Thursday, March 26, 2020

Friday, March 20, 2020

Makalah Ilmu Tafsir : Ayat-Ayat Tentang Kejadian Penciptaan Manusia

MAKALAH

AYAT-AYAT TENTANG KEJADIAN / PENCIPTAAN MANUSIA


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Manusia diciptakan untuk menjadi khalifahdibumi, yang diciptakan ole Allah SWT dari tanah, dari lumpur hitam[1] yang diberi bentuk, dari tanah kering seperti embikar, kemudian disempurnakan oleh-Nya dan ditiupkan pada-Nya ruh dari-Nya. Lalu seluruh malaika pun bersujud kepada manusia kecuali iblis.
Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang paling mulia karena diangkat sebagai khalifah Allah yang bertugas untuk memakmurkan bumi atas dasar ketakwaan. Manusia yang terdiri dari tubuh, akal, dan ruh, juga mempunyai asal-usul yang diterangkan dalam Al-Qur’an surat Al-Mu’minun, dan beberapa surat lain serta dalam beberapa hadis. Kemudian, Al-Qur’an menginformasikan bahwa ada dua macam proses penciptaan manusia yaitu penciptaan secara primordial, yaitu berkaitan dengan penciptaan manusia pertama yakni Adam as, dan penciptaan seluruh manusia sebagai generasi Adam as.

Makalah Pembaharuan Pemikiran Dalam Islam

MAKALAH

PENGERTIAN DAN LATAR BELAKANG PEMBAHARUAN PEMIKIRAN DALAM ISLAM




BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Dunia Islam telah mengalami masa keemasan dalam sejarah peradaban dunia, banyak dari sana muncul ilumuan-ilmuan yang mendunia yang melahirkan karya-karyanya, baik dalam bidang politik, astronomi, filsafat, kedokteran, fisika, biologi. namun masa keemasan itu berakhir atau mengalami kemunduran setelah perang salib dan dihancurkannya pusat ilmu atau perpustakan kordoba yang mana pada saat itu perpustakaan kordoba memiliki 70 perpustakaan dan 400.000 kitab.
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern mulai masuk ke dunia islam setelah pembukaan abad ke sembilan belas. Yang dalam sejarah Islam di pandang sebagai awal permulaan abad Modern. kontak dengan dunia Barat selanjutnya menimbulkan ide-ide baru ke dunia Islam seperti: rasionalisme, nasionalisme, demokrasi dan sebagainya. Semua ini menimbulkan permasalahan-permasalahan baru dan pemimpin-peminpin Islam pun mulai memikirkan cara mengatasi persoalan-persoalan ini.

Wednesday, March 18, 2020

Makalah Sejarah Kerajaan Islam di Kepulauan Riau

MAKALAH

KERAJAAN ISLAM DI KEPULAUAN RIAU



BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Perkembangan Agama Islam Di Indonesia sangatlah di pengaruhi oleh para tokoh-tokoh atau para pemuka agama jaman dahulu,khususunya para wali yang kita kenal sebagai Wali Songo atau dalam bahasa indonesi artinya sembilan wali.Tapi, bagaimana dengan perkembangan Islam di Riau?
Untuk menjawab pertanyaan ini,kita perlu melihat-lihat dan mengobservasi sejarah yang berkaitan dengan peninggalan – peninggalan sejarah islam di Riau itu sendiri seperti Masjid dan selain itu sejarah kerajaan-kerajaan islam yang ada di Riau itupu perlu kita pelajari dan kita kaji,agar nantinya kita bias mengambil kesimpulan tentang bagaimana perkembangan Islam di Riau.

Makalah Sejarah Kesultanan Aceh Darussalam

MAKALAH
KERAJAAN ISLAM

KESULTANAN ACEH DARUSSALAM





BAB I
PENDAHULUAN

A.            Latar Belakang
Aceh yang terkenal dengan sebutan, “Kota Serambi Mekkah” merupakan tempat di mana berkembangnya agama Islam pertama di Indonesia. Diperlihatkan dari letak geografisnya, dimana Aceh sendiri terletak di ujung barat Pulau Sumatera dan dekat dengan Selat Malaka yang saat itu menjadi pintu pusat lalu lalangnya kapal-kapal saudagar antara belahan bumi Barat dan Timur dapat diperhitungkan sejak awal abad ke 1.
Namun dengan sendirinya meningkat lalulintas perdagangan dan kemampuan hidup masyarakat sekaligus memungkinkan terbangunnya suatu pemerintahan atau kerajaan-kerajaan terutama di Aceh seperti Kerajaan Jeumpa, Lamuri, Samudra Pasai dan lain-lain yang menganut agama Islam.

Tuesday, March 17, 2020

Makalah Ilmu Tafsir Kandungan Surah Al Fatihah

MAKALAH

KANDUNGAN SURAH AL-FATIHAH



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Surat Al-Fatihah yang merupakan surat pertama dalam Al Qur’an dan terdiri dari 7 ayat adalah masuk kelompok surat Makkiyyah, yakni surat yang diturunkan saat Nabi Muhammad di kota Mekah. Dinamakan Al-Fatihah, lantaran letaknya berada pada urutan pertama dari 114 surat dalam Al Qur’an. Para ulama bersepakat bahwa surat yang diturunkan lengkap ini merupakan intisari dari seluruh kandungan Al Qur’an yang kemudian dirinci oleh surat-surat sesudahnya. Surat Al-Fatihah adalah surat Makkiyyah, yaitu surat yang diturunkan di Mekkah sebelum Rasulullah SAW hijrah ke Madinah. Surat ini berada di urutan pertama dari surat-surat dalam Al-Qur’an dan terdiri dari tujuh ayat. Tema-tema besar Al Qur’an seperti masalah tauhid, keimanan, janji dan kabar gembira bagi orang beriman, ancaman dan peringatan bagi orang-orang kafir serta pelaku kejahatan, tentang ibadah, kisah orang-orang yang beruntung karena taat kepada Allah dan sengsara karena mengingkari-Nya, semua itu tercermin dalam surat Al Fatihah.

Makalah Ayat Ayat yang Berbicara Tentang Allah

MAKALAH

AYAT-AYAT YANG BERBICARA TENTANG ALLAH



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Sesungguhnya Allah menciptakan jin dan manusia dimuka bumi ini hanya untuk beribadah kepada-Nya, dengan menjalankan semua perintah dan menjauhi segala larangannya. Terdapat berbagai macam bukti yang telah di perlihatkan oleh Allah atas kekuasaannya, akan tetapi masih banyak dari kalangan manusia yang lalai atas perintahnya sebagai khalifah fil ardh, mereka cenderung memikirkan kehidupan yang bersifat duniawi semata atau lebih menuruti hawa nafsu untuk kepentingan dunia saja.

Makalah Kebutuhan Manusia dan Sumber Kejiwaan Agama

MAKALAH

KEBUTUHAN MANUSIA DAN SUMBER KEJIWAAN AGAMA



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Manusia sebagai makhluk paling sempurna di antara makhluk-makhluk lain mampu mewujudkan segala keinginan dan kebutuhannya dengan kekuatan akal yang dimilikinya. Di samping itu manusia juga mempunyai kecenderungan untuk mencari sesuatu yang mampu menjawab segala pertanyaan yang ada dalam benaknya. Segala keingintahuan itu akan menjadikan manusia gelisah dan kemudian mencari pelampiasan dengan timbulnya tindakan irrasionalitas. Munculnya pemujaan terhadap benda-benda merupakan bukti adanya keingintahuan manusia yang diliputi oleh rasa takut terhadap sesuatu yang tidak diketahuinya.

Makalah Sejarah Peradaban Islam Masa Disintegrasi

MAKALAH SEJARAH PERADABAN ISLAM
MASA DISINTEGRASI

( 1000 – 1250 M )



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Bani Abbas mencapai masa keemasannya hanya pada periode pertama. Setelah itu dinasti ini mulai menurun terutama di bidang politik. Ini disebabkan karena para penguasa cenderung memilih untuk hidup mewah. Setiap khalifah cenderung ingin lebih mewah dari pendahulunya.
Disintegrasi dalam bidang politik sebenarnya sudah mulai terjadi di akhir zaman Bani Ummayah. Dengan adanya kebijaksanaan yang lebih menekankan pembinaan peradaban dan kebudayaan Islam dari persoalan politik, propinsi-propinsi tertentu di pinggiran mulai lepas dari genggaman penguasa Abass.
Faktor lain yang menyebabkan peran politik Bani Abbas menurun adalah perebutan kekuasaan di pusat pemerintahan Bani Abbasiyah juga mengalami kemunduran di bidang politik. Kondisi ekonomi yang buruk memperlemah kekuatan politik dinasti Abbasiyah.
Dalam makalah ini permaslahan yang akan dibahas yaitu masa disintegrasi (1000-1250 M) diantaranya membahas tentang dinasti-dinasti yang memerdekakan diri dari Baghdad, perebutan dari kekuasaan di pusat pemerintahan Abbasiyah dan kondisi perkembangan intelektual dalam Islam.

B.     Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah dipaparkan di atas maka rumusan masalah yang akan kami bahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1.  Apa penyebab terjadinya masa disintegrasi?
2.  Apa penyebab Terjadinya Disintegrasi?
3.  Apa Penyebab Perkembangan Intelektual dalam Masa Disintegrasi ?




C. Tujuan
Dari latar belakang yang telah dipaparkan di atas maka tujuan yang akan kami bahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1.  Tujuan penyebab terjadinya masa disintegrasi.
2.  Tujuan penyebab Terjadinya Disintegrasi.
3.  Tujuan Penyebab Perkembangan Intelektual dalam Masa Disintegrasi.


BAB II
PEMBAHASAN

A. Masa Disintegrasi
Disintegrasi merupakan suatu keadaan yang terpecah belah dari kesatuan yang utuh menjadi terpisah-pisah. Semenjak pemerintahan Harun ar-Rasyid (786-809 M./ 170-194H). Dikatakan pada saat itu terjadinya masa keemasan bani Abbasiyah. Tetapi pada waktu inilah terjadi benih-benih disintegrasi tepatnya pada saat penurunan tahta. Harun Ar-rasyid telah mewariskan tahta kekhalifaan pada putra tertuanya yaitu Al-Amin (809-812 M./ 194-198 H) dan kepada puteranya yang lebih muda yaitu al-Ma’mun yang pada saat itu menjabat sebagai gubernur Khurasan. Setelah wafatnya Harun ar-Rasyid, al-Amin berusaha mengkhianati hak adiknya dan menunjuk anak laki-lakinya sebagai penggantinya kelak. Akhirnya pecah perang sipil. Al-amin didukung oleh militer Abbasiyah di Baghdad, sementara al-Ma’mun harus berusaha memerdekakan Khurasan dalam rangka untuk mendapatkan dukungan dari pasukan perang Khurasan. Al-Ma’mun akhirnya dapat mengalahkan saudara tertuanya al-Amin dan mengklaim khalifah pada tahun 813 H. Namun peperangan sengit tersebut tidak hanya melemahkan kekuatan militer Abbasiyah melainkan melemahkan warga Irak dan propinsi lainnya.
Pada masa kekhalifaan al-Ma’mun (198-218 H./813-833 M) juga terjadi disintegrasi yang menyebabkan munculnya dinasti Thahiriyah, yang didirakan oleh Thahir, dia adalah mantan guberner Khurasan dan menjadi jendral militer Abbasiyah, yang diangkat karena membantu merebut  kekuasaan al-Amin. Al-Ma’mun telah memberikan jabatan kepada Thahir dan berjanji jabatan-jabatan tersebut dapat diwariskan kepada keturunannya. Upaya untuk menyatukan kalangan elit di bawah arahan khalifah tidak dapat terwujud dan sebagai gantinya pemerintahan dikuasai oleh sebuah persekutuan khalifah dengan penguasa gubernur besar.[1][1]


B.  Penyebab Terjadinya Disintegrasi
a.    Dinasti-Dinasti yang Memerdekakan Diri Dari Baghdad
Disintegrasi dalam bidang politik sebenarnya sudah mulai terjadi di akhir zaman bani Umayyah. Akan terlihat perbedaan antara pemerintahan bani Umayyah dengan pemerinatahan bani Abbas.
Menurut Watt, sebenarnya keruntuhan kekuasaan bani Abbas mulai terlihat sejak awal abad kesembilan. Fenomena ini mungkin bersamaan dengan datangnya pemimpin-pimimpin yang memiliki kekuasaan militer di provinsi-provinsi tertentu yang membuat mereka benar-benar independen.
Kekuatan militer Abbasiyah waktu itu mulai mengalami kemunduran. Sebagai gantinya, para penguasa Abbasiyah mengerjakan orang-orang profesional di bidang kemiliteran, khususnya tentara Turki dengan sistem perbudakan baru. Pengangkatan anggota militer Turki ini, dalam perkembangan selanjutnya ternyata menjadi ancaman besar terhadap kekuasaan khalifah. Apalagi pada periode pertama pemerintahan dinasti Abbasiyah sudah muncul fanatisme kebangsaan berupa gerakan syu’ubiyyah (kebangsaan /anti Arab). Gerakan inilah yang banyak memberikan inspirasi terhadap gerakan politik, di samping persoalan-persoalan keagamaan. Nampaknya para khalifah tidak sadar akan bahaya politik dari fanatisme kebangsaan dan aliran keagamaan itu, sehingga meskipun dirasakan dalam hampir semua segi kehidupan, seperti dalam kesusasteraan dan karya-karya ilmiah, mereka tidak bersungguh-sungguh menghapuskan fanatisme tersebut, bahkan ada diantara mereka yang justru melibatkan diri dalam konflik kebangsaan dan keagamaan itu.[2][2]
Dinasti-dinasti yang lahir dan melepaskan diri dari kekuasaan Baghdad pada masa khalifah Abbasyiah, diantaranya adalah:
1.      Yang berbangsa Persia:
a.       Thahiriyah di Khurasan (205-259 H/820-872 M)
b.      Shafariyah di Fars (254-290 H/868-901 M)
c.       Samaniyah di Transoxania (261-289 H/873-998 M)
d.      Sajiyyah di Azerbeijan (266-318 H/878-930 M)
e.       Buwaihiyah bahkan menguasai Baghdad (320-447 H / 932-1055 M)
2.      Yang berbangsa Turki
a.       Thuluniyah di Mesir (254-292 H/837-903 M)
b.      Ikhsyidiyah di Turkistan (320-560 H/932-1163 M)
c.       Ghazanawiyah di Afganistan (351-585 H/962-1189 M)
d.      Dinasti Seljuk dan cabang-cabangnya
3.       Yang berbangsa Kurdi
a.       Al Barzuqani (348-406 H/959-1015 M)
b.      Abu Ali ((380-489 H/990-1095 M)
c.       Ayubiyah (564- 648 H/1167-1250 M)
4.      Yang berbangsa Arab
a.       Idrisiyah di maroko (172-375 H/788-985 M)
b.      Aghlabiyah di Tunisia (184-289 H/800-900 M)
c.       Dulafiyah di Kurdistan (210-285 H/825-898 M)
5.      Yang mengaku dirinya sebagai khalifah
a.       Umawiyah di spanyol
b.      Fathimiyah di mesir (909-1171 M)[3][3]
Faktor–faktor yang menyebabkan kemunduran bani Abbas, sehingga daerah banyak yang memerdekakan diri;
1.           Luasnya wilayah kekuasan Bani Abbasiyah
2.           Dengan profesionalisasi angkatan senjata, ketergantungan khalifah sangat tinggi
3.           Keuangan negara sangat sulit karena untuk biaya tentara sangat besar.[4][4]


[1][1] Fatah Syukur, Sejarah Peradaban Islam, (Semarang : Pustaka Rizki Putra 2011), hal. 112.
[2][2] History of the Arabs Philip K. Hitti, hlm. 585 atau estanuwijaya.blogsport.com
[3][3] Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam Dirasah Ilslamiyah II, (Jakarta: LSIK, 2003), hlm. 63-66.
[4][4] Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam Dirasah Ilslamiyah II, (Jakarta: LSIK, 2003), hal. 66-67.



DOWNLOAD MAKALAH LENGKAPNYA




Monday, March 16, 2020

Makalah Sejarah Peradaban Islam : Masa Kemajuan Islam I (650-1000 M)


MAKALAH
MASA KEMAJUAN ISLAM I

( 650 – 1000 M )


BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Nabi Muhammad SAW tidak meninggalkan wasiat tentang siapa yang akan menggantikan beliau sebagai pemimpin politik umat Islam setelah beliau wafat. Beliau nampaknya menyerahkan persoalan tersebut kepada kaum muslimin sendiri untuk menentukannya. Karena itulah, tidak lama setelah beliau wafat; belum lagi jenazahnya dimakamkan, sejumlah tokoh Muhajirin dan Anshar berkumpul di balai kota Bani Sa'idah, Madinah. Mereka memusyawarahkan siapa yang akan dipilih menjadi pemimpin. Musyawarah itu berjalan cukup alot karena masing-masing pihak, baik Muhajirin maupun Anshar, sama-sama merasa berhak menjadi pemimpin umat Islam. Namun, dengan semangat ukhuwah Islamiyah yang tinggi, akhirnya, Abu Bakar terpilih. Rupanya, semangat keagamaan Abu Bakar mendapat penghargaan yang tinggi dari umat Islam, sehingga masing-masing pihak menerima dan membaiatnya.

Makalah Pemikiran Ekonomi Masa Pra Klasik

MAKALAH
SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI KONTEMPORER

“PEMIKIRAN EKONOMI MASA PRA KLASIK”



BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah
Pemikiran-pemikiran ekonomi yang berkembang saat ini telah mengalami suatu proses yang panjang. Perkembangannya berlangsung berabad-abad seiring dengan munculnya peradaban-peradaban yang ada di dunia. Bahkan pemikiran tersebut mulai tampak sejak zaman batu, perunggu, dan besi. Kemudian semakin berkembang sejak ditemukannya tulisan pada peradaban India kuno, Mesir kuno, dan Babylonia. Sedangkan barat lebih cendrung pada peradaban Yunani kuno yang kaya akan peninggalan dari kaum intelektualnya.
Salah satu corak perkembangan pemikiran ekonomi pada masa lampau adalah kegiatan bisnisnya yang menggunakan sistem bunga. Para pakar sejarah pemikiran ekonomi menyimpulkan bahwa kagiatan bisnis dengan sistem bunga telah ada sejak tahun 2500 sebelum masehi, baik di Yunani kuno, Romawi kuno, dan Mesir kuno.

Makalah Ilmu Tafsir, Ayat-Ayat Tentang Makna Islam

MAKALAH

AYAT-AYAT TENTANG MAKNA ISLAM



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Agama Islam berasal dari Allah. Memahami Islam secara benar akan mengantarkan umatnya untuk mengamalkannya secara benar pula. Sekarang ini problematika umat yang mendasar yaitu ketidak fahaman terhadap Al Islam sebagaimana yang dikehendaki Allah dan Rasul-Nya. Oleh karena itu memahami "Dinnul Islam" adalah suatu keharusan bagi umat Islam.
Di antara keistimewaan agama Islam adalah namanya. Berbeda dengan agama lain, nama agama ini bukan berasal dari nama pendirinya atau nama tempat penyebarannya. Tapi, nama Islam menunjukkan sikap dan sifat pemeluknya terhadap Allah.
Inilah salah satu kekhasan agama Islam. Nama “Islam” tidak diasosiasikan pada pribadi seseorang, nama ras, suku, ataupun wilayah. Dan kalimatul Islam (kata Al-Islam) mengandung pengertian dan prinsip-prinsip yang dapat didefinisikan secara terpisah dan bila dipahami secara menyeluruh merupakan pengertian yang utuh. Maka dari itu, dalam pembahasan ini yaitu mengenai makna Islam itu sendiri berhubungan dengan QS. Ali imran (3):19, QS. Ali imran (3): 67, QS. Ali imran (3) : 83, QS. Al hajj (22) : 18, dan QS. Asy-syura (42) : 13.