MAKALAH
AYAT-AYAT YANG BERBICARA TENTANG ALLAH
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Sesungguhnya Allah menciptakan jin dan manusia dimuka
bumi ini hanya untuk beribadah kepada-Nya, dengan menjalankan semua perintah
dan menjauhi segala larangannya. Terdapat berbagai macam bukti yang telah di perlihatkan
oleh Allah atas kekuasaannya, akan tetapi masih banyak dari kalangan manusia
yang lalai atas perintahnya sebagai khalifah fil ardh, mereka cenderung
memikirkan kehidupan yang bersifat duniawi semata atau lebih menuruti hawa
nafsu untuk kepentingan dunia saja.
Selanjutnya,
didalam makalah ini kami akan membahas tentang firman Allah yang menunjukkan
bukti-bukti akan kebesaran-Nya yang dijelaskan didalam Qs. al- Hasr, Qs. al-
Ruum, Qs. Fushshilat. Didalam ayat tersebut telah dijelaskan betapa agungnya
Allah dengan segala kebesarannya yang telah menciptakan makhluknya dengan
penciptaan yang sempurna, memberikan rizki yang terus mengalir seperti air,
maka tidaklah pantas ketika kita sebagai makhluk ciptaannya berani
menyekutukannya dengan menyembah tuhan yang lain selain Dia.
Oleh
karena itu, dengan selesainya makalah ini, semoga mampu memberikan sedikit
wawasan tentang kebesaran Allah dan ke-Esaannya, sehingga mampu membuka mata
hati kita untuk selalu senantiasa bersyukur atas nikmat yang diberikan oleh
Allah SWT kepada kita semua.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah yang diatas, makadapat dirumuskan beberapa rumusan
masalah diantaranya adalah sebagai berikut:
1.
Bagaimanakah penafsiran tentang Qs. Al- Hasyr (59):
ayat 22-24?
2.
Bagaimanakah penafsiran tentang Qs. Al- Rum (30): ayat
20-25?
3.
Bagaimanakah penafsiran tentang Qs. Fushshilat (41):
ayat 9-12?
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Tafsir Qs. Al- Hasyr (59): ayat 22-24
Adapun tafsir surat al-Hasyr adalah sebagai berikut:
Ayat 22:
هُوَ اللهُ الَّلذِيْ لَا اِلَهَ اِلَّا هُوَ, عَالِمُ
الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ, هُوَ الرَّحْمنُ الرَّحِيْمُ.
“Dia-lah Allah yang
tiada Tuhan selain Dia, yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, Dia-lah yang
Maha Pemurah lagi Maha penyayang”
Al-baqaa’i
berkomentar هُو pada ayat bahwa Dia yang
wujud-Nya dari zat-Nya sendiri sehingga Dia sama sekali tidak disentuh oleh
‘adam (ketiadaan) dalam bentuk apapun.
Kata
اللهُ juga sepintas tidak diperlukan lagi
karena kata هُو telah menunjukkan kepada-Nya.
Akan tetapi ini agaknya untuk menggambarkan semua sifat-sifat-Nya, karena kata
Allah menunjukkan kepada Zat yang wajib wujud-Nya itu dengan semua sifat-Nya,
baik sifat Zat maupun Fi’il. Dan apabila kita menyebut Allah apa yang kita
ucapkan telah mencakup semua nama-nama-Nya, sedangkan apabila diucapkan
nama-Nya yang lain misalnya ar-Rahiim atau al-Maliik itu hanya menggambarkan
sifat rahmat atau sifat kepemilikan-Nya saja.[1]
Sesungguhnya
tidak ada Tuhan selain Dia. Segala sesuatu yang disembah selain Dia, baik itu
pohon, batu, berhaka, maupun malikat adalah bathil. Dia mengetahui segala
makhluk yang nyata bagi kita dan yang gaib. Tidak ada sesuatupun yang
tersembunyi bagi-Nya, baik di langit maupun di bumi. dia mempunyai rahmat yang
luas dan meliput segala makhluk, dia-lah yang Maha rahman di dunia dan rakhiim
di dunia dan akhirat.[2]
Ayat
23:
هُوَ الله الَّلَذِيْ لَا اِلهَ اِلَّا هُوَ, اَلْمَلِكُ
القُدُّوْسُ السَّلَامُ الْمُؤْمِنُ الْمُهَيْمِنُ الْعَزِيْزُ الْجَبّارُ
الْمُتَكَبِّرُ سُبْحَانَ اللهِ عَمَّا يُشْرِكُوْنَ.
“Dia-lah Allah yang tiada tuhan selain Dia, Raja yang
Maha Suci, Yang Maha Sejahtera, Tang mengaruniakan keamanan, Yang Maha
Memelihara, Yang Maha Perkasa, yang memiliki segala keagungan, Maha Suci Allah
dari apa yang mereka persekutukan”.
Dalam ayat ini disebutkan sifat-sifat Allah, dan ayat
di atas kembali mengulangi penggalan awal ayat yang lalu dengan
menyatakan Dia Allah yang tiada tuhan selain Dia, Dia adalah malik, Maha
pemilik segala sesuatu dengan sebenarnya lagi maha raja, al-Quddus, Maha suci
dari segala kekurangan dan segala yang tidak pantas, as-Salaam, mahadamai dan
Sejahtera, al-Mu’miin, Maha Mengaruniakan keamanan, al-Muhaimin, Maha
memelihara dan Maha Mengawasi, al-Aziiz Maha Agung, al-Jabbar, Maha perkasa,
al-Mutakabbir Maha tinggi, Maha suci Allah dari apa yang mereka sekutukan.
Dalam kata اَلْمَلِكُ yang
mengandung arti penguasaan terhadap sesuatu yang disebabkan oleh kekuatan
pengendalian dan keshahihannya. اَلْمَلِكُ yang
biasa diterjemahkan dengan raja adalah yang menguasai dan menangani perintah
dan Larangan, anugerah dan pencabutan.[3]
Ayat
24:
هُوَ اللهُ الْخَالِقُ الْبَارِئُ الْمُصَوِّرُ لَهُ
الْاَسْمَاءُ الْحُسْنَى, يُسَبِّحُ لَهُ فِى السَّموتِ وَ الْاَرْض, وَهُوَ
الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ.
“Dia-lah Allah Yang Menciptakan. Yang Mengadakan, Yang
membentuk rupa, Yang mempunyai nama-nama yang paling baik. Bertasbih kepada-Nya
apa yang ada di langit dan di bumi. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi
Bijaksana”.
Bahwasanya الْخَالِقُ yang
berarti menetapkan , sedangkan الْبَارِئُ
berarti melaksanakan dan melahirkan apa yang telah ditetapkan ke alam wujud,
Dan tidak setiap yang mampu menetapkan dan menyusunnya itu mampu pula untuk
melaksanakannya atau mewujudkannya kecuali Allah SWT, yaitu Rabb yang jika
menghendaki sesuatu, maka Dia cukup dengan mengucap “Jadilah” maka jadilah
sesuai dengan bentuk yang dikehendaki-Nya, seperti dalam Firman-Nya:
في اي صُوْرَة مَآشَآءَ رَكبك
“ Dalam bentuk apa saja yang Dia kehendaki, Dia
menyusun tubuhmu.” (al-Infitar,82; 8)
Oleh karena itu Allah disebut الْمُصَوِّرُ, yakni melaksanakan atau mewujudkan apa
yang hendak diwujudkan melalui bentuk yang dikehendaki. Sedangkan penafsiran
dari لَهُ الْاَسْمَاءُ الْحُسْنَى ini
dikemukakan dalam hadits dari Abu hurairah yang terdapat dalam kitab
ash-shahihain, yang artinya:
“Sesungguhnya Allah Ta’ala menpunyai 99 nama seratus
kurang satu. Barangsiapa dapat menghitungnya (menghafal dan mengamalkannya),
maka dia akan masuk surga. Dan Allah itu ganjil, menyukai yang ganjil.”[4]
B.
Tafsir Qs. Al- Rum (30): ayat 20-25
Qs. Al- Rum ayat 20-21:
وَمِنْ
آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَكُمْ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ إِذَا أَنْتُمْ بَشَرٌ تَنْتَشِرُونَ
(٢٠) وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا
لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ فِي
ذَلِكَ لآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ (٢١)
(20).“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah
Dia menciptakan kamu dari tanah, kemudian tiba-tiba kamu (menjadi) manusia yang
berkembang biak”.
(21).“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah
Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu
cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih
dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat
tanda-tanda bagi kaum yang berfikir”.
Dalam
penafsiran ayat ini menunjukkan bahwaallah memperlihatkankebesaran dan
kekuasaannya melalui penciptaan adam dari tanah seperti di dalam Firman-Nya : خَلَقَكُمْ مِنْ تُرَابٍ Ayat ini seakan menyatakan
bahwa bukti kekuasaan Allah adalah Dia mampu menciptakan asal mula kejadian
seseorang dari tanah yang diketahui tidak memiliki unsur kehidupan. kemudian
tanpa diduga dapat berkembang biak secara luas bertebaran di bumi.
Kemudian ayat selanjutnya yaitu ثُمَّ إِذَا أَنْتُمْ
بَشَرٌ تَنْتَشِرُونَ “kemudian tiba-tiba kamu (menjadi)
manusia yang berkembang biak”. Dalam hal ini manusia mengalami proses
peralihan yang sangat hebat dari awalnya yang berasal dari tanah menjadi
setyetes air mani yang kemudian mencapai tahap berkembang biak seperti yang
disebutkan dalam Qs. al-Hajj (22): 5.[5]
Setelah penjelasan ayat tentang penciptaan manusia sampai pada perkembangannya,
maka pada ayat selanjutnya,
وَمِنْ
آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا
وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِقَوْمٍ
يَتَفَكَّرُونَ
Ayat
ini menjelaskan tentang perkembangbiakan manusia serta bukti kekuasaan dan
rahmat Allah , ayat ini melanjutkan pembuktian Allah yang lalu dengan
menyatakan bahwa : dan juga di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya adalah
Dia menciptakan untuk kamu secara khusus pasangan-pasangan hidup suami atau
istri dari jenis kamu sendiri, supaya kamu tenang dan tentram kepadanya, dan
dijadikan diantara kamu mawaddah dan rahmat sesungguhnya yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir tentang kekuasaan dan
nikmat Allah.[6]
Ayat tersebut berkaitan
dengan Firman Allah dalam (Qs. Al-A’raf: 189). Yaitu, Allah menciptakan Hawa
dari tulang rusuk Adam bagian kiri. Kemudian di antara rahmat Allah kepada
manusia adalah menjadikan pasangan mereka dari jenis-jenis mereka sendiri serta
menjadikan perasaan cinta dan kasih sayang diantara keduanya. Dan hal demikian
itu hanya terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mau berfikir.[7]
Ayat 22-23
وَمِنْ
آيَاتِهِ خَلْقُ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَاخْتِلافُ أَلْسِنَتِكُمْ
وَأَلْوَانِكُمْ إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِلْعَالِمِينَ (٢٢) وَمِنْ آيَاتِهِ
مَنَامُكُمْ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَابْتِغَاؤُكُمْ مِنْ فَضْلِهِ إِنَّ فِي
ذَلِكَ لآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَسْمَعُونَ (٢٣)
(22) Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah
menciptakan langit dan bumi dan berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu.
Sesungguhnya pada yang demikan itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi
orang-orang yang mengetahui.
(23) Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah
tidurmu di waktu malam dan siang hari dan usahamu mencari sebagian dari
karunia-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat
tanda-tanda bagi kaum yang mendengarkan.
Setelah Allah SWT menjelaskan tentang bukti-bukti
keberadaan-Nya melaluipencptaan manusia, kemudian Allah menjelaskan bukti-bukti
yang berada di alam semesta seperti perbedaan warna kulit dan bahasa yang
sangat banyak jumlahnya. Padahal mereka berasal dari keturunan yang sama.
Kemudian bukti keberadaan Allah melalui apa yang disaksikan, misalnya, orang
yang tertidurpulas pada waktu malam hari, aktivitas yang sangat padat dalam
usaha untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Dari penggalan ayat وَمِنْ
آيَاتِهِ خَلْقُ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ menyatakan bahwa
bukti keberadaan dan kekuasaan allah yaitu dengan diciptakannya langit yang
dipenuhi oleh banyak benda-benda langit seperti bintang, bulan, dan planet-
planet yang lainnya. Kemudian penciptaan bumi yang didalamnya terdapat gunung-gunung,
lembah-lembah, laut-laut, padang pasir dan yang lainnya.
Kemudian pada penggalan ayat وَاخْتِلافُ
أَلْسِنَتِكُمْ وَأَلْوَانِكُمْ yang menjelaskan bahwa bahasa yang kita
miliki berbeda antara satu dengan yang lainnya sampai tidak ada batasnya. Ada
yang berbahasa Arab, inggris, prancis, Hindustan, cina dan lain-lain yang tidak
diketahui jumlahnya kecuali hanya Allah yang mengetahuinya. Serta berbeda-beda
jenisnya yang mampu membedakan antara yang satu dengan yang lainnya. Dan ayat إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِلْعَالِمِينَ bahwa yang
demikian itu hanyalah bagi orang-orang berilmu yang mau memikirkan tentang
makhluk ciptaan Allah. Bahwa semua yang diciptakan tidak ada yang sia-sia,
tetapi dapat di ambil pelajaran bagi orang-orang yang mau berfikir.[8]
وَمِنْ آيَاتِهِ
مَنَامُكُمْ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَابْتِغَاؤُكُمْ مِنْ فَضْلِهِ إِنَّ فِي
ذَلِكَ لآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَسْمَعُونَ
Dalam penciptaan langit dan bumi dengan system malam
dan siang. “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah tidurmu di waktu
malam dan siang” yang dapat mencapai istirahat dan ketenangan untuk
menghilangkan rasa lemah dan lelah. Kemudian dengan “usahamu mencari
sebagian dari karunia-Nya” atau rizki disiang hari, hal ini sejalan dengan
Qs. an-Naba’(78):10-11. Secara umum malam adalah waktu untuk beristirahat akan
tetapi, tidak menutup kemungkinan malam juga digunakan untuk istirahat dan
mencari rizki, dan di waktu siangpun bisa dilakukan kedua hal demikian.[9]
Ayat 24-25
وَمِنْ آيَاتِهِ يُرِيكُمُ الْبَرْقَ خَوْفًا وَطَمَعًا
وَيُنَزِّلُ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَيُحْيِي بِهِ الأرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا إِنَّ
فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَعْقِلُونَ (٢٤) وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ تَقُومَ
السَّمَاءُ وَالأرْضُ بِأَمْرِهِ ثُمَّ إِذَا دَعَاكُمْ دَعْوَةً مِنَ الأرْضِ
إِذَا أَنْتُمْ تَخْرُجُونَ (٢٥)
(24)Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya, Dia
memperlihatkan kepadamu kilat untuk (menimbulkan) ketakutan dan harapan, dan
Dia menurunkan hujan dari langit, lalu menghidupkan bumi dengan air itu sesudah
matinya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda
bagi kaum yang mempergunakan akalnya.
(25)Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah
berdirinya langit dan bumi dengan iradat-Nya. Kemudian apabila Dia memanggil
kamu sekali panggil dari bumi, seketika itu (juga) kamu keluar (dari kubur).
Ayat ini berbicara tentang sebagian apa yang dapat
dilihat di angkasa. Yaitu potensi adanya aliran listrik pada awan. Allah
berfirman: Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya adalah Dia
memperlihatkan kilat kepada yakni cahaya yang berkelebat dengan cepat dilangit
untuk menimbulkan ketakutan, dan memberikan harapan bagi turunnya air
hujan bagi yang berada di darat, dan Dia menurunkan air hujan dari langit
yaitu awan lalu menghidupkan bumi dengannya air itu sesudah
matinya, yaitu setelah gersang dan tandusnya tanah di bumi. Sesungguhnya
yang demikian itu sangat menakjubkan dan terdapat tanda-tanda
kekuasaan allah seperti menghidupkan bumi yang telah mati, tanda-tanda tersebut
bermanfaat bagi kaum yang berakal yang memikirkan dan merenungkannya.[10]
Kemudian Allah berfirman:
وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ تَقُومَ السَّمَاءُ وَالأرْضُ بِأَمْرِهِ”Dan
di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah berdirinya langit dan bumi dengan
iradat-Nya,” seperti firman-Nya (Qs. Fatir: 41) yaitu “sesungguhnya Allah
menahan langit dan bumi supaya jangan lenyap.” yaitu tegak dan kokoh dengan
perintahnya. kemudian, ketika hari kiamat, bumi akan diganti dengan bumi dan
langit yang lain, serta keluarlah orang-orang yang mati dari kuburnya dalam
keadaan hidup dengan perintah Allah dan seruan-Nya kepada mereka. Oleh karena
itu, Allah berfirman:
ثُمَّ إِذَا دَعَاكُمْ
دَعْوَةً مِنَ الأرْضِ إِذَا أَنْتُمْ تَخْرُجُونَ
”Kemudian
apabila Dia memanggil kamu sekali panggil dari bumi, seketika itu (juga) kamu
keluar (dari kubur).”[11]
C.
Tafsir Qs. Fushshilat (41): ayat 9-12
Adapun tafsir surat
Fushilat adalah sebagai berikut:
Ayat 9:
قُلْ اَئِنَّكُمْ لَتَكْفُرُوْنَ بِاالَّلَذِي خَلَقَ
الْاَرْضَ فِى يضوْمَيْنِ وَتَجْعَلُوْنَ لَهُ اَنْدَادَا, ذلِكَ رَبُّ
الْعَالَمِيْنَ
“Katakanlah,
“Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada yang menciptakan bumi dalam dua masa
dan kamu adakan sekutu-sekutu bagi-Nya? (yang bersifat) demikian itulah Tuhan
semesta alam”
Setelah
ayat-ayat ini mengecam kaum musyrikin, baik menyangkut sikap mereka
mempersekutukan Allah maupun penolakan tentang keniscayaan kiamat dan
kedurhakaan lainnya, ayat diatas menjelaskan betapa buruknya sikap mereka
sekaligus memaparkan betapa kuasanya Allah SWT. Ayat di atas memerintahkan
kepada nabi Muhammad bahwa: katakanlah juga kepada kaum musyrikin itu :”
sesungguhnya mengherankan sikap kamu apakah patut kamu terus menerus kafir
kepada Allah yang menciptakan planet bumidalam 2 hari dan bukan hanya itu ,
tetapi bersamaan dengan kekufuran itu kamu juga mengadakan sekutu-sekutu
bagi-Nya. Tuhan yang menciptakan langit dan bumi itulah Tuhan pengendali
dan pemelihara alam semesta.[12]
Ayat 10:
جَعَلَ فِيْهَا رَوَاسِيَ مِنْ فَوْقِهَا وَ بَارَكَ
فِيْهَا وَ قَدَّرَ فِيْهَا اَقْوَاتَهَا فِيْ اَرْبَعَةِ اَيَّامٍ, سَوَاءً
لِّلسَّائِلِيْنَ. َ
“Dan Dia menciptakan
di bumi itu gunung-gunung yang kokoh diatasnya. Dia memberkahinya dan Dia
menentukan padanya kadar makanan-makanan (penghuni) nya dalam 4 masa.
(penjelasan itu sebagai jawaban) bagi orang-orang yang bertanya”.
Dan
Dia menjadikan pada bumi itu gunung-gunung yang kokoh yang menjulang tinggi ke
atasnya, sedang pokoknya ada dalam tanah yaitu lapisan batu api. Dari lapisan inilah
gunung-gunung muncul. Jadi, gunung-gunung tersebut berpangkal jauh di dalam
tanah, sama melewati semua lapisan hingga sampai ke llapisan yang pertama,
yaitu lapisan batu api yang sekiranya jika tidak ada lapisan ini maka bumi ini
takkan menjadi tanah dan tak bisa menjadi tempat tinggal.
(بَارَكَ فِيْهَا وَ ) Dan Allah menjadikan
gunung-gunung tersebut penuh berkah dengan banyaknya kekayaan di sana serta
bahan-bahan yang bermanfaat.
(وَ قَدَّرَ فِيْهَا اَقْوَاتَهَا) dan Allah menentukan
kadar bahan-bahan makanan bagi penduduk-penduduk gunung yang sesuai dengan
keadaan masing-masing daerah, berupa makanan, pakaian, dan tumbuh-tumbuhan agar
kehidupan menjadi makmur dan urusan dunia teratur.
Sesungguhnya
diterangkan dalam ayat bahwa terjadinya penciptaan bumi, penciptaan
gunung-gunung yang kokoh di muka bumi serta ditentukannya kadar makanan adalah
dalam empat tahapan: satu tahap untuk memadatkan materi bumi setelah asalnya
berupa gas, setahap lagi untuk menyempurnakan lapisan-lapisan bumi, setahap lagi
untuk menumbuhkan tumbuh-tumbuhan dan setahap lagi untuk pembentukan binatang.[13]
Ayat 11:
ثُمَّ اسْتَوَى اِلَى السَّمَاءِ وَهِيَ دُخَانٌ فَقَالَ
لَهَا وَ لِلْاَرْضِ ائتِيَا طَوْعًا اَوْ كَرْهًا, قَالَتَا اَتَيْنَا
طَائِعِيْنَ .
“Kemudian Dia menuju
kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap. Lalu Dia berkata
kepadanya dan kepada bumi “ Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan
suka hati atau terpaksa” keduanya menjawab, “ kami datang dengan suka hati”
Langit
adalah zat dalam bentuk gas yang mirip dengan asap atau awan atau kabut. Dan
menurut ilmu modern disebut dunia kabut. Penciptaan bumi dan langit ini tidak
hanya dalam satu tahap , tetapi dengan beberapa tahap saja, sesuai dengan
hikmat dan urutan. Sedangkan sebagai kitab suci al-Qur’an cukup mengatakan
Allah telah menciptakan bumi dalam dua tahapan sedang menciptakan apa-apa yang
ada datasnya dalam dua tahapam pula, termasuk dalam menciptakan 7 langit. Dan
keduanya tersebut datang dengan suka untuk mematuhi dan menuruti segala
perintah Allah bukan karena terpaksa.[14]
Ayat 12:
فَقَضَاهُنَّ سَبْعَ سَموَاتٍ فِي يَوْمَيْنِ وَاَوْحى
فِيْ كُلِّ سَمَآءٍ اَمْرَهَا, وَزَيَّنَّا السَّمَآءَ الدُّنْيَا بِمَصَابِيْحَ,
وَ حِفْظًا, ذلِكَ تَقْدِيْرُ الْعَزِيْزِ الْعَلِيْمِ.
“Maka Dia menjadikannya
tujuh langit dalam dua masa dan Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya.
Dan kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan kami
memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan yang Maha Perkasa
lagi Maha Mengetahui”
Allah
menciptakan 7 langit dengan penciptaan tanpa contoh sebelumnya dan merupakan
urusan langit itu dalam 2 tahapan dan Allah menghiasi langit dengan
bintang-bintangyang bercahaya cemerlanag lampu-lamu, binatang-binatang itu
sekalipun tinggi rendahnya berbeda namun seluruhnya dapat terlihat cemerlang.
Dan dipelihara-Nya agar benda-benda tersebut tidak guncang dan tidak
berbenturan. Sesungguhnya itu semua merupakan keentuan dari Allah yang Maha
perkasa, yang mengalahkan segala sesuatu, menundukkan dan memaksanya, lagi maha
mengetahui tentang gerakan-gerakan seluruh makhluk baik yang nampak maupun
tidak.[15]
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari
penjelasan menegai ayat-ayat tentang Allah didalam firman-Nya yang termaktub
dalam Qs. Al- Hasyr (59): ayat 22-24, Qs. Al- Rum (30): ayat 20-25, Qs.
Fushshilat (41): ayat 9-12 yang sebagian besar menjelaskan tentang keagungan
dan kekuasaan Allah ini sangatlahlah jelas dan nyata adanya.
Didalam
Qs. Al-Hasyr dijelaskan bahwa Allah merupakan tuhan yang patut disembah dan
tidak ada yang lain selain dia, dijelaskan pula sifat-sifat allah yang malik,
quddus, salam, mu’min dan muhaimin yang tidak dimiliki oleh makhluk ciptaannya,
dan allah mampu menetapkan apa yang menjadi kehendaknya.
Kemudian
didalam Qs. Al- Ruum dijelaskan pula bahwa allahlah yang patut disembah, tiada
tuhan lain yang wajib disembah melainkan dia, hal ini dibuktikan dengan
ciptaanya yang sangat sempurrna berupa makhluk dan apa saja yang ada di bumi,
B. Saran
Dengan
selesainya makalah Tafsir yang berjudul Ayat-ayat tentang Allah SWT ini, semoga
bermanfaat bagi para pembaca terutama bagi pemakalah sendiri, dengan demikian
makalah ini mampu dijadikan pelajaran untuk di aplikasikan dalam kehidupan
sehari-hari tentang keagungan dan kekuasaan yang dimiliki oleh sang Khaliq,
semoga kita selalu senantiasa bersyukur kepadanya.
Daftar
Pustaka
Bin
Muhammad, Abd, Tafsir Ibnu Katsir, Jakarta: Pustaka Imam Syafi’i, 2008
Mustafa
al-Maraghi,Ahmad, Tafsir al-Maraghi, Semarang: Karya Thoha Putra,
1993
Mustafa
al-Maraghi, Ahmad, TafsirAl Maragi, Karya Toha Putra Semarang, 1989
Quraisy
Syihab, Muhammad, Tafsir al-Misbah, Pesan, Kesan dan Keserasian, Jakarta:
lentera hati, 2002
[1] M.Quraisy Syihab, Tafsir al-Misbah,Pesan, Kesan
dan Keserasian, (Jakarta: lentera hati, 2002), hlm.558-559
[5]M. Quraisy Syihab, Tafsir Al-Mishbah, Pesan, Kesan
dean Keserasian Al-Qur’an. (Tanggerang: Lentera Hati,2002), hlm. 32
[6] M. Quraisy Syihab, Tafsir Al-Mishbah, Pesan, Kesan
dean Keserasian Al-Qur’an, (Tanggerang: Lentera Hati,2002), hlm. 33-33
[9]M. Quraisy Syihab, Tafsir Al-Mishbah, Pesan, Kesan
dean Keserasian Al-Qur’an, (Tanggerang: Lentera Hati,2002), hlm. 39
[10] M. Quraisy Syihab, Tafsir Al-Mishbah, Pesan, Kesan
dean Keserasian Al-Qur’an, (Tanggerang: Lentera Hati,2002), hlm. 41
[11] M. Quraisy Syihab, Tafsir Al-Mishbah, Pesan, Kesan
dan Keserasian Al-Qur’an, (Tanggerang: Lentera Hati, 2002), hlm. 171
[12] M.Quraisy syihab, Tafsir Al-Misbah, Pesan,
Kesan dan Keserasian Al-Qur’an, (Tanggerang: Lentera Hati, 2002), hlm.381
DOWNLOAD MAKALAH LENGKAPNYA
loading...
0 Comment to "Makalah Ayat Ayat yang Berbicara Tentang Allah"
Post a Comment