Thursday, August 3, 2017

Makalah Budidaya Tanaman Kangkung

MAKALAH
BUDIDAYA TANAMAN KANGKUNG


BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang
Pengertian Hortikultura berasal dari Bahasa Latin yang terdiri dari dua patah kata yaitu hortus (kebun) dan culture (bercocok tanam). Hortikultura memiliki makna seluk beluk kegiatan atau seni bercocok tanam sayur-sayuran, buah – buahan atau tanaman hias. Tanaman Hortikurtura memiliki beberapa fungsi yakni: sebagai Sumber bahan makanan, Hiasan/keindahan, dan juga Pekerjaan. Hortikultura terbagi atas 4 bagian yaitu: Sayur-sayuran, Buah-buahan, tanaman Hias, dan tanaman obat. Ilmu hortikultura berhubungan erat dengan ilmu pengetahuan lainnya, seperti teknik budidaya tanaman, mekanisasi, tanah dan pemupukan, ilmu cuaca, dan sebagainya. Pada umumnya budidaya hortikultura diusahakan lebih intensif dibandingkan dengan budidaya tanaman lainnya. Hasil yang diperoleh dari budidaya holtikultura ini per unit areanya juga biasanya lebih tinggi. Lebih lanjut dikatakan tanaman holtikultura memiliki berbagai fungsi dalam kehidupan manusia. Misalnya tanaman hias berfungsi untuk member keindahan (aestetika), buah – buahan sebagai makanan, dan lain-lain.
Dalam hortikultura ada beberapa teknologi perbanyakan tanaman diantaranya yaitu secara generati dan secara vegetatif. Perbanyakan secara generatif yaitu perbanyakan tanaman melalui biji. Dalam laporan ini membahas tentang perbanyakan tanaman secara generatif (biji) pada tanaman kangkung.
Kangkung termasuk sayuran yang populer dan digemari masyarakat Indonesia. Tanaman kangkung berasal dari India sekitar 500 SM, yang kemudian menyebar ke Malaysia, Birma, Indonesia, Cina Selatan, Australia dan Afrika. Nama latin kangkung adalah Ipomoea reptans. Di Cina, sayuran ini dikenal dengan nama Weng Cai, sedangkan di Eropa kangkung disebut Swamp Cabbage. Di Indonesia kangkung memiliki beberapa nama daerah, yaitu Kangkueng (Sumatera), Kangko (Sulawesi) dan Utangko (Maluku).
Kangkung bergizi tinggi dan lengkap dengan kandungan yang ada pada kangkung seperti kalori, protein, lemak, karbohidrat, serat, kalsium, posfor, zat besi, natrium, kalium, vitamin A, vitamin B, vitamin C, karoten, hentriakontan, dan sitosterol. Senyawa kimia yang dikandung adalah saponin, flavonoid, dan poliferol.
Kangkung merupakan tanaman yang bermanfaat. Kangkung mempunyai senyawa yang dapat digunakan untuk pengobatan bagi penderita susah tidur. Serat pada kangkung sangat baik untuk mencegah konstipasi sehingga dapat menghalangi terjadinya kanker perut. Karetenoid dalam tubuh akan diubah menjadi vitamin A serta klorofil tinggi.Kedua senyawa ini berperan sebagai antioksidan yang berguna untuk mencegah penuaan dan menghalangi mutasi genetik penyebab kanker (Wirakusumah, 1998).
Ada beberapa macam tipe kangkung seperti yaitu Kangkung darat (Ipomea reptans) dan Kangkung air (Ipomea aquatica). Kangkung darat memiliki ciri seperti corak warna yang hijau cerah, bunga yang putih dan batang dahang ujung pohonnya yang meruncing kecil, daunnya yang tipis dan kecil-kecil. Dalam laporan membahas tentang Kangkung darat (Ipomea reptans).

B.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui cara budidaya tanaman kangkung


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Klasifikasi tanaman kangkung
Tanaman kangkung darat diklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom : Plantea ( tumbuhan )
Subkingdom : Tracheobionta ( berpembuluh )
Superdivisio : Spermatophyta ( menghasilkan biji )
Divisio : Magnoliophyta ( berbunga )
Kelas : Magnoliapsida ( berkeping dua / dikotil )
Sub kelas : Asteridae
Ordo : Solanales
Familia : Convolvulaceae ( suku kankung – kangkungan )
Genus : Ipomea
Spesies : Ipomea reptans Poir

1.1   Morfologi Tanaman Kangkung
Kangkung merupakan tanaman yang dapat tumbuh lebih dari satu tahun. Tanaman kangkung memiliki sistem perakaran tunggang dan cabang-cabangnya akar menyebar kesemua arah, dapat menembus tanah sampai kedalaman 60 hingga 100 cm, dan melebar secara mendatar pada radius 150 cm atau lebih, terutama pada jenis kangkung air (Djuariah, 2007).Batang kangkung bulat dan berlubang, berbuku-buku, banyak mengandung air (herbacious) dari buku-bukunya mudah sekali keluar akar. Memiliki percabangan yang banyak dan setelah tumbuh lama batangnya akan menjalar (Djuariah, 2007).
Kangkung memiliki tangkai daun melekat pada buku-buku batang dan di ketiak daunnya terdapat mata tunas yang dapat tumbuh menjadi percabangan baru. Bentuk daun umumnya runcing ataupun tumpul, permukaan daun sebelah atas berwarna hijau tua, dan permukaan daun bagian bawah berwarna hijau muda. Selama fase pertumbuhanya tanaman kangkung dapat berbunga, berbuah, dan berbiji terutama jenis kangkung darat. Bentuk bunga kangkung umumnya berbentuk “terompet” dan daun mahkota bunga berwarna putih atau merah lembayung (Maria, 2009).
Buah kangkung berbentuk bulat telur yang didalamnya berisi tiga butir biji. Bentuk buah kangkung seperti melekat dengan bijinya. Warna buah hitam jika sudah tua dan hijau ketika muda. Buah kangkung berukuran kecil sekitar 10 mm, dan umur buah kangkung tidak lama. Bentuk biji kangkung bersegi-segi atau tegak bulat. Berwarna cokelat atau kehitam-hitaman, dan termasuk biji berkeping dua. Pada jenis kangkung darat biji kangkung berfungsi sebagai alat perbanyakan tanaman secara generatif (Maria, 2009).

1.2  Syarat Tumbuh
1.   Iklim
Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik sepanjang tahun. Kangkung darat (Ipomea reptans) dapat tumbuh pada daerah yang beriklim panas dan beriklim dingin. Jumlah curah hujan yang baik untuk pertumbuhan tanaman ini berkisar antara 500-5000 mm/tahun. Pada musim hujan tanaman kangkung pertumbuhannya sangat cepat dan subur, asalkan di sekelilingnya tidak tumbuh rumput liar. Dengan demikian, kangkung pada umumnya kuat menghadapi rumput liar, sehingga kangkung dapat tumbuh di padang rumput, kebun/ladang yang agak rimbun (Aditya, 2009).
Tanaman kangkung membutuhkan lahan yang terbuka atau mendapat sinar matahari yang cukup. Di tempat yang terlindung (ternaungi) tanaman kangkung akan tumbuh memanjang (tinggi) tetapi kurus-kurus. Kangkung sangat kuat menghadapi panas terik dan kemarau yang panjang. Apabila ditanam di tempat yang agak terlindung, maka kualitas daun bagus dan lemas sehingga disukai konsumen. Suhu udara dipengaruhi oleh ketinggian tempat, setiap naik 100 m tinggi tempat, maka temperatur udara turun 1 derajat C (Aditya, 2009).
2.    Media Tanam
Kangkung darat (Ipomea reptans) menghendaki tanah yang subur, gembur banyak mengandung bahan organik dan tidak dipengaruhi keasaman tanah. Tanaman kangkung darat tidak menghendaki tanah yang tergenang, karena akar akan mudah membusuk. Sedangkan kangkung air membutuhkan tanah yang selalu tergenang air. Tanaman kangkung (Ipomea reptans) membutuhkan tanah datar bagi pertumbuhannya, sebab tanah yang memiliki kelerengan tinggi tidak dapat mempertahankan kandungan air secara baik (Haryoto, 2009).

3.    Ketinggian Tempat
Kangkung dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik di dataran rendah sampai dataran tinggi (pegunungan) ± 2000 meter dpl. Baik kangkung darat maupun kangkung air, kedua varietas tersebut dapat tumbuh di mana saja, baik di dataran rendah maupun di dataran tinggi. Hasilnya akan tetap sama asal jangan dicampur aduk (Anggara, 2009).

BAB III
BAHAN DAN METODE

A.   Waktu dan Tempat
Waktu pelaksnaan pratikum dimulai tanggal 18 Maret 2015 – 13 Mei 2015 dan tempat pelaksanaan pratikum  dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Islam Riau, Jalan Kaharudin Nasution KM 11,  Kelurahan Simpang Tiga, Kecamatan Bukit Raya Kota Pekanbaru.
B.    Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam pratikum : cangkul, garu, angkong, meteran, hand sprayer, gambor, tali rapia, benih kangkung, pomi, gunting, rol, pupuk kandang.
C.    Kegiatan Pratikum
1.      Pembersihan dan Pembagian lahan
Sebelum melakukan budidaya kangkung terlebih dahulu melakukan pembersihan lahan dari gulma- gulma atau tanaman pengganggu. Setelah lahan dibersihkan selanjutnya dilakukannya pengukuran lahan dengan ukuran 1,20 M x 1,2 M dan lebar drainase 60 cm.   
2.      Pengolahan lahan
Pengolahan lahan dilakukan setelah lahan dibersikan, tujuan dari pengolahan ini adalah untuk membalikkan tanah sehingga patogen yang berbahya atau yang merugikan mati terkena sinar matahari. Pengolahan dilakukan secara manual dengan menggunakan cangkul, Sedangkan untuk penghalusan atau perataan tanah menggunakan garu.
3.      Pengukuran jarak tanam
Pengukuran jarak tanam dengan menggunakan meteran dengan jarak tanam 5 x 20 cm dan jarak dari pinggir bedengan 10 cm. Pengukuran jarak tanam ini mempermudah dalam penanamannya nati. Setelah diukur jumlah titik tanam sebanyak 96 buah.
4.      Penanaman
Penanaman dilakukan dengan sistem tugal dengan kedalaman lubang 2-3 cm. Setiap lubang ditanam 2 biji kangkung dengan demikinan populasi tanam dalam satu petakan atau bedengan sebanyak 192 tanaman.
5.      Pemeliharaan
a.       Penyiraman
Penyiraman dilakukan 2 kali dalam sehari pagi dan sore harinya, agar ketersediaan air untuk tanaman tersedia sehingga tidak menghambat dalam pertumbuhannya. Namun penyiraman juga tergantung cuaca jika hujan tidak dilakukan penyiraman.
b.      Penyiangan
Penyiangan dilakukan apabila ada tanaman penganggu yang tumbuh disekitar tanaman kangkung. Penyiangan dilakukan tergantung pada pertumbuhan tanaman penganggu yang ada disekitar tanaman.
Penyiangan ini bertujuan agar tidak terjadinya kompetisi antara tanaman kangkung dan gulma baik dalam penyerapan unsur hara, air dan cahaya matahari.
c.       Pemupukan
Pemupukan disini menggunakan pomi dengan pemberiannya 2 kali. Dengan konsentrasi pomi 1 liter air/ 5 ml/5 cc. Pemupukan dilakukan dengan penyemprotan menggunakan handsprayer. Sebelum dilakukannya penyemprotan pupuk tanaman harus disiram terlebih dahulu, karena jika sebelum disiram melakukan pemupukan maka pupuk akan tercuci oleh air pada saat peyiraman nantinya.
6.      Parameter pengukuran
Adapun parameter yang di amati yaitu pertumbuhan tanaman kangkung, jumlah populasi kangkung, panjang akar serta jumlah produksi.
7.      Pemanenan
Panen dilakukan setelah tanaman berumur ±30 hari, panen dilakukan dengan dua tahap. Tahap pertama dengan menggunting tanaman yang telah layak ditanam kemudian diukur berapa tinggi tanaman, dan berat basah dari hasil tanaman tersebut. Sedangkan panen kedua dengan mencabut seluruh tanaman yang ada.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.   Hasil
Dalam pratikum budidaya kangkung ini didapat hasil pengamatan atau pengukuran tanaman sebagai berikut :
Tanggal
Pengamatan
Rata-rata tinggi
Tanaman
Rata-tata jumlah
Daun
Panjang akar
Produksi
Kamis/02/04/2015
5 cm
2 helai
-
-
Sabtu 11/04/2015
11 cm
9 helai
-
-
Minggu/19/04/2015
30 cm
15 helai
-
-
Jum’at/24/04/2015
(panen pertama)
45 cm
20 helai
23 cm
1,5 kg
Rabu/13/05/215
(panen kedua)
-
-
-
-

B.   Pembahasan
Dalam pratikum ini tanaman yang dibudidaya sama yaitu kangkung setiap orang namun dalam penggunaan pupuk kandang, jarak tanam dan perlakuan penggunaan pupuk pomi berbeda-beda tiap kelompoknya. Pada bagian ini penggunaan pupuk kandang sebanyak 1 kg, jarak tanam 5 cm dan jarak antar tanaman 20 cm, serta penggunaan pupuk pomi 2 kali.
Penggunan pupuk kandang sebanyak 1 kg dalam setiap priode tanam yang digunakan pada saat setelah melakukan pengolahan lahan. Sedangkan pupuk pomi yang pertama disemprotkan pada  usia 14 Hst dan penyemprotan pomi kedua dilakukan 2 minggu setelah penyemprotan pertama. Dengan kata lain penyemprotan pomi kedua dilakukan setelah melakukan panen pertama.
Kangkung darat merupakan tanaman yang sangat memerlukan air untuk membantu pertumbuhannya. Jika tanaman kangkung kekurangan air maka pertumbuhannya akan lambat dan batangnya akan keras. Jadi untuk mendapatkan hasil produksi yang baik perlunya perawatan tanaman seperti penyiraman sehingga ketersediaan air untuk tanaman kangkung cukup dan pertumbuhannya akan lebih bagus.
Dalam pratikum ini perlakuan penggunaan pupuk pomi yaitu 2 kali. Pemberian pertama yaitu sebelum panen pertama, pada saat itu belum terlihat pengaruhnya pemberian pupuk pomi terhadap hasil kangkung, namun setelah pemberian pomi kedua yang dilakukan setelah panen pertama terlihatnya pengaruh terhadap tanaman. Pengaruh yang diberikan adalah pertumbuhannya yang lebih cepat karena dilihat pada waktu pemberian pomi kedua dengan panen yang kedua hanya berjarak 19 hari tanaman sudah dapat dipanen.
Adapun jenis hama yang meyerang tanaman kangkung darat seperti ulat dan wereng. Dengan penyerangan hama ini dapat menurunkan kualitas produksi tanaman karena serangan dari ulat ini menyebabkan daun-daun kangkung perlubang dan habis dimakannya. Sedangkan hama wereng menyebabkan tanaman menjadi layu.

BAB V
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Dari hasil pratikum dapat diambil kesimpulan yaitu dalam membudidaya tanaman kangkung darat perlunya ketersediaan air karena kangkung merupakan tanaman yang sangat memerlukan air. Jika tanaman kekurangan air akan menyebabkan penurunan kualitas hasil panen karena batangnya yang keras dan banyak mengandung getah.
Adapun dalam penggunaan pupuk kandang 1 kg dalam satu petakan mengahasilkan tanaman kangkung yang lebih bagus dibandingkan dengan penggunaan pupuk kandang 0.5 kg. Dan penggunaan pupuk pomi dapat mempercepat dalam pertumbuhan tanaman.
Dapat diartikan bahwa pupuk pomi sangat berpengaruh dalam pertumbuhan kangkung sehingga waktu pemanenan pun dapat dipercepat sebagai mana hasil pratikum yang dilaksanakan ini. setelah penen pertama dan dilakukan pemupukan pomi retang waktu untuk pemanenan kedua lebih cepat dan tanaman lebih subur dan hijau.

B.    Saran
Untuk membudidaya tanaman perlunya ketersediaan air, karena air sangat berperan penting dalam membantu pertumbuahan tanaman.

DAFTAR PUSTAKA


Aditya. 2009 http://akubesertakamu.blogspot.com/2011/03/respon-pertumbuhan-dan-produksi-tanaman.html diakses tanggal 1 Mei 2015
Maria. 2009 http://tipspetani.blogspot.com/2013/10/cara-budidaya-tanaman-kangkung_23.html diakses tanggan 1 Mei 2015
Anonim., 1960. Principles of Plants Breeding. University of California, USA.
Ashari. S., 1995. Hortikultura Aspek Budidaya. UI-Press, Jakarta.

Sunanjono. 2004. Teknik budidaya tanaman Sayur-Kangkung. PT Alex Media Komputindo. Jakarta



DOWNLOAD MAKALAHNYA LENGKAP DISINI




loading...

Share this

2 Responses to "Makalah Budidaya Tanaman Kangkung"