Tuesday, March 17, 2020

Makalah Ayat Ayat yang Berbicara Tentang Allah

MAKALAH

AYAT-AYAT YANG BERBICARA TENTANG ALLAH



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Sesungguhnya Allah menciptakan jin dan manusia dimuka bumi ini hanya untuk beribadah kepada-Nya, dengan menjalankan semua perintah dan menjauhi segala larangannya. Terdapat berbagai macam bukti yang telah di perlihatkan oleh Allah atas kekuasaannya, akan tetapi masih banyak dari kalangan manusia yang lalai atas perintahnya sebagai khalifah fil ardh, mereka cenderung memikirkan kehidupan yang bersifat duniawi semata atau lebih menuruti hawa nafsu untuk kepentingan dunia saja.
Selanjutnya, didalam makalah ini kami akan membahas tentang firman Allah yang menunjukkan bukti-bukti akan kebesaran-Nya yang dijelaskan didalam Qs. al- Hasr, Qs. al- Ruum, Qs. Fushshilat. Didalam ayat tersebut telah dijelaskan betapa agungnya Allah dengan segala kebesarannya yang telah menciptakan makhluknya dengan penciptaan yang sempurna, memberikan rizki yang terus mengalir seperti air, maka tidaklah pantas ketika kita sebagai makhluk ciptaannya berani menyekutukannya dengan menyembah tuhan yang lain selain Dia.
Oleh karena itu, dengan selesainya makalah ini, semoga mampu memberikan sedikit wawasan tentang kebesaran Allah dan ke-Esaannya, sehingga mampu membuka mata hati kita untuk selalu senantiasa bersyukur atas nikmat yang diberikan oleh Allah SWT kepada kita semua.

B.    Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang diatas, makadapat dirumuskan beberapa rumusan masalah diantaranya adalah sebagai berikut:
1.      Bagaimanakah penafsiran tentang Qs. Al- Hasyr (59): ayat 22-24?
2.      Bagaimanakah penafsiran tentang Qs. Al- Rum (30): ayat 20-25?
3.      Bagaimanakah penafsiran tentang Qs. Fushshilat (41): ayat 9-12?

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Tafsir Qs. Al- Hasyr (59): ayat 22-24
Adapun tafsir surat al-Hasyr adalah sebagai berikut:
Ayat 22:
هُوَ اللهُ الَّلذِيْ لَا اِلَهَ اِلَّا هُوَ, عَالِمُ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ, هُوَ الرَّحْمنُ الرَّحِيْمُ. 
“Dia-lah Allah yang tiada Tuhan selain Dia, yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, Dia-lah yang Maha Pemurah lagi Maha penyayang”
Al-baqaa’i berkomentar هُو pada ayat bahwa Dia yang wujud-Nya dari zat-Nya sendiri sehingga Dia sama sekali tidak disentuh oleh ‘adam (ketiadaan) dalam bentuk apapun.
Kata اللهُ juga sepintas tidak diperlukan lagi karena kata هُو telah menunjukkan kepada-Nya. Akan tetapi ini agaknya untuk menggambarkan semua sifat-sifat-Nya, karena kata Allah menunjukkan kepada Zat yang wajib wujud-Nya itu dengan semua sifat-Nya, baik sifat Zat maupun Fi’il. Dan apabila kita menyebut Allah apa yang kita ucapkan telah mencakup semua nama-nama-Nya, sedangkan apabila diucapkan nama-Nya yang lain misalnya ar-Rahiim atau al-Maliik itu hanya menggambarkan sifat rahmat atau sifat kepemilikan-Nya saja.[1]
Sesungguhnya tidak ada Tuhan selain Dia. Segala sesuatu yang disembah selain Dia, baik itu pohon, batu, berhaka, maupun malikat adalah bathil. Dia mengetahui segala makhluk yang nyata bagi kita dan yang gaib. Tidak ada sesuatupun yang tersembunyi bagi-Nya, baik di langit maupun di bumi. dia mempunyai rahmat yang luas dan meliput segala makhluk, dia-lah yang Maha rahman di dunia dan rakhiim di dunia dan akhirat.[2]
Ayat 23:
هُوَ الله الَّلَذِيْ لَا اِلهَ اِلَّا هُوَ, اَلْمَلِكُ القُدُّوْسُ السَّلَامُ الْمُؤْمِنُ الْمُهَيْمِنُ الْعَزِيْزُ الْجَبّارُ الْمُتَكَبِّرُ سُبْحَانَ اللهِ عَمَّا يُشْرِكُوْنَ.
“Dia-lah Allah yang tiada tuhan selain Dia, Raja yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera, Tang mengaruniakan keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang Maha Perkasa, yang memiliki segala keagungan, Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan”.
Dalam ayat ini disebutkan sifat-sifat Allah, dan ayat di atas kembali mengulangi penggalan awal ayat yang lalu  dengan menyatakan Dia Allah yang tiada tuhan selain Dia, Dia adalah malik, Maha pemilik segala sesuatu dengan sebenarnya lagi maha raja, al-Quddus, Maha suci dari segala kekurangan dan segala yang tidak pantas, as-Salaam, mahadamai dan Sejahtera, al-Mu’miin, Maha Mengaruniakan keamanan, al-Muhaimin, Maha memelihara dan Maha Mengawasi, al-Aziiz Maha Agung, al-Jabbar, Maha perkasa, al-Mutakabbir Maha tinggi, Maha suci Allah dari apa yang mereka sekutukan.
Dalam kata اَلْمَلِكُ yang mengandung arti penguasaan terhadap sesuatu yang disebabkan oleh kekuatan pengendalian dan keshahihannya. اَلْمَلِكُ yang biasa diterjemahkan dengan raja adalah yang menguasai dan menangani perintah dan Larangan, anugerah dan pencabutan.[3]
Ayat 24:
هُوَ اللهُ الْخَالِقُ الْبَارِئُ الْمُصَوِّرُ لَهُ الْاَسْمَاءُ الْحُسْنَى, يُسَبِّحُ لَهُ فِى السَّموتِ وَ الْاَرْض, وَهُوَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ.
“Dia-lah Allah Yang Menciptakan. Yang Mengadakan, Yang membentuk rupa, Yang mempunyai nama-nama yang paling baik. Bertasbih kepada-Nya apa yang ada di langit dan di bumi. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Bijaksana”.
 Bahwasanya الْخَالِقُ yang berarti menetapkan , sedangkan الْبَارِئُ  berarti melaksanakan dan melahirkan apa yang telah ditetapkan ke alam wujud, Dan tidak setiap yang mampu menetapkan dan menyusunnya itu mampu pula untuk melaksanakannya atau mewujudkannya kecuali Allah SWT, yaitu Rabb yang jika menghendaki sesuatu, maka Dia cukup dengan mengucap “Jadilah” maka jadilah sesuai dengan bentuk yang dikehendaki-Nya, seperti dalam Firman-Nya:
في اي صُوْرَة مَآشَآءَ رَكبك
“ Dalam bentuk apa saja yang Dia kehendaki, Dia menyusun tubuhmu.” (al-Infitar,82; 8)
 Oleh karena itu Allah disebut الْمُصَوِّرُ, yakni melaksanakan atau mewujudkan apa yang hendak diwujudkan melalui bentuk yang dikehendaki. Sedangkan penafsiran dari لَهُ الْاَسْمَاءُ الْحُسْنَى ini dikemukakan dalam hadits dari Abu hurairah yang terdapat dalam kitab ash-shahihain, yang artinya:
“Sesungguhnya Allah Ta’ala menpunyai 99 nama seratus kurang satu. Barangsiapa dapat menghitungnya (menghafal dan mengamalkannya), maka dia akan masuk surga. Dan Allah itu ganjil, menyukai yang ganjil.”[4]

B.     Tafsir Qs. Al- Rum (30): ayat 20-25
Qs. Al- Rum ayat 20-21:
وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَكُمْ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ إِذَا أَنْتُمْ بَشَرٌ تَنْتَشِرُونَ (٢٠) وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ (٢١)
(20).“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan kamu dari tanah, kemudian tiba-tiba kamu (menjadi) manusia yang berkembang biak”.
(21).“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir”.
Dalam penafsiran ayat ini menunjukkan bahwaallah memperlihatkankebesaran dan kekuasaannya melalui penciptaan adam dari tanah seperti di dalam Firman-Nya : خَلَقَكُمْ مِنْ تُرَابٍ Ayat ini seakan menyatakan bahwa bukti kekuasaan Allah adalah Dia mampu menciptakan asal mula kejadian seseorang dari tanah yang diketahui tidak memiliki unsur kehidupan. kemudian tanpa diduga dapat berkembang biak secara luas bertebaran di bumi.
         Kemudian ayat selanjutnya yaitu ثُمَّ إِذَا أَنْتُمْ بَشَرٌ تَنْتَشِرُونَ kemudian tiba-tiba kamu (menjadi) manusia yang berkembang biak”. Dalam hal ini manusia mengalami proses peralihan yang sangat hebat dari awalnya yang berasal dari tanah menjadi setyetes air mani yang kemudian mencapai tahap berkembang biak seperti yang disebutkan dalam Qs. al-Hajj (22): 5.[5]
         Setelah penjelasan ayat tentang penciptaan manusia sampai pada perkembangannya, maka pada ayat selanjutnya, 
    وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
         Ayat ini menjelaskan tentang perkembangbiakan manusia serta bukti kekuasaan dan rahmat Allah , ayat ini melanjutkan pembuktian Allah yang lalu dengan menyatakan bahwa :  dan juga di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya adalah Dia menciptakan untuk kamu secara khusus pasangan-pasangan hidup suami atau istri dari jenis kamu sendiri, supaya kamu tenang dan tentram kepadanya, dan dijadikan diantara kamu mawaddah dan rahmat sesungguhnya yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir tentang kekuasaan dan nikmat Allah.[6]
Ayat tersebut berkaitan dengan Firman Allah dalam (Qs. Al-A’raf: 189). Yaitu, Allah menciptakan Hawa dari tulang rusuk Adam bagian kiri. Kemudian di antara rahmat Allah kepada manusia adalah menjadikan pasangan mereka dari jenis-jenis mereka sendiri serta menjadikan perasaan cinta dan kasih sayang diantara keduanya. Dan hal demikian itu hanya terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mau berfikir.[7]
Ayat 22-23
وَمِنْ آيَاتِهِ خَلْقُ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَاخْتِلافُ أَلْسِنَتِكُمْ وَأَلْوَانِكُمْ إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِلْعَالِمِينَ (٢٢) وَمِنْ آيَاتِهِ مَنَامُكُمْ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَابْتِغَاؤُكُمْ مِنْ فَضْلِهِ إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَسْمَعُونَ (٢٣)
(22) Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikan itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui.
(23) Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah tidurmu di waktu malam dan siang hari dan usahamu mencari sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mendengarkan.

Setelah Allah SWT menjelaskan tentang bukti-bukti keberadaan-Nya melaluipencptaan manusia, kemudian Allah menjelaskan bukti-bukti yang berada di alam semesta seperti perbedaan warna kulit dan bahasa yang sangat banyak jumlahnya. Padahal mereka berasal dari keturunan yang sama. Kemudian bukti keberadaan Allah melalui apa yang disaksikan, misalnya, orang yang tertidurpulas pada waktu malam hari, aktivitas yang sangat padat dalam usaha untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Dari penggalan ayat وَمِنْ آيَاتِهِ خَلْقُ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ   menyatakan bahwa bukti keberadaan dan kekuasaan allah yaitu dengan diciptakannya langit yang dipenuhi oleh banyak benda-benda langit seperti bintang, bulan, dan planet- planet yang lainnya. Kemudian penciptaan bumi yang didalamnya terdapat gunung-gunung, lembah-lembah, laut-laut, padang pasir dan yang lainnya.
Kemudian pada penggalan ayat وَاخْتِلافُ أَلْسِنَتِكُمْ وَأَلْوَانِكُمْ yang menjelaskan bahwa bahasa yang kita miliki berbeda antara satu dengan yang lainnya sampai tidak ada batasnya. Ada yang berbahasa Arab, inggris, prancis, Hindustan, cina dan lain-lain yang tidak diketahui jumlahnya kecuali hanya Allah yang mengetahuinya. Serta berbeda-beda jenisnya yang mampu membedakan antara yang satu dengan yang lainnya. Dan ayat إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِلْعَالِمِينَ bahwa yang demikian itu hanyalah bagi orang-orang berilmu yang mau memikirkan tentang makhluk ciptaan Allah. Bahwa semua yang diciptakan tidak ada yang sia-sia, tetapi dapat di ambil pelajaran bagi orang-orang yang mau berfikir.[8]
وَمِنْ آيَاتِهِ مَنَامُكُمْ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَابْتِغَاؤُكُمْ مِنْ فَضْلِهِ إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَسْمَعُونَ
Dalam penciptaan langit dan bumi dengan system malam dan siang. “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah tidurmu di waktu malam dan siang” yang dapat mencapai istirahat dan ketenangan untuk menghilangkan rasa lemah dan lelah. Kemudian dengan “usahamu mencari sebagian dari karunia-Nya” atau rizki disiang hari, hal ini sejalan dengan Qs. an-Naba’(78):10-11. Secara umum malam adalah waktu untuk beristirahat akan tetapi, tidak menutup kemungkinan malam juga digunakan untuk istirahat dan mencari rizki, dan di waktu siangpun bisa dilakukan kedua hal demikian.[9]
            Ayat 24-25
            وَمِنْ آيَاتِهِ يُرِيكُمُ الْبَرْقَ خَوْفًا وَطَمَعًا وَيُنَزِّلُ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَيُحْيِي بِهِ الأرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَعْقِلُونَ (٢٤) وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ تَقُومَ السَّمَاءُ وَالأرْضُ بِأَمْرِهِ ثُمَّ إِذَا دَعَاكُمْ دَعْوَةً مِنَ الأرْضِ إِذَا أَنْتُمْ تَخْرُجُونَ  (٢٥)
(24)Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya, Dia memperlihatkan kepadamu kilat untuk (menimbulkan) ketakutan dan harapan, dan Dia menurunkan hujan dari langit, lalu menghidupkan bumi dengan air itu sesudah matinya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mempergunakan akalnya.
(25)Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah berdirinya langit dan bumi dengan iradat-Nya. Kemudian apabila Dia memanggil kamu sekali panggil dari bumi, seketika itu (juga) kamu keluar (dari kubur).
Ayat ini berbicara tentang sebagian apa yang dapat dilihat di angkasa.  Yaitu potensi adanya aliran listrik pada awan. Allah berfirman: Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya adalah Dia memperlihatkan kilat kepada yakni cahaya yang berkelebat dengan cepat dilangit untuk menimbulkan ketakutan, dan memberikan harapan bagi turunnya air hujan bagi yang berada di darat, dan Dia menurunkan air hujan dari langit yaitu awan lalu menghidupkan bumi dengannya air itu sesudah matinya, yaitu setelah gersang dan tandusnya tanah di bumi. Sesungguhnya yang demikian itu sangat menakjubkan dan terdapat tanda-tanda kekuasaan allah seperti menghidupkan bumi yang telah mati, tanda-tanda tersebut bermanfaat bagi kaum yang berakal yang memikirkan dan merenungkannya.[10]
Kemudian Allah berfirman: وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ تَقُومَ السَّمَاءُ وَالأرْضُ بِأَمْرِهِDan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah berdirinya langit dan bumi dengan iradat-Nya,” seperti firman-Nya (Qs. Fatir: 41) yaitu “sesungguhnya Allah menahan langit dan bumi supaya jangan lenyap.” yaitu tegak dan kokoh dengan perintahnya. kemudian, ketika hari kiamat, bumi akan diganti dengan bumi dan langit yang lain, serta keluarlah orang-orang yang mati dari kuburnya dalam keadaan hidup dengan perintah Allah dan seruan-Nya kepada mereka. Oleh karena itu, Allah berfirman:
 ثُمَّ إِذَا دَعَاكُمْ دَعْوَةً مِنَ الأرْضِ إِذَا أَنْتُمْ تَخْرُجُونَ
 Kemudian apabila Dia memanggil kamu sekali panggil dari bumi, seketika itu (juga) kamu keluar (dari kubur).[11]

C.     Tafsir Qs. Fushshilat (41): ayat 9-12
Adapun tafsir surat Fushilat adalah sebagai berikut:
Ayat 9:
قُلْ اَئِنَّكُمْ لَتَكْفُرُوْنَ بِاالَّلَذِي خَلَقَ الْاَرْضَ فِى يضوْمَيْنِ وَتَجْعَلُوْنَ لَهُ اَنْدَادَا, ذلِكَ رَبُّ الْعَالَمِيْنَ
“Katakanlah, “Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada yang menciptakan bumi dalam dua masa dan kamu adakan sekutu-sekutu bagi-Nya? (yang bersifat) demikian itulah Tuhan semesta alam”
Setelah ayat-ayat ini mengecam kaum musyrikin, baik menyangkut sikap mereka mempersekutukan Allah maupun penolakan tentang keniscayaan kiamat dan kedurhakaan lainnya, ayat diatas menjelaskan betapa buruknya sikap mereka sekaligus memaparkan betapa kuasanya Allah SWT. Ayat di atas memerintahkan kepada nabi Muhammad bahwa: katakanlah juga kepada kaum musyrikin itu :” sesungguhnya mengherankan sikap kamu apakah patut kamu terus menerus kafir kepada Allah yang menciptakan planet bumidalam 2 hari dan bukan hanya itu , tetapi bersamaan dengan kekufuran itu kamu juga mengadakan sekutu-sekutu bagi-Nya. Tuhan yang menciptakan langit dan bumi itulah Tuhan pengendali dan pemelihara alam semesta.[12]
Ayat 10:
جَعَلَ فِيْهَا رَوَاسِيَ مِنْ فَوْقِهَا وَ بَارَكَ فِيْهَا وَ قَدَّرَ فِيْهَا اَقْوَاتَهَا فِيْ اَرْبَعَةِ اَيَّامٍ, سَوَاءً لِّلسَّائِلِيْنَ.     َ
“Dan Dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh diatasnya. Dia memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar makanan-makanan (penghuni) nya dalam 4 masa. (penjelasan itu sebagai jawaban) bagi orang-orang yang bertanya”.
Dan Dia menjadikan pada bumi itu gunung-gunung yang kokoh yang menjulang tinggi ke atasnya, sedang pokoknya ada dalam tanah yaitu lapisan batu api. Dari lapisan inilah gunung-gunung muncul. Jadi, gunung-gunung tersebut berpangkal jauh di dalam tanah, sama melewati semua lapisan hingga sampai ke llapisan yang pertama, yaitu lapisan batu api yang sekiranya jika tidak ada lapisan ini maka bumi ini takkan menjadi tanah dan tak bisa menjadi tempat tinggal.
 (بَارَكَ فِيْهَا  وَ ) Dan Allah menjadikan gunung-gunung tersebut penuh berkah dengan banyaknya kekayaan di sana serta bahan-bahan yang bermanfaat.
 (وَ قَدَّرَ فِيْهَا اَقْوَاتَهَا) dan Allah menentukan kadar bahan-bahan makanan bagi penduduk-penduduk gunung yang sesuai dengan keadaan masing-masing daerah, berupa makanan, pakaian, dan tumbuh-tumbuhan agar kehidupan menjadi makmur dan urusan dunia teratur.
Sesungguhnya diterangkan dalam ayat bahwa terjadinya penciptaan bumi, penciptaan gunung-gunung yang kokoh di muka bumi serta ditentukannya kadar makanan adalah dalam empat tahapan: satu tahap untuk memadatkan materi bumi setelah asalnya berupa gas, setahap lagi untuk menyempurnakan lapisan-lapisan bumi, setahap lagi untuk menumbuhkan tumbuh-tumbuhan dan setahap lagi untuk pembentukan binatang.[13]
Ayat 11:
ثُمَّ اسْتَوَى اِلَى السَّمَاءِ وَهِيَ دُخَانٌ فَقَالَ لَهَا وَ لِلْاَرْضِ ائتِيَا طَوْعًا اَوْ كَرْهًا, قَالَتَا اَتَيْنَا طَائِعِيْنَ .
“Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap. Lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi “ Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa” keduanya menjawab, “ kami datang dengan suka hati”
Langit adalah zat dalam bentuk gas yang mirip dengan asap atau awan atau kabut. Dan menurut ilmu modern disebut dunia kabut. Penciptaan bumi dan langit ini tidak hanya dalam satu tahap , tetapi dengan beberapa tahap saja, sesuai dengan hikmat dan urutan. Sedangkan sebagai kitab suci al-Qur’an cukup mengatakan Allah telah menciptakan bumi dalam dua tahapan sedang menciptakan apa-apa yang ada datasnya dalam dua tahapam pula, termasuk dalam menciptakan 7 langit. Dan keduanya tersebut datang dengan suka untuk mematuhi dan menuruti segala perintah Allah bukan karena terpaksa.[14]
Ayat 12:
فَقَضَاهُنَّ سَبْعَ سَموَاتٍ فِي يَوْمَيْنِ وَاَوْحى فِيْ كُلِّ سَمَآءٍ اَمْرَهَا, وَزَيَّنَّا السَّمَآءَ الدُّنْيَا بِمَصَابِيْحَ, وَ حِفْظًا, ذلِكَ تَقْدِيْرُ الْعَزِيْزِ الْعَلِيْمِ.
“Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa dan Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. Dan kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui 
Allah menciptakan 7 langit dengan penciptaan tanpa contoh sebelumnya dan merupakan urusan langit itu dalam 2 tahapan dan Allah menghiasi langit dengan bintang-bintangyang bercahaya cemerlanag lampu-lamu, binatang-binatang itu sekalipun tinggi rendahnya berbeda namun seluruhnya dapat terlihat cemerlang. Dan dipelihara-Nya agar benda-benda tersebut tidak guncang dan tidak berbenturan. Sesungguhnya itu semua merupakan keentuan dari Allah yang Maha perkasa, yang mengalahkan segala sesuatu, menundukkan dan memaksanya, lagi maha mengetahui tentang gerakan-gerakan seluruh makhluk baik yang nampak maupun tidak.[15]
  

BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Dari penjelasan menegai ayat-ayat tentang Allah didalam firman-Nya yang termaktub dalam Qs. Al- Hasyr (59): ayat 22-24, Qs. Al- Rum (30): ayat 20-25, Qs. Fushshilat (41): ayat 9-12 yang sebagian besar menjelaskan tentang keagungan dan kekuasaan Allah ini sangatlahlah jelas dan nyata adanya.
Didalam Qs. Al-Hasyr dijelaskan bahwa Allah merupakan tuhan yang patut disembah dan tidak ada yang lain selain dia, dijelaskan pula sifat-sifat allah yang malik, quddus, salam, mu’min dan muhaimin yang tidak dimiliki oleh makhluk ciptaannya, dan allah mampu menetapkan apa yang menjadi kehendaknya.
Kemudian didalam Qs. Al- Ruum dijelaskan pula bahwa allahlah yang patut disembah, tiada tuhan lain yang wajib disembah melainkan dia, hal ini dibuktikan dengan ciptaanya yang sangat sempurrna berupa makhluk dan apa saja yang ada di bumi,

B.     Saran
Dengan selesainya makalah Tafsir yang berjudul Ayat-ayat tentang Allah SWT ini, semoga bermanfaat bagi para pembaca terutama bagi pemakalah sendiri, dengan demikian makalah ini mampu dijadikan pelajaran untuk di aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari tentang keagungan dan kekuasaan yang dimiliki oleh sang Khaliq, semoga kita selalu senantiasa bersyukur kepadanya.

  

Daftar Pustaka

Bin Muhammad, Abd, Tafsir Ibnu Katsir, Jakarta: Pustaka Imam Syafi’i, 2008
Mustafa al-Maraghi,Ahmad, Tafsir al-Maraghi, Semarang: Karya Thoha Putra, 1993
Mustafa al-Maraghi, Ahmad, TafsirAl Maragi, Karya Toha Putra Semarang, 1989
Quraisy Syihab, Muhammad, Tafsir al-Misbah, Pesan, Kesan dan Keserasian, Jakarta: lentera hati, 2002





[1] M.Quraisy Syihab, Tafsir al-Misbah,Pesan, Kesan dan Keserasian, (Jakarta: lentera hati, 2002), hlm.558-559
[2] A.Mustafa al-Maraghi, Tafsir al-Maraghi, (Semarang: PT. Karya Thoha Putra, 1993), hlm. 92
[3] M.Quraisy Syihab, Tafsir al-Misbah,(Jakarta: lentera hati, 2002), hlm.560
[4] Abd. Bin Muhammad, Tafsir Ibnu Katsir, (Jakarta: Pustaka Imam Syafi’i, 2008), hlm.378
[5]M. Quraisy Syihab, Tafsir Al-Mishbah, Pesan, Kesan dean Keserasian Al-Qur’an. (Tanggerang: Lentera Hati,2002), hlm. 32
[6] M. Quraisy Syihab, Tafsir Al-Mishbah, Pesan, Kesan dean Keserasian Al-Qur’an, (Tanggerang: Lentera Hati,2002), hlm. 33-33
[7] Abd. bin Muhammad, Tafsir Ibnu Katsir, (PUSTAKA IMAM ASY-SYAFI’I, 2008), hlm. 168
[8]A. Mustafa Al-Maraghi, TafsirAl Maragi, ( PT. Karya Toha Putra Semarang, 1989) , hlm. 68-70
[9]M. Quraisy Syihab, Tafsir Al-Mishbah, Pesan, Kesan dean Keserasian Al-Qur’an, (Tanggerang: Lentera Hati,2002), hlm. 39
[10] M. Quraisy Syihab, Tafsir Al-Mishbah, Pesan, Kesan dean Keserasian Al-Qur’an, (Tanggerang: Lentera Hati,2002), hlm. 41
[11] M. Quraisy Syihab, Tafsir Al-Mishbah, Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an, (Tanggerang: Lentera Hati, 2002), hlm. 171
[12] M.Quraisy syihab, Tafsir Al-Misbah, Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an, (Tanggerang: Lentera Hati, 2002), hlm.381
[13] A.Mustafa al-Maraghi, Tafsir al-Maraghi, (Semarang: PT. Karya Thoha Putra, 1993), hlm. 205-206
[14] A.Mustafa al-Maraghi, Tafsir al-Maraghi, (Semarang: PT. Karya Thoha Putra, 1993), hlm. 207





DOWNLOAD MAKALAH LENGKAPNYA



loading...

Share this

0 Comment to "Makalah Ayat Ayat yang Berbicara Tentang Allah"

Post a Comment