. Tempat pendidikan
Tempat pendidikan, dalam hal ini yang lebih
spesifiknya adalah berupa lembaga pendidikan atau sekolah. Kenakalan remaja ini
sering terjadi ketika anak berada di sekolah dan jam pelajaran yang kosong.
Belum lama ini bahkan kita telah melihat di media adanya kekerasan antar
pelajar yang terjadi di sekolahnya sendiri. Ini adalah bukti bahwa sekolah juga
bertanggung jawab atas kenakalan dan dekadensi moral yang terjadi di negeri
ini.
Akibat-akibat yang ditimbulkan oleh kenakalan remaja antara lain:
1. Bagi diri remaja itu sendiri
Akibat dari kenakalan yang dilakukan oleh remaja akan
berdampak bagi dirinya sendiri dan sangat merugikan baik fisik dan mental,
walaupun perbuatan itu dapat memberikan suatu kenikmatan akan tetapi itu semua
hanya kenikmatan sesaat saja. Dampak bagi fisik yaitu seringnya terserang
berbagai penyakit karena gaya hidup yang tidak teratur. Sedangkan dampak bagi
mental yaitu kenakalan remaja tersebut akan mengantarnya kepada mental-mental
yang lembek, berfikir tidak stabil dan kepribadiannya akan terus menyimpang
dari segi moral yang pada akhirnya akan menyalahi aturan etika dan estetika.
Dan hal itu kan terus berlangsung selama remaja tersebut tidak memiliki orang
yang membimbing dan mengarahkan.
2. Bagi keluarga
Anak merupakan penerus keluarga yang nantinya dapat
menjadi tulang punggung keluarga apabila orang tuanya tidak mampu lagi bekerja.
Apabila remaja selaku anak dalam keluarga berkelakuan menyimpang dari ajaran
agama, akan berakibat terjadi ketidakharmonisan di dalam kekuarga dan putusnya
komunikasi antara orang tua dan anak. Tentunya hal ini sangat tidak baik karena
dapat mengakibatkan remaja sering keluar malam dan jarang pulang serta
menghabiskan waktunya bersama teman-temannya untuk bersenang-senang dengan
jalan minum-minuman keras atau mengkonsumsi narkoba. Pada akhirnya keluarga
akan merasa malu dan kecewa atas apa yang telah dilakukan oleh remaja. Padahal
kesemuanya itu dilakukan remaja hanya untuk melampiaskan rasa kekecewaannya
terhadap apa yang terjadi dalam keluarganya.
3. Bagi lingkungan masyarakat
Apabila remaja berbuat kesalahan dalam kehidupan
masyarakat, dampaknya akan buruk bagi dirinya dan keluarga. Masyarakat akan
menganggap bahwa remaja itu adalah tipe orang yang sering membuat keonaran,
mabuk-mabukan ataupun mengganggu ketentraman masyarakat. Mereka dianggap
anggota masyarakat yang memiliki moral rusak, dan pandangan masyarakat tentang
sikap remaja tersebut akan jelek. Untuk merubah semuanya menjadi normal kembali
membutuhkan waktu yang lama dan hati yang penuh keikhlasan.
2.3. Solusi Kenakalan Remaja
Dari berbagai faktor dan permasalahan yang terjadi di
kalangan remaja masa kini sebagaimana telah disebutkan di atas, maka tentunya
ada beberapa solusi yang tepat dalam pembinaan dan perbaikan remaja masa kini.
Kenakalan remaja dalam bentuk apapun mempunyai akibat yang negatif baik bagi
masyarakat umum maupun bagi diri remaja itu sendiri. Tindakan penanggulangan kenakalan
remaja dapat dibagi dalam:
1. Tindakan Preventif
Usaha pencegahan timbulnya kenakalan remaja secara
umum dapat dilakukan melalui cara berikut:
- Mengenal dan mengetahui ciri
umum dan khas remaja
- Mengetahui kesulitan-kesulitan
yang secara umum dialami oleh para remaja. Kesulitan-kesulitan mana saja
yang biasanya menjadi sebab timbulnya pelampiasan dalam bentuk kenakalan.
Usaha
pembinaan remaja dapat dilakukan melalui:
- Menguatkan sikap mental remaja
supaya mampu menyelesaikan persoalan yang dihadapinya.
- Memberikan pendidikan bukan
hanya dalam penambahan pengetahuan dan keterampilan melainkan pendidikan
mental dan pribadi melalui pengajaran agama, budi pekerti dan etiket.
- Menyediakan sarana-sarana dan
menciptakan suasana yang optimal demi perkembangan pribadi yang wajar.
- Memberikan wejangan secara umum
dengan harapan dapat bermanfaat.
- Memperkuat motivasi atau
dorongan untuk bertingkah laku baik dan merangsang hubungan sosial yang
baik.
- Mengadakan kelompok diskusi
dengan memberikan kesempatan mengemukakan pandangan dan pendapat para
remaja dan memberikan pengarahan yang positif.
- Memperbaiki keadaan lingkungan
sekitar, keadaan sosial keluarga maupun masyarakat di mana banyak terjadi
kenakalan remaja.
Sebagaimana disebut di atas, bahwa keluarga juga
mempunyai andil dalam membentuk pribadi seorang remaja. Jadi untuk memulai
perbaikan, maka harus mulai dari diri sendiri dan keluarga. Mulailah perbaikan
dari sikap yang paling sederhana, seperti selalu berkata jujur meski dalam
gurauan, membaca doa setiap melakukan hal-hal kecil, memberikan bimbingan agama
yang baik kepada anak dan masih banyak hal lagi yang bisa dilakukan oleh
keluarga. Memang tidak mudah melakukan dan membentuk keluarga yang baik, tetapi
semua itu bisa dilakukan dengan pembinaan yang perlahan dan sabar.
Dengan usaha pembinaan yang terarah, para remaja akan
mengembangkan diri dengan baik sehingga keseimbangan diri yang serasi antara
aspek rasio dan aspek emosi akan dicapai. Pikiran yang sehat akan mengarahkan
para remaja kepada perbuatan yang pantas, sopan dan bertanggung jawab yang
diperlukan dalam menyelesaikan kesulitan atau persoalan masing-masing.
Usaha pencegahan kenakalan remaja secara khusus
dilakukan oleh para pendidik terhadap kelainan tingkah laku para remaja.
Pendidikan mental di sekolah dilakukan oleh guru, guru pembimbing dan psikolog
sekolah bersama dengan para pendidik lainnya. Usaha pendidik harus diarahkan
terhadap remaja dengan mengamati, memberikan perhatian khusus dan mengawasi
setiap penyimpangan tingkah laku remaja di rumah dan di sekolah.
Sekolah adalah lembaga pendidikan formal yang memiliki
pengaruh kuat terhadap perkembangan remaja. Ada banyak hal yang bisa dilakukan
pihak sekolah untuk memulai perbaikan remaja, di antaranya melakukan program
“monitoring” pembinaan remaja melalui kegiatan-kegiatan keagamaan, kegiatan
ekstrakurikuler yang ada di sekolah dan penyelenggaraan berbagai kegiatan
positif bagi remaja.
Pemberian bimbingan terhadap remaja tersebut bertujuan menambah pengertian remaja mengenai:
- Pengenalan diri sendiri:
menilai diri sendiri dan hubungan dengan orang lain.
- Penyesuaian diri: mengenal dan
menerima tuntutan dan menyesuaikan diri dengan tuntutan tersebut.
- Orientasi diri: mengarahkan
pribadi remaja ke arah pembatasan antara diri pribadi dan sikap sosial
dengan penekanan pada penyadaran nilai-nilai sosial, moral dan etik.
Bimbingan yang dilakukan terhadap remaja dilakukan dengan dua pendekatan:
- Pendekatan langsung, yakni
bimbingan yang diberikan secara pribadi pada remaja itu sendiri. Melalui percakapan
mengungkapkan kesulitan remaja dan membantu mengatasinya.
- Pendekatan melalui kelompok, di
mana ia sudah merupakan anggota kumpulan atau kelompok kecil tersebut:
2. Tindakan
Represif
Usaha menindak pelanggaran norma-norma sosial dan
moral dapat dilakukan dengan mengadakan hukuman terhadap setiap perbuatan
pelanggaran. Dengan adanya sanksi tegas pelaku kenakalan remaja tersebut,
diharapkan agar nantinya si pelaku tersebut “jera” dan tidak berbuat hal yang
menyimpang lagi. Oleh karena itu, tindak lanjut harus ditegakkan melalui pidana
atau hukuman secara langsung bagi yang melakukan kriminalitas tanpa pandang
bulu.
Sebagai contoh, remaja harus mentaati peraturan dan
tata cara yang berlaku dalam keluarga. Disamping itu perlu adanya semacam
hukuman yang dibuat oleh orangtua terhadap pelanggaran tata tertib dan tata
cara keluarga. Pelaksanaan tata tertib harus dilakukan dengan konsisten. Setiap
pelanggaran yang sama harus dikenakan sanksi yang sama. Sedangkan hak dan
kewajiban anggota keluarga mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan dan
umur.
Di lingkungan sekolah, kepala sekolahlah yang
berwenang dalam pelaksanan hukuman terhadap pelanggaran tata tertib sekolah.
Dalam beberapa hal, guru juga berhak bertindak. Akan tetapi hukuman yang berat
seperti skorsing maupun pengeluaran dari sekolah merupakan wewenang kepala
sekolah. Guru dan staf pembimbing bertugas menyampaikan data mengenai
pelanggaran dan kemungkinan-kemungkinan pelanggaran maupun akibatnya. Pada
umumnya tindakan represif diberikan dalam bentuk memberikan peringatan secara
lisan maupun tertulis kepada pelajar dan orang tua, melakukan pengawasan khusus
oleh kepala sekolah dan tim guru atau pembimbing dan melarang bersekolah untuk
sementara waktu (skors) atau seterusnya tergantung dari jenis pelanggaran tata
tertib sekolah.
3. Tindakan Kuratif dan Rehabilitasi
Tindakan ini dilakukan setelah tindakan pencegahan
lainnya dilaksanakan dan dianggap perlu mengubah tingkah laku pelanggar remaja
itu dengan memberikan pendidikan lagi. Pendidikan diulangi melalui pembinaan
secara khusus yang sering ditangani oleh suatu lembaga khusus maupun perorangan
yang ahli dalam bidang ini.
Solusi internal bagi seorang remaja dalam mengendalikan kenakalan remaja antara lain:
Solusi internal bagi seorang remaja dalam mengendalikan kenakalan remaja antara lain:
- Kegagalan mencapai identitas
peran dan lemahnya kontrol diri bisa dicegah atau diatasi dengan prinsip
keteladanan. Remaja harus bisa mendapatkan sebanyak mungkin figur
orang-orang dewasa yang telah melampaui masa remajanya dengan baik juga
mereka yang berhasil memperbaiki diri setelah sebelumnya gagal pada tahap
ini.
- Adanya motivasi dari keluarga,
guru, teman sebaya untuk melakukan point pertama.
- Remaja menyalurkan energinya
dalam berbagai kegiatan positif, seperti berolahraga, melukis, mengikuti
event perlombaan, dan penyaluran hobi.
- Remaja pandai memilih teman dan
lingkungan yang baik serta orangtua memberi arahan dengan siapa dan di
komunitas mana remaja harus bergaul.
- Remaja membentuk ketahanan diri
agar tidak mudah terpengaruh jika ternyata teman sebaya atau komunitas
yang ada tidak sesuai dengan harapan.
Jika berbagai solusi dan pembinaan di atas dilakukan,
diharapkan kemungkinan terjadinya kenakalan remaja ini akan semakin berkurang
dan teratasi. Dari pembahasan mengenai penanggulangan masalah kenakalan remaja
ini perlu ditekankan bahwa segala usaha pengendalian kenakalan remaja harus
ditujukan ke arah tercapainya kepribadian remaja yang mantap, serasi dan
dewasa. Remaja diharapkan akan menjadi orang dewasa yang berpribadi kuat, sehat
jasmani dan rohani, teguh dalam kepercayaan (iman) sebagai anggota masyarakat,
bangsa dan tanah air.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1.
Kesimpulan
Masalah kenakalan remaja mulai mendapat perhatian
masyarakat secara khusus sejak terbentuknya peradilan untuk anak-anak nakal
(juvenile court) pada 1899 di Illinois, Amerika Serikat. Kenakalan remaja
meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma hukum pidana yang
dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan
orang-orang di sekitarnya.
Faktor yang melatar belakangi terjadinya kenakalan
remaja dapat dikelompokkan menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor
internal berupa krisis identitas dan kontrol diri yang lemah. Sedangkan faktor
eksternal berupa kurangnya perhatian dari orang tua; minimnya pemahaman tentang
keagamaan; pengaruh dari lingkungan sekitar dan pengaruh budaya barat serta
pergaulan dengan teman sebaya; dan tempat pendidikan.
Akibat-akibat yang ditimbulkan oleh kenakalan remaja
akan berdampak kepada diri remaja itu sendiri, keluarga, dan lingkungan
masyarakat.
Solusi dalam menanggulangi kenakalan remaja dapat
dibagi ke dalam tindakan preventif, tindakan represif, dan tindakan kuratif dan
rehabilitasi. Adapun solusi internal bagi seorang remaja dalam mengendalikan
kenakalan remaja antara lain:
- Kegagalan mencapai identitas
peran dan lemahnya kontrol diri bisa dicegah atau diatasi dengan prinsip
keteladanan
- Adanya motivasi dari keluarga,
guru, teman sebaya untuk melakukan point pertama
- Remaja menyalurkan energinya
dalam berbagai kegiatan positif
- Remaja pandai memilih teman dan
lingkungan yang baik serta orangtua memberi arahan dengan siapa dan di
komunitas mana remaja harus bergaul,
- Remaja membentuk ketahanan diri
agar tidak mudah terpengaruh jika ternyata teman sebaya atau komunitas
yang ada tidak sesuai dengan harapan
Segala usaha
pengendalian kenakalan remaja harus ditujukan ke arah tercapainya kepribadian
remaja yang mantap, serasi dan dewasa. Remaja diharapkan akan menjadi orang
dewasa yang berpribadi kuat, sehat jasmani dan rohani, teguh dalam kepercayaan
(iman) sebagai anggota masyarakat, bangsa dan tanah air.
3.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis menyarankan
untuk lebih menaruh perhatian terhadap persoalan sosial, terutama kenakalan
remaja. Hendaknya kita dapat mencegah dan mengendalikan perilaku remaja
sehingga tidak menimbulkan masalah sosial yang terjadi akibat
kenakalan-kenakalan remaja tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Eitzen, Stanlen D. (1986),
Social Problems, Allyn and Bacon inc, Boston, Sydney, Toronto.
Kaufman, James M. (1989),
Characteristic of Behavior Disorders of Children and Youth, Merril Publishing
Company, Solumbus, London, Toronto.
Mulyono, B. (1995), Pendekatan
Analisis Kenakalan Remaja dan Penanggulangannya, Kanisius, Yogyakarta.
Soerjono, Soekanto, (1988),
Sosiologi Penyimpangan, Rajawali, Jakarta.
Willis, S. (1994), Problema
Remaja dan Pemecahannya, Penerbit Angkasa, Bandung.
http://mengutipilmu.blogspot.com
DOWNLOAD MAKALAHNYA DISINI
loading...
0 Comment to "Makalah Kenakalan Remaja"
Post a Comment