Friday, August 25, 2017

Makalah Iman Kepada Allah

MAKALAH PAI
IMAN KEPADA SIFAT-SIFAT ALLAH


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
                Perihal mengenai Aqidah ataupun Tauhid tak akan lepas dari Arkanul Iman (Rukun Iman).Secara bahasa Aqidah diartikan dengan : Simpulan,ikatan dan sangkutan.Secara teknis diartikan dengan : Iman,kepercayaan dan keyakinan[1].Adapun pandangan Ulama’ Islam menetapkan : Aqidah adalah kepercayaan yang sesuai dengan kenyataan yang dapat dikuatkan dengan dalil.
Iman atau percaya kepada Tuhan merupakan fitrah manusia sebagai makhluk yang diciptakan,karena ia tak mampu hadir tanpa ada yang menghadirkan.Petunjuk akal telah menyatakan kewujudan Allah,karena seluruh makhluk yang ada ini,termasuk yang sudah berlalu maupun yang akan datang kemudian,sudah tentu ada pencipta yang menciptakannya[2].Yang artinya,tidak ada suatu hasil penciptaan tanpa Pencipta .”Apabila anda ditanya,dengan apa anda mengenala Rabb anda?Maka jawablah,dengan ayat-ayat dan makhluk-makhluk-Nya.Diantara ayat-ayat-Nya adalah malam,siang,matahai dan bulan.Diantara makhluk-makhluk-Nya adalah tujuh langit dan tujuh bumi beserta siapa saja yang berada didalamnya serta apa saja yang berada diantara keduanya[3]
            Pencakupan Iman kepada Allah swt mencakup empat hal : 1).Iman kepada kewujudan(adanya allah),2).Iman kepada Rububiyyah-Nya,3).Iman kepada Uluhiyyah-Nya,4).Iman kepada nama-nama dan sifat-Nya[4].

B. Rumusan Masalah
1.Apa yang dimaksud dengan iman kepada Allah swt?
2.Bagaimana ruang lingkup beriman (ma’rifat) kepada Allah swt?
3.Mengapa kita wajib mengimani akan adannya Tuhan (Allah)?
   
BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian Iman Kepada Allah
Kata iman berasal dari bahasa Arab yang artinya percaya. Menurut ilmu tauhid, iman yaitu membenarkan dengan hati, mengucapkan dengan lisan, dan mengamalkan dengan tindakan. Jadi ada tiga unsur orang dapat dikatakan beriman kepada Allah swt., meliputi: hati, lisan, dan anggota badan. Membenarkan dengan hati bahwa Allah itu ada dengan segala sifat keagungan-Nya. Lisan kita mengucapkan atau mengikrarkan adanya Allah swt., sedangkan badan kita mengerjakan apa yang menjadi perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.
Jadi, seseorang dikatakan sebagai mukmin (orang yang beriman), apabila sudah memenuhi ketiga unsur di atas. Jika seseorang mengaku beriman kepada Allah swt. sebatas pada hati dan ucapannya saja, tetapi perilakunya belum menggambarkan sebagai seorang yang memiliki iman, maka orang tersebut belum bisa dikategorikan sebagai mukmin. lni karena ketiga unsur di atas merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan.
Perintah beriman kepada Allah swt, merupakan perintah Allah kepada umat manusia. Firman Allah Q.S. An-Nisa': 136
 Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barang siapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari Kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya."

B. Sifat-sifat Allah
Sifat adalah sesuatu yang memberikan ciri khas pada zatnya. Sifat bagi Allah adalah sesuatu yang menjadi ciri khas zat Allah swt. Adapun sifat-sifat Allah dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu sebagai berikut.
1.      Sifat Wajib, yakni sifat-sifat yang pasti dimilki oleh Allah swt. Ada 13 sifat wajib atau 20 termasuk sifat-sifat maha atau paling.
2.      Sifat Mustahil, yakni sifat-sifat yang tidak mungkin ada pada Allah swt., sifat ini kebalikan dari sifat-sifat wajib. Jumlahnya ada 13.
3.      Sifat Jaiz, yakni sifat yang mungkin bagi Allah swt. untuk berbuat sesuatu atau tidak berbuat sesuatu sesuai dengan kehendak-Nya. Sifat jaiz, yaitu "Fi'lu kulli mumkinin au tarkuhu".
1. Wujud
Wujud berarti ada, sifat mustahilnya adam berarti tidak ada. Adanya Allah swt., bukan karena ada yang mengadakan atau menciptakan-Nya, tetapi Dia itu ada dengan Zat-Nya sendiri. Allah swt. memiliki wujud, namun kemampuan kita tidak memadai untuk memikirkan keberadaaan Zat-Nya. Kita hanya mampu menggapai fenomena atau gejala alam yang merupakan ciptaan Allah swt. Sifat ini dijelaskan dalam Q.S. Al-A'raf: 54.
2. Qidam
Qidam artinya dahulu, sifat mustahilnya hudus artinya baru. Allah swt. telah ada terlebih dahulu sebelum segala sesuatu ada. Allah swt. tidak diciptakan, tetapi sebaliknya Allah yang menciptakan segala sesuatu. Sebagai Sang Pencipta (Khalik) sudah pasti keberadaan-Nya lebih dahulu daripada ciptaan-Nya. Sebagaimana firman-Nya dalam Q.S. Al-Hadid: 3.
 Artinya: "Dialah yang Awal dan yang akhir yang Zhahir dan yang Bathin, dan Dia Maha mengetahui segala sesuatu."
3. Baqa'
Baqa' artinya kekal,sifat mustahilnya fana' artinya:rusak atau binasa. Segala sesuatu yang adipasti ada akhirnya. SeS6 atu yang hancur itu adalah makhluk, hanya Allah yang tetap kekal: Firman Allah swt. Q.S. Ar-Rahman: 26-27.
 Artinya: "Semua yang ada di bumf itu akan binasa. Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan."
 4. Mukhalafatu lilhawadisi
Mukhalafatu Jilhawadisi artinya berbeda dengan makhluk-NyaLsifat mustahilnya MurnaiSalatu lilhavvadisi artinya sama dengan makhluk-Nya. Allah swt. sebagai SingPencipta tidak mungkin sama dengan ciptaan-Nya, sehingga kita tidak akan bisa menggambarkan wujud Zat-Nya. Hakikat keadaan Allah lebih sempurna dari apa yang dapat kita bayangkan.
Dijelaskan dalam Q.S. Asy-Syuraa: 11.
5. Qiyamuhu binafsihi
Qiyamuhu binafsihi artinya berdiri sendiri, sifat mustahilnya qiyamuhu bigairihi artinya
bergantung pada yang lain. Adanya Allah itu karena dengan Zat-Nya sendiri, Allah tidak bergantung pada sesuatu dari luar diri-Nya. Firman Allah swt. Q.S. Ali-Imran: 2.
 Artinya: "Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia yang hidup kekal lagi terus-menerus mengurus makhluk-Nya."
6. Wandaniyah
Wandaniyah artinya Esa atau tunggal, sifat mustahilnya ta'adud artinya berbilang atau lebih dari satu. Jika Allah lebih dari satu, maka akan terjadi persaingan untuk sating mengungguli atau menjatuhkan satu sama lain, sehingga kekuasaan-Nya menjadi tidak mutlak. Sebagai muslim kita harus meyakini bahwa Allah itu Esa dalam zat, esa dalam sifat, dan esa dalam perbuatan-Nya. Sifat ini dijelaskan dalam Q.S. Al-ikhlas: 1-4.
7. Qudrat
Qudrat artinya berkuasa, sifat mustahilnya 'ajzun artinya lemah. Kekuasaan Allah mutlak dan tiada batas, Dia merencanakan, menciptakan, dan mengelola ciptaan-Nya tanpa ada hambatan dan rintangan apapun dan dari manapun. Firman Allah swt.           
Q.S. Ali-lmran:189.
 Artinya: "Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumf, dan Allah Maha Perkasa atas segala sesuatu."
 8. Iradah
Iradah artinya berkehendak, sifat mustahilnya karohah artinya terpaksa. Dengan sifat iradah Allah berbuat apa saja sesuai kehendak-Nya, tanpa ada paksaan pihak lain. Manusia hanya bisa merencanakan, sedangkan keputusan mutlak di tangan Allah swt. Apa yang terjadi pada diri kita di dunia ini semua tidak lepas dari iradat-Nya. Firman Allah swt. Q.S. Yasiin: 82.
 Artinya: "Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: "Jadilah!" Maka terjadilah ia."
9. Ilmu
Ilmu artinya mengetahui, sifat mustahilnya jahlun, artinya bodoh. Segala sesuatu di jagat rays ini yang sederhana hingga ke hal-hal yang sangat rumit, yang tampak maupun yang tersernbunyi, yang besar maupun yang kecil, dan sebagainya, sudah dapat membawa kita kepada suatu bukti bahwa Dia-lah Zat Yang Maha Berilmu, Maha Mengetahui. Sifat ini dijelaskan dalam Q.S. Al-Hujurat: 16.
10. Hayat
Hayatartinya hidup, sifat mustahilnya mautun artinya mati. Allah hidup berbeda dari hidup makhluk-Nya. Allah hidup tanpa ada yang menghidupkan, makhluk lain hidup karena ada yang menghidupkan, yaitu Allah swt. Allah hidup selama-lamanya, tidak mengalarni kematian. Makhluk yang lain hidup, tetapipasti akan mengalami kematian. Sifat ini dijelaskan dalam Q.S. Al-Baqarah: 255.
11. Sama'
Sama' artinya mendengar, sifat mustahilnya summun artinya tuli. Allah mendengar dengan sempurna, tidak terbatas. Tidak ada yang dapat bersembunyi dari pendengaran Allah. Bahkan Allah swt. juga mendengar suara dalam hati kita meskipun kita belum mengucapkan secara lisan. Sebagaimana firman-Nya dalam Q.S. Al-Anbiya': 4:
 Artinya: "Berkatalah Muhammad (kepada mereka): "Tuhanku mengetahui semua perkataan di langit dan di bumf dan Dialah yang Maha mendengar lagi Maha Mengetahui".
 12. Bashar
Basharartinya melihat, sifat nustahilnya `umyun artinya buts. Penglihatan Allah bersifat mutlak. Artinya penglihatan Allah tidak terbatas pada tempat maupun waktu. Allah melihat segala sesuatu yang besar, yang kecil, yang nyata maupun yang gaib, tidak ada satu pun peristiwa yang luput dari penglihatan-Nya. Sifat ini dijelaskan dalam Allah Q.S. Ibrahim: 38.
13. Kalam
Kalam artinya berfirman/ berbicara, sifat mustahilnya bukmun artinya bisu. Bukti bila Allah berfirman adalah adanya kitab suci yang diturunkan kepada utusan-Nya/ rasul.           Perkataan Allah meliputi berbagai bahasa yang dipahami manusia maupun makhluk lainnya. Firman Allah swt. Q.S. An-Nisa': 164.          
Artinya: "... dan Allah telah berbicara kepada akan membawa ketenangan dan kedamaian. Musa dengan langsung.

C. Sepuluh Sifat Allah dalam Asmaul Husna
Susunan kata asmaul husna terdiri atas dua kata, yaitu kata asma artinya nama-nama dan al Husna artinya yang baik-baik. Jadi, Asmaul husna adalah nama-nama Allah yang balk. Nama-nama Allah dalam Asmaul husna itu Allah sendiri yang membuatnya, seperti dalam firman-Nya berikut ini.
 Artinya: "Dialah Allah yang Menciptakan, yang Mengadakan, yang membentuk rupa, yang mempunyai Asmaul husna. Bertasbih kepadanya apa yang di langit dan bumf dan Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana."(Q.S. Al-Hasyr: 24)
 Artinya: "Dialah Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Dia mempunyai Asmaul husna (nama-nama yang baik)."(Q.S. Taha: 8)
Semuanya tersebar dalamAl-Quran, jumlahnya ada 99 ditambah lafal Allah, sebagai ismul jalalah menjadi seratus. Adapun jumlah Asmaul husna ada 99 sesuai dengan sabda Nabi Muhammad saw.
Artinya: "Sesungguhnya Allah memilki 99 nama, yaitu seratus kurang satu. Barang siapa yang menghafalnya is akan masuk surga. Sesungguhnya Dia tunggal, Dia menyukai bilangan ganjiL"(H.R. Baihaqi)
Berikut penjelasan sepuluh dari 99 Asmaul husna Allah swt.
1. Al Malik
Firman Allah swt. Q.S. Al-Mukminuri: 116

Artinya: "Maka Maha Tinggi Allah, raja yang sebenarnya; tidak ada Tuhan selain Dia, Tuhan (yang mempunyai) Arsy yang mulia."
Berikut penjelasan mengenai sifat Al-Malik.
a.       Allah memiliki nama Al Malik, artinya raja atau yang merajai, Dialah yang mengatur kerajaan-Nya sesuai kehendak-Nya, kekuasaan-Nya tanpa batas.
b.      Al Malik artinya Allah Maha Kuasa.
c.       Al Malik artinya yang mempunyai kerajaan.
d.      Al Malik artinya yang memiliki, yakni yang memiliki dunia dan akhirat, dan yang menguasai hari kiamat.
2. Al Azizu
Allah disebut Al Aziz artinya Allah Maha Perkasa. Keperkasaan Allah tidak terbatas. Berbeda dari keperkasaan manusia atau makhluk lain. Kemuliaan dan keperkasaan manusia terbatas dan bersifat sementara. Betapapun perkasanya manusia, pasti masih ada yang mengunggulinya. Firman Allah swt. Q.S. Al-Ankabut: 42

Artinya: "Sesungguhnya Allah mengetahui apa saja yang mereka sent selain Allah dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana."
Ayat di atas mengingatkan kepada manusia untuk menyadari keterbatasannya, tidak patut menyombongkan dirt, meskipun  memiliki kelebihan dibanding yang lain. Kelebihan sebesar apapun seperti kekuasaan, pangkat, jabatan, kekayaan, kepandaian, semua adalah amanah dan Allah yang kelak            akan dimintai pertanggungan jawab. 
3. Al Ghaffar
Firman Allah swt. Q.S. Shaad: 66.     ,          

Artinya: "Tuhan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun."
Al Ghaffar artinya Yang Maha Pengampun, yaitu Allah banyak memberi maaf hamba yang dikehendaki-Nya yang bersalah dan berbuat dosa. Manusia dalam hidupnya di dunia tidak luput dan dosa. Baik dosa yang ditimbulkan karena tidak melaksanakan perintah Allah yang wajib, maupun dosa yang disebabkan karena melanggar larangan Allah. Seberapun dosa seorang hamba, pasti Allah akan mengampuni bila hamba itu mau memohon ampunan kepada-Nya. Allah swt. tidak akan mengampuni dosa kemusyrikan. Termasuk ciri-ciri hamba yang taat adalah yang senantiasa memohon ampunan kepada-Nya.
4. Al Wahhab
Al Wahhab berarti Maha Pemberi. Allah memberi siapa saja yang dikehendaki-Nya. Dia memberi berulang-ulang, terus-menerus tanpa mengharap imbalan dari yang diberi. Pemberian yang dilakukan manusia tidak dapat dikatakan wahhab, karena dalam setiap pemberian apapun pasti disertai pengharapan, misalnya berupa pujian, penghormatan, dan sebagainya. Pemberian yang disertai pengharapan tersebut tidak bisa dikatakan wahhab. Firman-Nya Q.S. Shaad: 9.

Artinya: "Atau apakah mereka itu mempunyai perbendaharaan rahmat Tuhanmu yang Maha Perkasa lagi Maha pemberi?"
5. Ar Razaq
Firman Allah Q.S. Hud: 6       •

Artinya: "Dan tidak ada suatu binatang melatapun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya semuanya tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh)."
Allah mempunyai sifat Ar Razaq artinya, bahwa Allah itu Maha Pemberi rezeki kepada hamba-hamba-Nya dan makhluk lain secara terus-menerus yang jumlahnya tidak dapat dihitung oleh manusia.

6. Al Fattahu
Allah swt. berfirman dalam Q.S. Saba' ayat 26:

Artinya: "Katakanlah: "Tuhan kita akan mengumpulkan kita semua, kemudian Dia memberi keputusan antara kita dengan benar dan Dia-lah Maha pemberi keputusan lagi Maha Mengetahui".
Allah mempunyai sifat Al Fattah, artinya Allah Maha memberi keputusan, membukakan rahmat-Nya kepada seluruh slam. Keputusan yang menyangkut nasib akhir manusia di akhirat kelak. Keputusan yang yang diberikan Allah sesuai dengan perbuatan yang dilakukan ketika masih hidup di dunia. Keputusan yang diberikan Allah kepada manusia pasti seimbang dengan imbalan yang akan diberikan. •
7. Al Adlu
Allah swt. berfirman dalam Q.S. An-Nahl ayat 90.


Artinya: "Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran."
Al Adlu artinya adil, yaitu menempatkan sesuatu pada tempatnya. Umpanya manusia itu kewajibannya menyembah Allah. Bila mau menyembah Allah berarti adil, bila tidak mau menyembah artinya zalim. Allah itu Maha Adil terhadap semua makhluk, yang berbuat balk akan diberi balasan kebaikannya dan yang berbuat kesalahan akan diberi balasan kesalahannya.
8. Al Hasib
Allah swt. berfirman dalam Q.S. An-Nisa' ayat 86.


Artinya: "Apabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatu penghormatan, Maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih balk dari padanya, atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa). Sesungguhnya Allah memperhitungkan segala sesuatu."
Adapun penjelasan mengenai sifat Al-Hasib, yaitu sebagai berikut.
a.       Al Hasib artinya Allah Maha Menjamin, yakni memberikan jaminan kecukupan kepada seluruh makhluk-Nya.
b.      Al Hasib artinya Maha Memperhitungkan, yakni memperhitungkan amal hamba-hamba-Nya pada hari kiamat.           
c.       Al Hasib berarti Penghisab/Penghitung amal, yakni semua amal manusia akan dihisab dan akan diberi balasan, baik besar maupun kecil.
9. Al Hakim
Allah swt. berfirman dalam. Q.S. Az-Zukhruf ayat 84.


Artinya: "Dan Dialah Tuhan (yang disembah) di langit dan Tuhan (yang disembah) di bumf dan Dia-lah yang Maha Bijaksana lagi Maha mengetahui."
Al-Hakim artinya Maha Bijaksana, yaitu memiliki kebijaksanaan tértinggi, kesempurnaan ilmu, dan kerapian dalam membuat segala sesuatu.

10. Al-aayyumu
Al Qayyumu berarti Maha Berdfri sendiri. Allah ada dengan sendirinya tanpa bantuan yang lain. Makhluk-Nya ada karena diadakan oleh Allah. Bukti bahwa Allah berdiri sendiri tanpa bantuan yang lain adalah wujudnya slam semesta ini. Alam semesta yang teratur ini dikendalikan sendiri oleh Allah. Perhatikan firman Allah dalam Q.S. Ali-lmran ayat 2. •

Artinya: "Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. yang hidup kekal lagi terus-menerus mengurus makhluk-Nya."
  
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Beriman dan mempercayai akan adanya Allah adalah Fitrah manusia yang tak bisa dipungkiri
Adapun hikmah mengenal Asmaul husna adalah sebagai berikut.
1. Menyadari bahwa manusia adalah makhluk lemah.
2. Berupaya untuk menjadi kuat dan pandai.
3. Bersikap sabar, kasih sayang, dan pemaaf.
4. Berupaya menjadi aktif dan kreatif.
Perilaku orang beriman terhadap 10 sifat Allah swt. dalam Asmaul husna, antara lain sebagai berikut: berusaha selalu berbuat baik dan berkasih sayang, berusaha menjadi mukmin yang bertakwa, memelihara kesucian diri, menjaga keselamatan din dan orang lain, menjadi orang yang terpercaya dan dapat memberi rasa aman kepada sesama, berperilaku adil, berusaha menjadi orang yang pemaaf, berperilaku bijaksana, menjadi pemimpin yang balk, berrnuhasabah (introspeksi dih).

B. Pesan Penulis
            Demikian makalah ini kami susun,semoga bermanfaat bagi kita semua. Mohon maaf bila ada kesalahan baik dalam materi maupun penulisan.

  
DAFTAR PUSTAKA

Zaini,Syahminan.1983.Kuliah Aqidah Islam.Surabaya:Al-Ikhlas
Muhammad Ibn Shalih Al-Utsmaini,Syaikh.1997.Syarah Tsalatsatul Ushul.Riyadh:Darul Tsarya

Shihab,M.Quraish.2009.Tafsir Al-Misbah:Pesan,kesan dan keserasian Al-Qur’an Vol 12.Jakarta:Lentera Hati


DOWNLOAD MAKALAHNYA DISINI




loading...

Share this

0 Comment to "Makalah Iman Kepada Allah"

Post a Comment