MAKALAH ILMU KALAM
SEJARAH AGAMA SAMAWI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai seorang manusia, kita harus mempunyai pegangan yang kuat, juga bisa
mengantarkan kita pada satu tujuan. Danakan membawa kita kejalan lurus, yaitu
sebuah agama yang dijadikan pedoman untuk melaksanakan sesuatu (kehidupan).
Dengan dasar-dasar dan ketentuan dalam sebuah peraturan.Jadi agama sangatlah
penting bagi kita.
Berdasarkan keterangan tersebut agama sangat dibutuhkan dalam kehidupan
sehari – hari, dan kita dapat mengambil suatu kesimpulan bahwa agama adalah
ajaran yang berasal dari Tuhan atau hasil renungan manusia yang terkandung
dalam kitab suci yang turun temurun dan diwariskan oleh suatu generasi
kegenerasi dengan tujuan untuk memberi tuntunan dan pedoman hidup bagi manusia
agar mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Sebagai orang beragama, seharusnya kita memahami agama yang kita anut saat
ini. Jangan hanya terbawa arus, ataupun hanya mengikuti agama ‘bawaan sejak
lahir’.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian agama?
2.
Apa Pengertian Agama Samawi dan
Pembagiannya?
3.
Bagaimana Ciri-Ciri Agama Samawi?
4.
Bagaimana Silsilah dan Hubungan Antar
Agama Samawi?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Agama
1. Secara
Etimologi
Mengenai arti agama secara etimologi terdapat perbedaan pendapat, di
antaranya ada yang mengatakan bahwa kata agama berasal dari bahasa sansekerta
yang terdiri dari dua sukukata yaitu “a” berarti “tidak” dan “gama”berarti
“kacau”, jadi artinya tidak kacau.
Kata agama dalam bahasa Indonesia sama dengan“diin”(dari bahasaArab)
dalam bahasa Eropa disebut “religi”, religion(bahasa Inggris), lareligion (bahasa
Perancis), the religie (bahasa Belanda), die religion,
(bahasa Jerman). Kata“diin”dalam bahasa Semit berarti undang-undang
(hukum),sedang kata “diin” dalam bahasa Arab berarti menguasi,
menundukkan, patuh, hutang, balasan, kebiasaan. Meskipun terdapat perbedaan
makna secara etimologi antara “diin” dan agama, namun umumnya kata “diin”
sebagai istilah teknis diterjemahkan dalam pengertian yang sama dengan “agama”.
Kata agama selain disebut dengankata diin dapat juga
disebut syara,syari’at/millah.Terkadang syara itu
dinamakan juga addiin/millah.Karena hukum itu wajib dipatuhi, maka
di sebut “addin” dan karena hukum itu dicatat serta dibukukan,
dinamakan “millah”.Kemudian karena hukum itu wajib dijalankan, maka
dinamakan syara.
2. Secara
Sosiologi
Adapun Agama dalam pengertian sosiologi adalah gejalah sosial yang umum dan
dimiliki oleh seluruh masyarakat didunia, tanpa kecuali.Ia merupakan salah satu
aspek dalam kehidupan sosial dan bagian dari sistem sosial suatu masyarakat.
Agama juga bisa dilihat sebagai unsur dari kebudayaan suatu masyarakt disamping
unsur – unsur yang lain, seperti keseniaan, bahasa, sistem mata pencaharian, sistem
peralatan, dan sistem organisasi sosial.
3. Secara Istilah
(Terminologis)
Agama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu sebuah aturan yang
mengandung sistem kredo(tata keimana/keyakinan) atas adanya Tuhan, juga
merupakan sistem situs (ritual/tata peribadatan) manusia kepada
Tuhan dan juga sebagai sistem norma (kaidah yang mengatur hubungan
manusia dengan manusia dan manusia dengan alam) sesuai dengan keimanan dan tata
peribadatan itu.
Menurut Al-Syahrastani, agama adalah kekuatan dan kepatuhan yang terkadang
biasa diartikan sebagai pembalasan dan perhitungan (amal perbuatan di
akhirat) (M. Ali YatimAbdullah, 2004:5)
Menurut Prof. Dr. Bouquet mendefinisikan agama adalah hubungan yang tetap
antara diri manusia dengan yang bukan manusia yang bersifat suci dan
supernatural, dan yang bersifat berada dengan sendirinya dan yang mempunyai
kekuasaan absolut yang disebut Tuhan. (Abu Ahmadi,1984:14).
Dari pengertian agama dalam berbagai bentuknya itu maka
terdapat bermacam-macam definisi agama. Harun Nasution telah
mengumpulkan delapan macam definisi agama, yaitu:
1.
Pengakuan terhadap adanya hubungan manusia
dengan kekuatan gaib yang harus dipatuhi
2.
Pengakuan terhadap adanya kekuatan gaib
yang menguasai manusia
3.
Mengikatkan diri pada suatu bentuk hidup
yang mengandung pengakuan pada suatu sumber yang berada di luar diri manusia
dan yang mempengaruhi perbuatan-perbuatan manusia
4.
Kepercayaan pada suatu kekuatan gaib yang
menimbulkan cara hidup tertentu
5.
Suatu sistem tingkah laku yang berasal
dari suatu kekuatan gaib
6.
Pengakuan terhadap adanya
kewajiban-kewajiban yang diyakini bersumber pada suatu kekuatan gaib
7.
Pemujaan terhadap kekuatan gaib yang
timbul dari perasaan lemah dan perasaan takutterhadap kekuatan misterius yang
terdapat dalam alam sekitar manusia
8.
Ajaran-ajaran yang diwahyukan Tuhan kepada
manusia melalui seorang Rasul
B. Pengertian Agama Samawi dan
Pembagiannya
Agama
Samawi yaitu Agama yang berdasarkan wahyu allah, misalnya
agama islam dan agama yang pernah dibawa oleh para nabi dan rosul dimasa yang
lalu dan yang masih asli, pengertian agama samawi yaitu agama yang mendapatkan wahyu dari langit (samawi, sama') dan
telah dibekukan wahyunya yang asli adalah berupa kitab suci alqur'an
Dan agama samawi ini telah menganjurkan untuk beriman kepada allah dan
Rosulnya dan juga terdahap kitab-kitab sebelumnya ( dari para nabi dan rosul).
dan kedudukan agama islam yang mendapatkan wahyu dari allah itu telah
diterangkan dalam al qur'an :
$tBur ß,ÏÜZtƒ Ç`tã #“uqolù;$# ÇÌÈ ÷bÎ) uqèd žwÎ) ÖÓórur 4ÓyrqãƒÇÍÈ
Dan
tidaklah diucapkan Qur'an itu (atau ucapan Nabi) menurut kemauan hawa
nafsunya sendiri, yang ucapannya itu tidak ada lainya kecuali hanyalah wahyu
yang disampaikan kepadanya. (An-Najam ayat 3-4)
1. Yahudi
Yaitu istilah yang merujuk kepada sebuah agama atau suku bangsa.Sebagai
agama, istilah ini merujuk kepada umat yang beragama Yahudi.Berdasarkan
etnisitas, kata ini merujuk kepada keturunan Eber (Kejadian 10:21) atau
Yakub, anak Ishak, anak Abraham (Ibrahim) dan Sarah.Etnis Yahudi juga termasuk
Yahudi yang tidak beragama Yahudi tetapi beridentitas Yahudi dari segi
tradisi.Agama Yahudi adalah kombinasi antara agama dan suku bangsa.Kepercayaan
semata-mata dalam agama Yahudi tidak menjadikan seseorang menjadi Yahudi.Di
samping itu, dengan tidak memegang kepada prinsip-prinsip agama Yahudi tidak
menjadikan seorang Yahudi kehilangan status Yahudinya. Tetapi, definisi Yahudi
undang-undang kerajaan Israel tidak termasuk Yahudi yang memeluk agama yang
lain. Yang dibawa oleh Nabi Musa AS untuk Bani Israel atau Yahudi
semula bertauhid suci namun kemudian menyembah Sapi Emas.
2. Kristen
Adalah sebuah kepercayaan yang berdasarkan pada ajaran, hidup, sengsara,
wafat dan kebangkitan Yesus Kristus atau Isa Almasih. Agama kristen ini
meyakini Yesus Kristus adalah Tuhan dan Mesias, juru selamat
bagi seluruh umat manusia, yang menebus manusia dari dosa. Mereka beribadah di
gereja dan Kitab Suci mereka adalah Alkitab.Murid-murid Yesus Kristus pertama
kali dipanggil Kristen di Antiokia.Protestan adalah sebuah mazhab dalam agama
Kristen.Mazhab atau denominasi ini muncul setelah protes Martin Luther pada
tahun 1517 dengan 95 dalil nya.Kata Protestan sendiri diaplikasikan kepada umat
Kristen yang menolak ajaran maupun otoritas Gereja Katolik. Kata Katolik
sebenarnya bermakna "universal" atau "keseluruhan" atau
"umum" (dari ajektiva Bahasa Yunani (katholikos) yang
menggambarkan sifat gereja yang didirikan oleh Yesus Kristus. Kristen muncul
pada permulaan kurang/lebih 2.000 tahun lalu.
3. Islam
Adalah Agama yang mengimani satu tuhan, Islam secara bahasa (secara lafaz)
memiliki beberapa makna. Islam terdiri dari huruf dasar (dalam bahasa Arab):
"Sin", "Lam", dan "Mim". Beberapa kata dalam
bahasa Arab yang memiliki huruf dasar yang sama dengan "Islam",
memiliki kaitan makna dengan Islam. Islam secara bahasa adalah :Islamul wajh (menundukkan
wajah), Al istislam(berserah diri), As salamah (suci
bersih), As Salam (selamat dan sejahtera), As Silmu(perdamaian),
dan Sullam (tangga, bertahap, atau taddaruj).Secara
istilah, Islam berarti wahyu Allah, diin para nabi dan rasul,
pedoman hidup manusia, hukum-hukum Allah yang ada di dalam Al Qur'an dan As
Sunnah, dan dia merupakan jalan yang lurus, untuk keselamatan dunia dan
akhirat.Islam muncul pada permulaan kurang/lebih 1400 tahun lalu. Nabi Muhammad
saw merupakan pembawa ajaran ketauhidan, Allah swt Yang Maha Esa.
C. Ciri-Ciri Agama Samawi
Seperti yang telah dijelaskan, agama samawi disebut juga agama langit
(agama wahyu) yaitu agama yang diturunkan Tuhan dari langit berupa wahyu atau
firman-firman-Nya untuk mengatur kehidupan manusia agar sejahtera di dunia dan
akhirat.
Ciri-ciri Agama Samawi, yaitu :
1.
Agama ini memiliki kitab suci yang otentik
(ajarannya bertahan/asli dari Tuhan)
2.
Mempunyai nabi/rasul yang bertugas
menyampaikan dan menjelaskan lebih lanjut dari wahyu yang diterima
3.
Agama samawi /wahyu dapat dipastikan
kelahirannya
4.
Ajarannya serba tetap
5.
Kebenerannya adalah universal yaitu
berlaku bagi setiap manusia, masa, dan keadaan
6.
Ajaran Ketuhanannya adalah monotheisme mutlak
(satu Tuhan)
Berdasarkan fakta yang ada, penganut agama samawi lebih banyak dibandingkan
agama ardhi ataupun agama filosof.Yaitu agama Kristen sebanyak 2,1 milyar;
Islam 1,5 milyar; dan Yahudi 300 juta (Wikipedia). Hal ini menunjukkan
bahwa manusia cenderung kepada ajaran monotheisme mutlak dibandingkan
politheisme berdasarkan filosofi tokoh ataupun perkembangan budaya masyarakat.
Agama samawi memiliki beberapa kitab, yaitu :
1.
Kitab Al Qur’an yaitu kitab yang
diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW.
2.
Kitab taurat, yaitu kitab yang diturunkan
Allah kepada Nabi Musa.
3.
Kitab Injil, yaitu kitab yang diturunkan
kepada Nabi Isa.
4.
Kitab zabur, yaitu kitab yang diturunkan
Allah kepada Nabi Daud as.
5.
Shuhuf Ibrahim dan Musa, yaitu lembaran
yang tertulis di dalamnya wahyu dari Allah yang diturunkan kepada Nabi Ibrahim
dan Nabi Musa
Jadi ucapan atau sabda Nabi adalah merupakan wahyu illahi yang diantaranya
melalui malaikat jibril, dan setelah wahyu itu diterima maka disampaikan oleh
Nabi kepada Manusia, dan sebagai muslim diwajibkan beriman kepada agama samawi
sebelumnya seperti kitab taura, injil, zabur yang disampaikan oleh Allah kepada
Nabi-Nabi yang lalu, dan yang asli
D. Silsilah dan Hubungan Antar
Agama Samawi
Samawi kata sifat dari kata Arab samâ berarti
langit. Jadi Agama Samawiberarti
agama ‘langit’, maksudnya
agama yang berbasis
wahyu ilahiah, agama yang
diturunkan (unzila) dari ‘langit’
melalui para nabi atau rasul sejak Adam yang jmlahnya tidak diketahui secara
pasti. Atas dasar ini diperlukan
ekstra hati-hati ketika
mengkalim bahwa ‘agama
saya’ adalah satu-satunya agamaberbasis wahyu Wallâhu ‘a-lamu bi murâdih
(WAB). Sebagian agama sawamiditurunkan kepada Nuh a.s dan Ibrahim serta
keturunan-keturunan mereka. Artikel
pendek ini meninjau secara
singkat silsilah agama samawi perspektif Al-Qur’ansejauh yang penulis
pahami, dengan fokus pada tiga agama besar yang merupakankelanjutan atau siklus
wahyu ‘milah Ibrahim’ yaitu Yahudi, Nasrani dan Islam.
1. Milah Ibrahim
Banyak teks suci yang menegaskan
ajaran tauhid sebagai inti ajaransemua rasul sejak Adam a.s, Nuh a.s dan
Ibrahim a.s beserta keturunan-keturunan mereka4; semuanya adalah ‘umat yang
satu’ (ummatan wâhidah) yang menyampaikan ajaran yang sama (lihat 21:92),
sekalipun umat mereka‘sebagian memperoleh petunjuk, sebagian besar fasik’
(57:26).
Ibrahim a.s melanjutkan
‘milah’-nya, agama hanif,
kepada keturunan- keturunannya
yang pada waktunya
melahirkan agama besar
dunia yang masih suvive: Yahudi dan Nasrani melalui
jalur Ishak a.s danYa’kub (Isra’il),
serta Islam melalui jalur Isma’il. Menarik untuk dicatatbahwa ketika
‘berdebat’ dengan kaum Yahudi dan Nasrani,
Muhammad saw diperintahkan untuk
mengemukakan argumen bahwa dirinyameneruskan ajaran agama hanif Ibrahim
a.s:
Dan mereka berkata, “Jadilah
kamu (penganut) Yahudi atau Nasrani,
niscaya kamu mendapat petujuk.” Katakanlah,“(Tidak!) Tetapi (kamimengikuti)
agama Ibrahim yang lurus dan tidak termasuk orang-orang yangmempersekutukan
Tuhan” (2:135).
Narasi ayat itu menegaskan atau
mengisyaratkan dua hal: (1) menegaskan bahwa ajaran Islam yang diajarkan Rasul saw merupakan kelanjutan milah Ibrahim, a.s yang otentik, dan (2) mengisyaratkan
bahwamainstream penganut Yahudi maupun
Nasrani (Kristen) bukan atau tidak
sejalan dengan milah Ibrahim sebagaimana dijarakan kepada Ishak a.s
danYa’kub a.s; WAB. Butir kedua ini ditegaskan lebih lanjut dalam
ayatberikutnya :
Katakanlah, kami
beriman kepada Allah
dan kepada apa
yang diturunkan kepada Ibrahim,
Ismail, Ishak, Ya’kub dan anak
cucunya, dankepada apa yang diberikan kepada Musa dan Isa serta kepada apa
yangdiberikan kepada nabi-nabi dari Tuhan mereka. Kami tidak
membeda-bedakan seorang pun di antara
mereka, dan kami berserah diri kepada-Nya”. (2:136)
Dari kutipan ayat di atas jelas bahwa Ibrahim a.s dan keturunan-keturunanya
mengajarkan ajaran yang sama. Dari kutipan yang sama juga jelasbahwa Ya’kub
yang dikalim sebagai
leluhur Yahudi dan
Isa a.s yang ajarannya diklaim sebagai rujukan Nasrani
sebenarnya menyampaikan ajaran yang
tidak berbeda dengan ajaran Ibrahim a.s serta keturunan-keturunannya WAB.
Barangkali inilah salah satu alsan mengapa Muhammd saw diperintahkan untuk
‘megajak’ kaum ahli kitab gelar
qur’ani yang sangat terhormat bagi
kaum Yahudi dan
Nasrani untuk kembali kepada
nilai-nilai kesamaan (kalimatun
sawa) antara akar
tradisi mereka yang sebenarnya
dengan tradisi kaum
muslimin yang ketika
itu tengah dibangun sebagai ‘ahli kitab’ model qur’ani.
Katakanlah (Muhammad) “Wahai Ahli Kitab!
Marilah (kita) kembali kepada satu kalimah (pegangan) yang sama antara kami dan
kamu, bahwa kita tidak
menyembah selain Allah
dan tidak
mempersekutukan-Nyadengan sesuatu pun, dan bahwa kita tidak menjadikan satu
sama lain tuhan-tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling maka katakanlah
(kepada mereka),“Saksikanlah, bahwa kami adalah orang muslim” (3:64).
Sebagai catatan, lanjutan ayat dikutip di atas tidak mengakui klaimYahudi
maupun Nasrani yang mengatakan bahwa Ibrahim a.s adalah pengikutYahudi atau
Nasrani. Argumennya sederhana: Taurat
maupun Injil datangsetelah bukan sebelum era Ibrahim a.s.
2. Perbedaan dalam Penekanan
Uraian bagian terdahulu artikel ini menegaskan
bahwa Yahudi, Nasranimaupun Islam sebenarnya
memiliki akar ajaran yang sama. Dengan perkataan lain, ketiga agama
samawi itu sebenarnya memiliki kesamaan yangdapat dijadikan pegangan
bersama yaitu ajaran
Tauhid. Tetapi pada
tingkat sosiologis ketiga
agama itu berbeda dan Al-Qur’an
mendokumentasikanbanyak kasus penyimpangan yang dilakukan oleh ahli kitab:
Surat Al-Baqarah (2) mengenai kaum Yahudi dan Surat Al-Imran (3) dan
Al-Maidah(5) mengenai kaum Nasrani. Yang mungkin menarik untuk dicatat
adalah bahwa Al-Qur’an--- sejauh
yang penulis ketahui---
tidak pernah memberikan ‘pujian’
kepada kaum Yahudi
tetapi beberapa kali memuji kaum Nasrani sebagaimana ditemukan
dalam dua ayat berikut :
Pasti akan kamu
dapati orang yang paling keras permusuhannyaterhadap orang-orang
beriman, ialah orang-orang
Yahudi dan orang- orang musyrik.
Dan pasti akan kamu dapati orang-orang
yang paling dekat persahabatannya dengan orang-orang beriman ialah
orang-orang yangberkata, “Sesungguhnya kami adalah orang Nasrani”. Yang
demikian itukarena di antara mereka terdapat para rahib, (juga) karena mereka
tidakmenyombongkan diri
Dan apabila
mereka mendengarkan apa (Al-Qur’an) yang diturunkan kepada Rasul (Muhammad), kamu
lihat mata mereka mencucurkan air matadisebabkan kebenaran yang telah mereka
ketahui (dari kitab-kitab merekasendiri), seraya berkata “Ya Tuhan, kami telah
beriman, maka catatlah kamibersama orang-orang yang menjadi saksi (atas
kebenaran Al-Qur’an dankenabian Muhammad) (5:82-83)
Di dalam 57 (27) pengikut Isa a.s dipuji sebagai
kelompok orang yangmemiliki rasa santun dan kasih sayang (ra’fah dan rahmah)
tetapi jugamengkritik sikap rahbaniyah (tidak
beristri atau bersuami
dan mengurung diri dalam
biara)” yang dinilai mengada-ada. Tertelepas
dari itu, ayat itumenegaskan
sebagian pengikut Isa a.s
memperoleh pahala ‘dan banyak diantara mereka yang fasik”.
Pertanyaan yang mungkin menarik untuk dijawab
adalah kenapa ketigaagama samawi itu berbeda (sekalipun memiliki akar tradisi
yang sama). Jawaban hakiki untuk pertanyaan ini merupakan salah satu rahasia
Allah swt yang bukan urusan kita sebagaimana
tersirat dalam banyak teks suci antara lain 2(141).
Di luar dalil naqliah ini mungkin menarik untuk
disimak ide-ide Schuon(2000) mengenai perbedaan tradisi ketiga agama samawi
ini. Ide dasar Schuonadalah bahwa ajaran Ibrahim a.s, Musa a.s dan Isa a.s
sebenarnya lengkapdalam arti mencakup semua unsur ISLAM (dengan huruf besar
semua)sebagaimana diungkapkan dalam hadis Jibril yang terkenal yaitu al- iman
(Faith), al-islam (Law) dan al-ihsan (Way). Yang berbeda dalam ketiga ajaranitu
adalah dalam penekanan atau aksentuasi. Dalam ajaran Ibrahim a.s, al—iman memperoleh
penekaan sedemikian rupa sehingga
menyerap dua unsurlainnya. Dalam ajaran Musa a.s, al-islam yang
memeroleh penekanan sehingga dua
unsur lainnya seolah-olah
terserap. Mengenai ajaran Musaa.s
ini Schuon mengemukakan (sengaja tidak diterjemahkan):
“…
now whereas in
the Israelite lineage
Abraham is renewed
and replaced, as it were, by Moses--- in the Sinaitic Revelation being
like a second beginning of Monotheism--- for the sons of Ishmael Abraham continuesremain primordial and unique
Revealer” (4).
Berbeda dengan ajaran Ibrahim a.s maupun Musa
a.s, ajaran Isa a.s menekankan unsur al-ihsan sedemikian kuatnya sehingga dua
unsur lainnya terserap dalam unsur yang ketiga itu. Bagaimana dengan ajaran
Muhammad saw? Kutipan kalimat Schuon berikut mungkin membantu untuk menjawab
pertanyaan itu:
“… Islam, for its part, intends to contain these
three elements sideby side, thus in perfect
equilibrium, where precisely
its doctrine of thre elements
iman, islam and ihsan (6).
3. Kesimpulan
Dalam perspektif Al-Qur’an,
Agama Yahudi, Nasrani
dan Islam seharusnya memiliki
kesamaan (kalimatun sawâ) yang bisa dijadikan acuan bersama (common platform)
yaitu ajaran Tauhid; ketiganya sama-sama agama samawi dengan
‘leluhur’ yang sama
yaitu Ibrahim a.s
sekalipun melalui siklus
pewahyuan berbeda. Rahasia perbedaan antara ketiga agama itu merupakan rahasia
Tuhan swt. Pada
taraf analisis manusiawi
dapat dikatakan bahwa perbedaannya terletak pada penekanan atau
aksentuasiterhadap pilar (pilar) ISLAM sebagaimana tampak dalam bagan di bawah.
Bagan itu dapat mempermudah memahami bahwa ajaran Agama Islam merupakan
penyempurna dan sintesis ajaran monoteisme sebelumnya.
Kutipan terakhir Schuon sebagaimana
dikutip di atas mendorong penulis
untuk menyimpulkan bahwa istilah Islam ‘sempurna’ (kaffah) lebihterletak
pada kelengkapan pilar
ISLAM (Iman, Islam
dan Ihsan) dari
pada kelengkapan penerapan hukum
fikih secara harfiah
(tekstual), misalnya.
Sebagai tambahan, hemat penulis, istilah Shibgah Allah (“CelupanAllah’)
dalam teks suci (2:138) merujuk pada kombinasi unsur-unsur ISLAMyang pada
ajaran Muhammad saw seharusnya atau pada tataran normatiftelah mencapai tingkat
yang optimal sebagai suatu ajaran samawi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Agama Samawi yaitu Agama yang berdasarkan wahyu allah, misalnya agama islam
dan agama yang pernah dibawa oleh para nabi dan rosul dimasa yang lalu dan yang
masih asli, pengertian agama samawi yaitu agama yang mendapatkan wahyu dari
langit (samawi, sama') dan telah
dibekukan wahyunya yang asli adalah berupa kitab suci alqur'an
Samawi kata sifat dari kata Arab samâ berarti langit. Jadi Agama
Samawiberarti agama ‘langit’,
maksudnya agama yang
berbasis wahyu ilahiah, agamayang diturunkan (unzila) dari ‘langit’ melalui para nabi atau
rasul sejak Adama.s yang jumlahnya tidak diketahui secara pasti. Atas dasar ini
diperlukan ekstra hati-hati
ketika mengkalim bahwa
‘agama saya’ adalah satu-satunya
agamaberbasis wahyu Wallâhu ‘a-lamu bi murâdih (WAB). Sebagian agama
sawamiditurunkan kepada Nuh a.s dan Ibrahim serta keturunan-keturunan mereka.
Artikel pendek ini meninjau
secara singkat silsilah agama
samawi perspektif Al-Qur’ansejauh yang penulis pahami, dengan fokus pada tiga
agama besar yang merupakankelanjutan atau siklus wahyu ‘milah Ibrahim’ yaitu
Yahudi, Nasrani dan Islam.
B. Saran
Demikianlah makalah ini kami susun, kami menyadari dalam pembuatan makalah
ini masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan oleh karena itu kritik dan
saran sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Abuddin Nata, Metodologi Studi
Islam, (Yogyakarta: Gama Media, 2005).
DOWNLOAD MAKALAHNYA DISINI
loading...
0 Comment to "Makalah Ilmu Kalam Sejarah Agama Samawi"
Post a Comment