MACAM-MACAM MAJAS
(GAYA BAHASA)
Majas terbagi menjadi 4 macam kelompok besar,
yaitu; majas perbandingan, sindiran, penegasan, dan pertentangan. Berikut ini
adalah masing-masing penjelasan kelompok majas tersebut:
1. Majas Pertentangan
Majas pertentangan adalah majas yang
digunakan untuk menjelaskan sesuatu dengan menggunakan ungkapan yang
bertentangan dengan makna yang sebenarnya. Berikut ini adalah macam-macam majas
pertentangan dan contohnya:
- Majas Paradoks: Majas
paradoks adalah ungkapan pernyataan tentang dua hal yang sepertinya
bertentangan, namun sebenarnya keduanya benar. Contohnya: Adakalanya
teman akrab adalah musuh sejati.
- Majas Oksimoron:
Majas oksimoron adalah majas yang antarbagiannya menyatakan sesuatu yang
bertentangan. Contohnya: cinta membuatnya bahagia, tetapi
juga membuatnya menangis.
- Majas Antitesis:
Majas antitesis adalah majas yang berupa paduan dua kata yang
berlawanan. Contohnya: Kaya atau miskin yang penting
aku mencintainya.
- Majas Kontradiksi Interminus: Majas kontradiksi interminus adalah majas yang
berisi pernyataan yang sifatnya menyangkal hal yang telah disebutkan pada
bagian sebelumnya. Contohnya: Semua benda
terselamatkan, kecuali boneka kesayangan Fitri yang hanyut terbawa banjir.
- Majas Anakronisme: Majas
Anakronisme adalah majas yang mengandung ketidaksesuaian antara peristiwa
dengan waktu. Contohnya: Para Pandawa lupa menyalakan
GPS ketika tersesat di hutan Wanamarta.
2. Majas Penegasan
Majas Penegasan adalah majas yang menggunakan
kata-kata kiasan untuk menyatakan penegasan dengan maksud meningkatkan kesan
dan pengaruhnya terhadap pendengar atau pembaca. Berikut ini adalah macam-macam
majas penegasan dan contohnya:
- Majas Apofasis: Majas
Apofasis adalah majas yang menegaskan sesuatu dengan cara seolah-olah
menyangkal yang ditegaskan. Contohnya: Terima kasih
atas kebaikanmu selama ini. Tetapi maaf, penipuan yang kamu lakukan
membuatku tidak percaya lagi padamu.
- Majas Pleonasme: Majas
Pleonasme adalah majas yang menambahkan keterangan pada pernyataan yang
telah jelas sehingga keterangan tersebut sebenarnya tidak
diperlukan. Contohnya: masih kudengar suara itu
menggeletak pada meja yang berdebu.
- Majas Repetisi: Majas
Repetisi adalah majas yang berisi perulangan kata, frasa, dan klausa yang
sama pada suatu kalimat yang dianggap penting untuk memberikan
penekanan. Contohnya: dari balik puing itu, dari balik
gosong nyeri dari balik abu dan tulang-tulan ini cepat temukan kata.
- Majas Pararima: Majas
Pararima adalah majas yang mengulang konsonan di awal dan akhir kata atau
bagian kata yang berlainan. Contohnya: Dari balik
bilik, dadaku bergetar getir.
- Majas Aliterasi: Majas
Aliterasi adalah majas yang mengulang bunyi konsonan pada awal kata secara
berurutan. Contohnya: Cicak itu, cintaku, berbicara
tentang kita, yaitu nonsens.
- Majas Paralelisme: Majas
paralelisme adalah majas perulangan yang disusun dalam baris yang berbeda. Contohnya: Hati
ini biru, Hati ini lagu, Hati ini debu.
- Majas Tautologi: Majas Tautologi adalah majas yang terdiri dari
pengulangan kata dengan menggunakan sinonimnya. Contohnya: Mengapa
Anda cemas dan gelisah begitu?
- Majas Sigmatisme: Majas
Sigmatisme adalah yang mengulang bunyi konsonan "s". Contohnya: Sampai
suatu saat kita terpaksa merapat.
- Majas Antanaklasis: Majas
Antanaklasis adalah majas yang cara pengungkapannya dengan mengulang kata
yang sama, namun maknanya berlainan. Contohnya: Tanggal-tanggal
yang tanggal itu kini tinggal berapa?
- Majas Klimaks: Majas
klimaks adalah majas yang menyatakan beberapa hal berturut-turut dengan
menggunakan urutan kata yang makin lama, makin memuncak
pengertiannya. Contohnya: Psikologi perkembangan
mempelajari usia prenatal, batita, balita, kanak-kanak, remaja, dewasa,
sampai usia lanjut.
- Majas Anti Klimaks: Majas
Anti Klimaks adalah majas yang berisi pernyataan tentang beberapa hal
berturut-turut dengan menggunakan urutan kata-kata yang makin lama
bertambah lemah pengertiannya. Contohnya: Jangan
seribu atau seratus, serupiah pun aku tak punya.
- Majas Inversi: Majas
inversi adalah majas yang di dalamnya terdapat pengubahan susunan
kalimat. Contohnya: Paman saya wartawan, wartawan
paman saya.
- Majas Retoris: Majas
Retoris adalah majas yang berupa kalimat tanya yang jawabannya sudah
diketahui. Contohnya: Siapakah yang tidak ingin hidup?
- Majas Elipsis: Majas
Elipsis adalah majas yang menghilangkan suatu unsur kalimat. Contohnya: Kami
ke rumah Kakek (predikat "pergi" dihilangkan).
- Majas Koreksio: Majas
Koreksio adalah majas yang digunakan untuk menarik perhatian dengan
menarik pernyataan sebelumnya kemudian membetulkan dengan pernyataan
berikutnya. Contohnya: Sebenarnya sudah dua kali, ah
bukan, sudah tiga kali hal itu saya usulkan.
- Majas Polisindeton: Majas
Polisindeton adalah majas yang menyebutkan beberapa hal dengan menggunakan
kon-jungtor pada setiap bagian yang dipentingkan. Contohnya: Ia
benar-benar lupa dengan rumah dan ladangnya, istri dan anaknya, hak dan
kewajibannya.
- Majas Asindeton: Majas
Asindeton adalah majas yang menyebutkan beberapa hal secara berturut-turut
tanpa menggunakan konjugtor. Contohnya: Presiden
berjalan diiringi oleh para menteri, pejabat, alim ulama, tokoh
masyarakat.
- Majas Interupsi: Majas
Interupsi adalah majas yang menyisipkan keterangan tambahan di antara
unsur-unsur kalimat. Contohnya: Salah seorang
mahasiswanya, yang saat itu diberi tugas menulis cerita pendek, menulis
tentang seorang laki-laki yang tidak bisa melupakan cerita cinta
pertamanya dan rela menunggu selama 51 tahun, 9 bulan, dan 4 hari untuk
mendapatkannya lagi.
- Majas Eksklamasio: Majas Eksklamasio adalah majas yang menggunakan kata
seru untuk penegas. Contohnya: Wah, tidak kusangka,
engkau dapat juga menjadi juara kelas.
- Majas Enumerasio: Majas
Enumerasio adalah adalah majas yang berisi ungkapan penegasan berupa
penguraian bagian demi bagian suatu keseluruhan. Contohnya: Laut
tenang. Di atas permadani biru itu tampak satu-satunya perahu nelayan
meluncur perlahan-lahan. Angin berhembus sepoi-sepoi. Bulan bersinar
dengan terangnya. Disana-sini bintang-bintang gemerlapan. Semuanya berpadu
membentuk suatu lukisan yang harmonis. Itulah keindahan sejati.
- Majas Preterito: Majas
Preterito adalah majas yang berupa ungkapan penegasan dengan cara
menyembunyikan maksud yang sebenarnya. Contohnya: Sudahlah,
nasi sudah menjadi bubur, tidak perlu kita sesali apa yang terjadi.
- Majas Alonim: Majas
Alonim adalah majas yang menggunakan varian dari nama untuk
menegaskan. Contohnya: Mamat varian dari Ahmad.
- Majas Kolokasi: Majas
Kolokasi adalah majas yang berupa asosiasi tetap antara suatu kata dengan
kata lain yang berdampingan dalam kalimat. Contohnya: Susah
memang berurusan dengan si kepala batu. ("Kepala Batu"
asosiasi tetap "Kepala" dan "Batu").
- Majas Silepsis: Majas
Silepsis adalah majas berupa penggunaan satu kata yang mempunyai lebih
dari satu makna dan yang berfungsi lebih dari satu konstruksi
sintaksis. Contohnya: Ia telah kehilangan topi dan
semangatnya.
- Majas Zeugma: Majas
Zeugma adalah majas silepsis yang menggunakan kata yang tidak logis dan
tidak gramatis untuk konstruksi sintaksis yang kedua, sehingga menjadi
kalimat yang rancu. Contohnya: Ia menundukkan kepala
dan badannya untuk memberi hormat.
3. Majas Sindiran
Majas sindiran adalah majas yang berisi
kata-kata berkias sebagai pernyataan sindiran untuk meningkatkan kesan dan
pengaruhnya terhadap pendengar atau pembaca. Berikut ini adalah macam-macam
majas sindiran:
- Majas Innuendo: Majas
Innuendo adalah majas sindiran yang bersifat mengecilkan fakta yang
sesungguhnya. Contohnya: Dia menjadi polisi yang sukses
dan terhormat berkat uang sogokan ketika tes masuk.
- Majas Satire: Majas
Satire adalah majas yang mengungkapkan suatu hal dengan menggunakan
sarkasme, ironi, atau parodi untuk mengecam atau menertawakan gagasan,
kebiasaan, dan sebagainya. Contohnya: Kalau ada orang
yang bermimpi memiliki mobil, tapi tidak pernah berusaha bagaimana
mendapatkan mobil, itulah kamu: Siput yang ingin berlari seperti kinjang!
- Majas Sinisme: Majas
sinisme adalah majas sindiran yang menggunakan kata-kata sebaliknya,
seperti ironi tetapi kasar. Contohnya: Tak berkata pun
aku sudah bosan mendengarkan ocehanmu.
- Majas Sarkasme:
Majas sarkasme adalah majas sindiran yang sangat kasar dan
menyakitkan. Contohnya: Dasar buaya, seenaknya kau
perlakukan aku. Dasar gajah, tak lihat kah kau aku berdiri di depanmu.
- Majas
Ironi: Majas ironi adalah majas sindiran yang menyatakan
sebaliknya dari apa yang sebenarnya dengan maksud untuk menyindir orang. Contohnya: Indah
benar rapormu dihiasi dengan warna merah.
4. Majas Perbandingan
Majas perbandingan adalah adalah majas yang
menyatakan perbandingan untuk meningkatkan kesan dan juga pengaruhnya terhadap
pendengar dan pembaca. Berikut ini macam-macam majas perbandingan:
- Majas Asosiasi: Majas
asosiasi adalah majas yang membandingkan sesuatu dengan keadaan lain
karena persamaan sifat. Contohnya:Wajahnya bagai pinang
dibelah dua.
- Majas Simbolik: Majas
Simbolik adalah majas yang melukiskan sesuatu dengan mempergunakan benda,
binatang, atau tumbuhan sebagai simbol atau lambang. Contohnya: Ia
terkenal sebagai buaya darat.
- Majas Eponim: Majas
Eponim adalah majas perbandingan yang dipergunakan seseorang untuk
menyebutkan suatu hal atau nama dengan menghubungkannya dengan sesuatu
berdasarkan sifatnya. Contohnya:Anak tuan rumah yang
kecantikannya khas Cleopatra itu juga mencintai saya.
- Majas Perifrasa: Majas
Perifrasa adalah majas yang mirip dengan pleonasme, yaitu mempergunakan
kata lebih banyak dari yang diperlukan. Perbedaannya terletak dalam hal
bahwa kata-kata yang berkelebihan itu sebenarnya dapat diganti dengan satu
kata saja. Contohnya: Ia telah beristirahat dengan
damai.
- Majas Parabel: Majas
Parabel adalah majas cerita yang berisi perumpamaan/kiasan yang bersifat
mendidik. Contohnya: Dongeng"Si Malin
Kundang".
- Majas Fabel: Majas
Fabel adalah majas yang berisi cerita singkat yang mengilustrasikan
tumbuh-tumbuhan atau binatang-binatang yang berlaku sebagai manusia. Contohnya: Cerita
Kancil dan Buaya.
- Majas Disfemisme: Majas
Disfemisme adalah majas yang sengaja menggunakan kata-kata yang mengandung
makna lebih tajam untuk menimbulkan rasa simpati atau antipati bagi
pendengarnya. Contohnya:Bolehkah saya meminta izin untuk
kencing sebentar?.
- Majas Eufimisme: Majas
Eufemisme adalah majas dengan cara menggantikan kata-kata yang dipandang
kurang pantas atau kasar dengan kata-kata yang dianggap lebih pantas atau
halus. Contohnya: Oknum perwira polisi itu
diberhentikan dengan tidak hormat dari kepolisian karena melakukan tindak
korupsi.
- Majas Totem pro parte: Majas totem pro parte adalah majas yang
menyebutkan keseluruhan namun yang dimaksud sebagian. Contohnya:Kelas
kami menjuarai pertandingan bola basket se-Jakarta
- Majas Pars pro toto: Majas
Pars pro toto adalah majas yang melukiskan sebagian untuk
keseluruhan. Contohnya: Akbar mempunyai lima ekor
sapi.
- Majas Depersonifikasi: Majas Depersonifikasi adalah cara pengungkapan
dengan tidak menjadikan benda-benda mati atau tidak bernyawa sebagai
manusia. Contohnya: Jika aku bunga, engkau kumbangnya.
- Majas
Personifikasi: Majas personifikasi adalah majas perbandingan
yang melukiskan suatu benda mati seolah-olah hidup. Contohnya: Padi
menunduk mengucapkan selamat pagi.
- Majas
Hiperbola: Majas hiperbola adalah ungkapan atau kiasan yang
dibesar-besarkan atau dilebih-lebihkan dimaksudkan untuk memperoleh efek
tertentu, bukan sebenarnya. Contohnya: Ayah memeras
keringat untuk menghidupi keluarga.
- Majas
Litotes: Majas litotes adalah majas yang mengandung
pernyataan yang dikecil-kecilkan, dikurangi dari pernyataan yang
sebenarnya. Contohnya: Gubuk sederhana inilah hasil
karya kami selama bertahun-tahun.
- Majas Hipokorisme: Majas
Hipokorisme adalah penggunaan nama timangan atau kata yang dipakai untuk
menunjukkan hubungan karib antara pembicara dengan yang dibicarakan. Contohnya: Kehidupan
itu kejam, Nduk. Sadis! Bahkan sampai di luar nalar manusia. Untung kamu
tidak perlu melihat itu semua.
- Majas
Metominia: Metonimia adalah sejenis majas yang mempergunakan
nama sesuatu barang untuk sesuatu yang lain yang berkaitan erat
dengannya. Contohnya: Umar pergi ke Bogor memakai
Honda.
- Majas Aptronim: Majas
Aptronim adalah majas dengan cara melekatkan nama khas pada seseorang
berdasarkan pekerjaannya. Contohnya: Arjo kambing
adalah tetangga yang sehari-harinya belantik kambing.
- Majas Antonomasia: Majas
Antonomasia adalah majas yang menggunakan nama diri, gelar resmi, atau
jabatan untuk menggantikan nama diri. Contohnya: Menteri
PU akan meresmikan jalan Lingkar Nagreg, Jawa Barat.
- Majas Sinestesia: Majas
Sinestesia adalah proses perubahan makna yang terjadi sebagai akibat
pertukaran tanggapan antardua indera yang berbeda. Contohnya: Senyuman
gadis itu manis sekali.
- Majas Antropomorfisme: Majas Antropomorfisme yang menggunakan kata atau
bentuk lain yang berhubungan dengan manusia untuk hal yang bukan
manusia. Contohnya: Lidah-lidah lonceng memukul sunyi.
- Majas
Metafora: Majas Metafora adalah majas yang mengungkapkan
ungkapan secara langsung berupa perbandingan analogis. Contohnya:Raja
Hutan telah siap untuk menerkam.
- Majas
Simile: Majas Simile adalah majas yang membandingkan dua
hal yang pada hakikatnya berbeda namun dianggap sama. Contohnya: Bagai
pungguk yang merindukan bulan.
- Majas Alusio: Majas
Alusio adalah majas yang menunjuk secara tidak langsung pada suatu
hal/peristiwa atau suatu tokoh. Contohnya: Jika gempa
terjadi, kami teringat bencana tsunami yang telah memorak-porandakan
segalanya
- Majas
Alegori: Majas alegori adalah majas perbandingan yang
memperlihatkan suatu perbandingan yang utuh. Contohnya: Suami
sebagai nahkoda, istri sebagai juru mudi.
loading...
0 Comment to "Macam-Macam Majas"
Post a Comment