Wednesday, April 4, 2018

MAKALAH PEMBELAJARAN AKIDAH AKHLAK PADA ANAK USIA DINI


MAKALAH AKIDAH AKHLAK
PEMBELAJARAN AKIDAH AKHLAK
PADA ANAK USIA DINI



 BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Aqidah dan akhlak dalam ajaran islam merupakan pangkal utama dalam menumbuhkan keyakinan manusia kepada Tuahn-Nya dan mengatur tata kehidupan di dunia, serta sebagai bekal di akhirat kelak. Dalam pembelajaran pada tingkat sekolah, aqidah akhlak merupakan dasar pengetahuan kognitif yang sarat dengan pembentukan dan pengembangan kearah afeksi siswa. Dalam hal ini siswa tidak dijejali pengetahuan belaka, tetapi bagaimana siswa mampu meyakini dan menerapkannya dalam kehidupan.

Menurut Ahmad Tafsir[1] persoalan bangsa ini hanya masalah akhlak sebanarnya, pendidikan di Indonesia kebanyakan hanya berkisar pada pengetahuan kognitif saja (pinter Matematika, IPA, Bahasa Inggris) sedangkan akhlaknya tidak begitu diperhatikan. Memang ada yang memperhatikan tetapi hanya sedikit.
Kemudian dalam kesempatan lain; beliau juga mengemukakan; salah satu ketidak berhasilan pendidikan, karena tujuan yang tidak jelas.[2] Tujuan utama dalam pendidikan agar lebih diarahkan kepada pembentukan akhlak muliaApapun materi dan pembelajarannya penanaman akhlak hendaknya menjadi nomor satu. Aqidah yang mengakar menjadi pondasi dan akhlak yang mendasar menjadi prestasi. 
Dengan anggapan tersebut penulis berkeyakinan, pembelajaran aqidah akhlak, harus diatur sedemikian rupa untuk dapat menghasilkan produk yang baik. Produk yang baik bukan hanya secara pengatahuan saja akan tetapi secara aplikasi dilapangan juga baik. 
Untuk menumbuhkan keyakinan pada setiap siswa, semestinya harus didahului dengan pengetahuan siswa tentang materi yang akan diajarkan. Pertanyaannya adalah, bagaimana siswa yakin akan sesuatu kalau mereka tidak mengetahui tentang sesuatu itu? Dasar pengetahuan inilah yang mesti dipupuk pada benak dan diri siswa, agar tumbuh kesadaran betapa pentingnya keyakinan kepada Allah sebagai Tuhannya. Keasadaran itu akan berimbas pada keteraturan hidup secara individual maupun kelompok. Dengan kata lain keyakinan – melalui akidah – seseorang dapat dibimbing kearah pembentukan akhlaq al-karimah dalam menjalankan roda kehidupan.

B.     Rumusan Masalah
1.      Mengenal dan Memahami Pembelajaran Aqidah Akhlaq.
2.      Karakteristik Usia anak dan Remaja Terhadap Pembelajaran Aqidah Akhlaq.


BAB II
PEMBAHASAN

A.      PEMBELAJARAN AKIDAH AKHLAK
1.      Pengertian Akidah Akhlak
Menurut bahasa, kata aqidah berasal dari bahasa Arab yaitu [عَقَدَ-يَعْقِدُ-عَقْدًا] artinya adalah mengikat atau mengadakan perjanjian. Sedangkan Aqidah menurut istilah adalah urusan-urusan yang harus dibenarkan oleh hati dan diterima dengan rasa puas serta terhujam kuat dalam lubuk jiwa yang tidak dapat digoncangkan oleh badai subhat (keragu-raguan). Dalam definisi yang lain disebutkan bahwa aqidah adalah sesuatu yang mengharapkan hati membenarkannya, yang membuat jiwa tenang tentram kepadanya dan yang menjadi kepercayaan yang bersih dari kebimbangan dan keraguan.
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat dirumuskan bahwa aqidah adalah dasar-dasar pokok kepercayaan atau keyakinan hati seorang muslim yang bersumber dari ajaran Islam yang wajib dipegangi oleh setiap muslim sebagai sumber keyakinan yang mengikat.
Sementara kata “akhlak” juga berasal dari bahasa Arab, yaitu [خَلَقَ] jamaknya [أَخْلَاقٌ] yang artinya tingkah laku, perangai tabi’at, watak, moral atau budi pekerti. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, akhlak dapat diartikan budi pekerti, kelakuan. Jadi, akhlak merupakan sikap yang telah melekat pada diri seseorang dan secara spontan diwujudkan dalam tingkah laku atau perbuatan.
Jika tindakan spontan itu baik menurut pandangan akal dan agama, maka disebut akhlak yang baik atau akhlaqul karimah, atau akhlak mahmudah. Akan tetapi apabila tindakan spontan itu berupa perbuatan-perbuatan yang jelek, maka disebut akhlak tercela atau akhlakul madzmumah.
2.      Dasar Pembelajaran Akidah Akhlak
Dasar pembelajaran aqidah akhlak adalah ajaran Islam itu sendiri yang merupakan sumber-sumber hukum dalam Islam yaitu Al Qur’an dan Al Hadits. Al Qur’an dan Al Hadits adalah pedoman hidup dalam Islam yang menjelaskan kriteria atau ukuran baik buruknya suatu perbuatan manusia. Dasar pembelajaran aqidah akhlak yang pertama dan utama adalah Al-Qur’an. Ketika ditanya tentang aqidah akhlak Nabi Muhammad SAW, Siti Aisyah berkata. “Dasar aqidah akhlak Nabi Muhammad SAW adalah Al-Qur’an.”
Islam mengajarkan agar umatnya melakukan perbuatan baik dan menjauhi perbuatan buruk. Ukuran baik dan buruk tersebut dikatakan dalam Al-Qur’an. Karena Al-Qur’an merupakan firman Allah, maka kebenarannya harus diyakini oleh setiap muslim.
Dalam Surat Al-Maidah ayat 15-16 disebutkan yang artinya “Sesungguhnya telah datang kepadamu rasul kami, menjelaskan kepadamu banyak dari isi Al-Kitab yang kamu sembunyikan dan banyak pula yang dibiarkannya. Sesungguhnya telah datang kepadamu cahayadari Allah dan kitab yang menerangkan. Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan izin-Nya, dan menunjuki meraka ke jalan yang lurus.”[3]
Dasar pembelajaran aqidah akhlak yang kedua bagi seorang muslim adalah Al-Hadits atau Sunnah Rasul. Untuk memahami Al-Qur’an lebih terinci, umat Islam diperintahkan untuk mengikuti ajaran Rasulullah SAW, karena perilaku Rasulullah adalah contoh nyata yang dapat dilihat dan dimengerti oleh setiap umat Islam.
3.      Tujuan Pembelajaran Akidah Akhlak
Aqidah akhlak harus menjadi pedoman bagi setiap muslim. Artinya setiap umat Islam harus meyakini pokok-pokok kandungan aqidah akhlak tersebut.
Adapun tujuan aqidah akhlak itu adalah :
a.       Memupuk dan mengembangkan dasar ketuhanan yang sejak lahir.
b.      Membentuk pribadi muslim yang luhur dan mulia.
c.       Menghindari diri dari pengaruh akal pikiran yang menyesatkan.




B.      KARAKTERISTIK ANAK USIA DINI
1.      Pengertian Anak Usia Dini
Yang dimaksud dengan anak usia dini adalah
mereka yang berusia antara 0 sampai 6 tahun. Mereka biasanya mengikuti
program prasekolah atau kindergarten. Sedangkan di Indonesia umumnya
mereka mengikuti program tempat penitipan anak dan kelompok bermain
(play group).
Sementara itu, menurut direktorat pendidikan anak usia dini,
pengertian anak usia dini adalah anak usia 0 – 6 tahun, baik yang terlayani
maupun yang tidak terlayani di lembaga pendidikan anak usia dini. Hal
ini sesuai dengan ketentuan umum Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan anak
usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak
lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian
rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan
jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki
pendidikan lebih lanjut.
Dari pengertian tersebut tergambar bahwa anak usia dini adalah
anak yang berada pada rentang usia 0 – 6 tahun. Hal ini sejalan dengan
Undang-undang sistem pendidikan nasional no. 20 tahun 2003 tentang
sisdiknas pasal 28 ayat 1 yaitu pendidikan anak usia dini diselenggarakan
sebelum jenjang pendidikan dasar. Sedangkan jenjang pendidikan dasar
dimulai pada usia 7 tahun.
2.      Memahami Karakteristik Anak Usia Dini
Anak usia dini memiliki karakteristik yang khas, baik secara fisik, psikis, sosial, moral dan sebagainya. Masa kanak-kanak juga masa yang paling penting untuk sepanjang usia hidupnya. Sebab masa kanak-kanak adalah masa pembentukan pondasi dan masa kepribadian yang akan menentukan pengalaman anak selanjutnya. Sedemikian pentingnya usia tersebut maka memahami karakteristik anak usia dini menjadi mutlak adanya bila ingin memiliki generasi yang mampu mengembangkan diri secara optimal.
Pengalaman yang dialami anak pada usia dini akan berpengaruh kuat terhadap kehidupan selanjutnya. Pengalaman tersebut akan bertahan lama. Bahkan tidak dapat terhapuskan, walaupun bisa hanya tertutupi. Bila suatu saat ada stimulasi yang memancing pengalaman hidup yang pernah dialami maka efek tersebut akan muncul kembali walau dalam bentuk yang berbeda.
Beberapa hal menjadi alasan pentingnya memahami karakteristik anak usia dini. Sebagian dari alasan tersebut dapat diuraikan sebagaimana berikut :
1)      Usia dini merupakan usia yang paling penting dalam tahap perkembangan manusia, sebab usia tersebut merupakan periode diletakkannya dasar struktur kepribadian yang dibangun untuk sepanjang hidupnya. Oleh karena itu perlu pendidikan dan pelayanan yang tepat.
2)      Pengalaman awal sangat penting, sebab dasar awal cenderung bertahan dan akan mempengaruhi sikap dan perilaku anak sepanjang hidupnya, disamping itu dasar awal akan cepat berkembang menjadi kebiasaan. Oleh karena itu perlu pemberian pengalaman awal yang positif.
3)      Perkembangan fisik dan mental mengalami kecepatan yang luar biasa, dibanding dengan sepanjang usianya. Bahkan usia 0 – 8 tahun mengalami 80% perkembangan otak dibanding sesudahnya. Oleh karena itu perlu stimulasi fisik dan mental.
3.      Secara Lebih Jauh Karakteristik Perkembangan Anak Usia Dini dapat Diuraikan Sebagai Berikut : [4]
a.      Perkembangan Moral
1)      Mampu merasakan kasih sayang, melalui rangkulan dan pelukan
2)      Meniru sikap, nilai dan perilaku orang tua
3)      Menghargai memberi dan menerima
4)      Mencoba memahami arti orang dan lingkungan disekitarnya
b.      Perkembangan Fisik
Perkembangan fisik mengikuti hukum perkembangan yang disebut “cephalocaudal” dan “proximodistal”. Hukum cephalocaudal menyatakan bahwa perkembangan dimulai dari kepala kemudian menyebar ke seluruh tubuh sampai ke kaki. Sedangkan hukum proximodistal menyatakan bahwa perkembangan bergerak dari pusat sumbu ke ujung-ujungnya atau dari bagian yang dekat sumbu pusat tubuh ke bagian yang lebih jauh. Gerakan anak usia dini lebih terkendali dan terorganisasi dengan pola-pola seperti menegakkan tubuh dalam posisi berdiri, tangan dapat terjuntai dengan santai, serta mampu melangkah dengan meggerakkan tungkai dan kaki.
Biasanya diusai ini anak mengalami :
1)      Pertumbuhan fisik yang cukup pesat
2)      Mengalami perkembangan yang sangat pesat dalam prilaku motorik .
3)      Energik dan aktif
4)      Membedakan perabaan
5)      Masih memerlukan waktu tidur yang banyak
6)      Tertarik pada makanan
c.       Perkembangan Bahasa
Melalui bahasa individu belajar untuk bersosialisasi dengan lingkungannya. Bahasa juga membantu anak untuk mengungkapkan perasaan,pikiran, dan keinginannya kepada orang lain. Bahasa tidak lain merupakan sintesis dari kemampuan berfikir yang kompleks dan abstrak. ( Woolfolk, 1989 )
Ditahapan bahasa ini anak sudah dapat :
1)      Menyatakan maksud dalam kalimat yang terdiri dari 4 sampai 10 kata
2)      Mengetahui dan meniru suara-suara
3)      Mengerti terhadap kalimat perintah
4)      Mengajukan pertanyaan
5)      Menyebutkan nama-nama benda dan fungsi
6)      Memecahkan masalah dengan berdialog
d.      Perkembangan Kognitif
Perkembangan kognitif adalah kapasitas intelektual yang dimiliki oleh seorang anak dan bagaimana kapasitas tersebut berkembang sampai mereka dewasa kelak.
Para ahli psikologi sepakat bahwa perkembangan kognitif seorang anak paling tidak dipengaruhi oleh 3 faktor (Berk, 2005). Faktor yang pertama adalah faktor hereditas, kemudian faktor kematangan individu dan faktor terakhir adalah faktor belajar.
Ditahapan  ini anak sudah dapat :
1)      Mengelompokkan benda-benda yang sejenis
2)      Mengemlompokkan bentuk
3)      Membedakan rasa
4)      Membedakan bau
5)      Membedakan warna
6)      Menyebutkan dan mengenal bilangan (1 –10)
7)      Rasa inign tahu yang tinggi
8)      Imajinatif
e.       Perkembangan Emosi
Perkembangan emosi anak behubungan dengan seluruh aspek perkembangan anak. Pada tahap ini emosi anak usia pra sekolah lebih rinci. Anak cenderung mengekspresikan emosi dengan bebas dan terbuka.
Beberapa jenis emosi yang berkembang pada anak usia dini :
1)       Takut, yaitu perasaan terancam oleh suatu objek yang di anggap membahayakan.
2)       Cemas, perasaan takut yang bersifat khayalan tanpa ada objek.
3)       Marah, yaitu perasaan tidak senang baik terhadap orang lain, diri sendiri, maupun objek tertentu.
4)       Cemburu, yaitu perasaan tidak senang terhadap orang lain yang dipandang telah merebut kasih sayang orang yang disayanginya.
5)       Kegembiraan, kesenangan, kenikmatan, yaitu perasaan yang positif, nyaman karena terpengaruhi keinginannya.
6)       Kasih sayang, yaitu perasaan senang memberikan perhatian dan perlindungan kepada orang lain.
7)       Phobia, yaitu rasa takut terhadap objek yang tidak perlu ditakutunya.
8)       Ingin tahu, yaitu perasaan ingin mengenal tentang objek yang ada disekitarnya.
f.       Perkembangan social
Perkembangan sosial adala perkembangan perilaku anak dalam menyesuaikan diri dengan aturan masyarakat dimana anak itu berada. Perkembangan sosial anak merupakan hasil belajar, bukan hanya hasil dari kematangan. Perkembangan sosial anak diperoleh anak melalui kematangan dan kesempatan belajar dari berbagai respon terhadap dirinya.
Anak usia dini (0 – 8 tahun) adalah individu yang sedang mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Bahkan dikatakan sebagai lompatan perkembangan karena itulah maka usia dini dikatakan sebagai golden age (usia emas) yaitu usia yang sangat berharga dibanding usia-usia selanjutnya. Usia tersebut merupakan fase kehidupan yang unik.

C.      PENTINGNYA AQIDAH AKHLAK DIBERIKAN KEPADA ANAK USIA DINI
Pendidikan anak merupakan hal yang terpenting yang harus diberikan orang tua kepada putra-putrinya. Anak merupakan miniatur masa depan sebuah bangsa. Oleh sebab itu tidak mengherankan bila semua orang tua berlomba memberikan pendidikan yang terbaik bagi putra-putrinya. Sekolah atau lembaga pendidikan yang bermutu menjadi acuan dalam menentukan pilihan tujuan pendidikan anak-anak. Tidak kalah pentingnya adalah pendidikan akhlak, budi pekerti, atau moral yang wajib diberikan kepada tiap anak. Sebab walaupun seorang anak mempunyai kemampuan akademik yang bagus bahkan jenius, tetapi apabila tidak dibarengi penanganan akhlak dan moral yang benar tentu tidak seimbang. Boleh jadi akan berakibat fatal bila dia sudah besar nanti.
Luqman menjadi contoh dalam mendidik anak yang berakhlak. Dan ingatlah ketika Luqman berkata kepada anaknya di waktu ia memberi pelajaran kepadanya, “Hai anakku janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kedzaliman yang besar" (QS. Lukman : 13).
Dari ayat tersebut dapat kita ambil pokok pikiran, pertama, orang tua wajib memberi pendidikan anak-anaknya. Kedua, dalam mendidik prioritas pertama adalah penanaman aqidah, pendidikan aqidah diutamakan agar menjadi kerangka dasar dan landasan dalam membentuk pribadi anak yang sholeh.
Dalam mendidik hendaknya menggunakan pendekatan kasih sayang, hal ini dapat kita cermati dan seruan Lukman kepada anak-anaknya, yaitu “Yaa Bunayya” (Wahai anak-anakku). Seruan tersebut menyiratkan sebuah ungkapan yang penuh muatan kasih sayang, sentuhan kelembutan dalam mendidik anak-anaknya. Indah dan menyejukkan. Kata "Bunayya" mengandung rasa manja, kelembutan dan kemesraan, tetapi tetap dalam koridor ketegasan dan kedisiplinan dan bukan berarti mendidik dengan keras.
Mendidik anak dengan keras hanya akan menyisakan dan membentuk anak berjiwa keras, kejam dan kasar. Kekerasan hanya meninggalkan bekas yang menggores tajam kelembutan anak, kelembutan dalam diri anak akan hilang tergerus oleh pendidikan yang keras dan brutal. Kepribadian anak menjadi kental dengan kekerasan, hati, pkiran, gerak dan kesejukan jauh dari kebenaran dan kesejukan. Kelembutan, kemesraan dalam mendidik anak merupakan konep al-quran, apapun pendidikan diberikan kepada anak hendaknya dengan kelembutan dan kasih sayang. Begitu juga dalam prioritas mendidik diutamakan mendidik aqidahnya terlebih dahulu, dengan penyampaian yang lembut dan penuh kasih sayang. Dengan demikian anak akan tersentuh dan merasa aman di dekat orang tuanya.
Menurut ajaran agama islam , ada 3 ( tiga ) hal penting yang harus diberikan pada anak usia dini :
1.      Pendidikan akidah,
Islam memposisikan akidah sebagai hal yang sangat mendasar, yakni sebagai rukun iman dan rukun Islam yang sekaligus sebagai kunci yang membedakan antara orang Islam dengan yang non Islam.

2.      Pendidikan ibadah,
Dalam islam tata peribatan telah diatur dengan sebaik mungkin dengan tidak menyalahi kolidor fitrah manusia, dan aplikasinya harus mengupayakan sedini mungkin. Hal itu dilakukan agar kelak mereka tumbuh menjadi insan yang benar-benar takwa, yakni taat melaksanakan segala perintah Allah dan Rasulnya dan taat pula menjauhi larangannya.
3.      Pendidikan akhlak,
Untuk mmencapai kesempurnaan Islam yang sejati akhlak merupakan pondasi  utama yang harus di realisasikan. Untuk merealisasikan hal itu ayat Al-Quran dan Hadis Nabi telah banyak memberikan panduan.

D.      KARAKTERISTIK USIA REMAJA DALAM PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAQ
a.      Dilihat dari Model Pembelajaran
Materi dan model pembelajaran dirancang dan disesuaikan dengan perkembangan peserta didik. Mulai dari siswa sekolah dasar sampai dengan siswa sekolah menengah atas harus dapat dibedakan, baik isi atau pendalaman materinya. Dalam hal ini materi Aqidah Akhlak[5] diberikan pada siswa Sekolah Dasar sampai siswa sekolah Menengah Pertama (SMP) dan siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) serta siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Dengan keadaan yang demikian maka perlu kiranya materi pembelajaran Aqidah Akhlakdibahas secara lugas, kolaboratif dan menarik serta didesain dalam bentuk yang baik. Memang materi Aqidah Akhlak begitu menarik jika disajikan, namun akan bergantung kepada pembawaan gurunya. Untuk lebih menarik lagi, maka guru diharuskan memiliki rancangan model pembalajaran yang mumpuni dan dapat menarik perhatian seluruh siswa.
Bahkan tidak hanya itu, siswa dibawa kearah pentingnya penguatan aqidah dan pembentukan akhlak yang mulia bagi makhluk sosial seperti manusia. Kemudian para siswa mampu menjauhi hal-hal yang tidak diinginkan seperti; dekademsi moral, pergaulan bebas, perzinahan, prostitusi dan penyakit-penyakit yang menimpa manusia sebagai makhluk yang berbudi luhur. Maka materi pembelajaran Aqidah Akhlak itu tidak sekedar memberikan pengetahuan kognitif saja, akan tetapi lebih mengarah kepada perenungan dan perubahan sikap. Permasalahan yang menimpa manusia pada tataran dekadensi moral, baik bagi dirinya, keluarganya maupun orang lain hendaknya diperbaiki melalui kesadaran yang mendalam ketimbang sekedar pengetahuan kognitif. Siswa akan penuh dengan pertanyaan bagaimana kalau manusia memiliki akhlak yang mulia dan  bagaimana kalau manusia tidak memiliki akhlak yang mulia yang diatur oleh agama.
Kejadian yang diluar batas kewajaran yang menimpa usia dini, remaja dan bahkan orang tua semestinya dapat diminimalisir bahkan dihilangkan dengan pemberian pengetahuan afeksi yang kental dengan nilai keagamaan. Rancangan atau design pembelajaran yang dimaksud penulis, kiranya dapat mengarah kesana – kearah penguatan aqidah dan perbaikan akhlak – dengan harapan siswa menjauhi perbuatan yang merusak moral tersebut.

E.      IMPLIKASI KARAKTERISTIK USIA ANAK DAN REMAJA TERHADAP PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAQ
Kita sudah memasuki tahun Milenium. Tantangan yang dihadapi tidak sedikit. Kita bukan lagi dalam alam kehidupan tradisional dan kehidupan industri, tetapi kita hidup dalam alam kehidupan komunikasi dan informasi. Transparasi kehidupan yang global seolah – olah mengisyaratkan bahwa dunia ini makin megecil bagaikan “desa dunia” nyaris tanpa batas. Disebabkan derasnya arus komunikasi dan informasi yang menyebar ke dalam denyut nadi kehidupan umat manusia.
Dari arus komunikasi dan informasi tanpa batas tersebut maka sudah tidak dapat dihindarkan lagi dampak negatif yang ditimbulkan, seperti halnya anak – anak pelajar pada saat ini sudah banyak yang menjadi pecandu narkoba. Di Indonesia setiap tahun Rp 288 triliun terbuang percuma untuk menikmati narkoba. Contoh lain yang banyak di tiru anak-anak remaja usia pelajar Madrasah Tsanawiyah adalah cara berpakaian ketika waktu sekolah, yang kurang disiplin, baju jarang dimasukan, itu semua dilakukan karena seringnya anak didik menonton tayangan filem atau sinetron – sinetron tentang pelajar yang sudah tidak memperhatikan etika – etika ketimuran.
Sebenarnya masih banyak lagi masalah – masalah yang menimbulkan kenakalan remaja diantaranya adalah tawuran antar pelajar yang semua itu terjadi dikarenkan pengaruh dari minum – minuman keras, pada saat ini kalau kita lihat ketika ada suatu pesta atau pentas seni, pasti tidak ketinggalan dengan huru-hara anak muda yang semuanya itu masih duduk di dalam bangku sekolah.
Keadaan umat Islam di Indonesia secara kuantitas sangat memprihatinkan, karena adanya penurunan persentase dari 90% menjadi 87%. Hal ini mengisyaratkan bahwa Aqidah Akhlak sangat penting dalam upaya mempersiapkan generasi penerus yang beriman. Anak adalah individu yang memiliki jiwa yang penuh gejolak dan lingkungan sosial yang ditandai dengan perubahan sosial yang cepat, yang mengakibatkan kesimpang siuran norma serta dalam proses identifikasi diri atau mencari jati dirinya. Dalam kondisi jiwa yang labil pada usia anak – anak, maka agama termasuk didalamnya aqidah dan akhlak memilki tuntunan dan peran yang sangat penting.
Dari beberapa dampak negatif yang ditimbulkan oleh pengaruh era globalisasi tersebut, maka tugas pendidiklah yang harus berperan aktif untuk mengatasi permasalahan – permasalah yang akan menyebabkan bangsa kita menjadi bangsa yang tidak bermoral dan menjadi cemoohan bangsa lain, melalui lembaga – lembaga pendidikan terutama lembaga pendidikan islam dimana didalamnya terdapat pendidikan akhlakul karimah.
Adapun salah satu misi pendidikan nasional adalah meningkatkan keprofesionalan dan akuntabilitas lembaga pendidikan sebagai pusat pembudayaan ilmu pengetahuan, keterampilan, pengalaman, sikap dan nilai berdasarkan standar yang bersifat nasional dan global.
Oleh sebab itu fungsi dari lembaga pendidikan adalah mencetak siswa – siswi yang mempunyai akhlakul karimah sesuai dengan misi pendidikan nasional. Dengan ditunjang materi aqidah akhlak yang mengandung nilai – nilai aqidah dan akhlak sehingga bisa memajukan pendidkan indonesia, Karena pada saat ini kemerosotan moral bangsa indonesia dan tingkat korupsi yang semakin tinggi itu disebabkan karena akhlak bangsa indonesia dari hari kehari semakin merosot.
Arah pembangunan nasional Indonesia adalah merupakan pembangunan manusia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia. Pembangunan tersebut tidak hanya terfokus pada pembangunan yang bersifat fisik saja, tetapi yang tidak boleh dilupakan adalah juga pembangunan psikologis manusianya.
Mata pelajaran Aqidah Akhlak merupakan salah satu mata pelajaran yang terbentuk dari manifestasi pembangunan batiniah yang berhubungan dengan moral, akhidah maupun ibadah. Mata pelajaran ini dipandang sebagai salah satu mata pelajaran yang baik untuk menyebarkan, mengenalkan, menanamkan dan mendalami nilai-nilai religius, terutama mereka yang beragama Islam.
Perilaku umat islam pada saat ini merupakan hasil dari pembentukan perilaku yang bersumber dari pembelajaran aqidah akhlak. Karena didalam mata pelajaran aqidah akhlak terdapat beberapa muatan tentang aklak, yaitu tentang membiasakan berperilaku dengan sifat –sifat terpuji, membiasakan menghindari sifat – sifat tercela dan bagaimana cara bertatakarama yang baik. Dari keterangan di atas menununjukan bahwa pembelajaran aqidah akhlak mempunyai peranan penting dalam mewujudkan perilaku anak didik dalam bergaul disekolah maupun dilingkungan masyarakat. Salah satu contoh bagai mana sikap seorang siswa kepada bapak/ibu guru ketika berpapasan dijalan, pasti ketika siswa sudah diajari dengan sifat – sifat terpuji kepada seorang guru pasti siswa akan mempraktikan apa yang ia dapat dari pelajaran aqidah akhlak tersebut, tetapi anak didik yang tidak dibekali dengan akhlak-akhlak terpuji kepada seorang guru maka ia tidak akan mengetahui bagaimana cara menghormati seorang guru.


BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Aqidah dan akhlak dalam ajaran islam merupakan pangkal utama dalam menumbuhkan keyakinan manusia kepada Tuahn-Nya dan mengatur tata kehidupan di dunia, serta sebagai bekal di akhirat kelak. Dalam pembelajaran pada tingkat sekolah, aqidah akhlak merupakan dasar pengetahuan kognitif yang sarat dengan pembentukan dan pengembangan kearah afeksi siswa. Dalam hal ini siswa tidak dijejali pengetahuan belaka, tetapi bagaimana siswa mampu meyakini dan menerapkannya dalam kehidupan.
Pendidikan anak merupakan hal yang terpenting yang harus diberikan orang tua kepada putra-putrinya. Anak merupakan miniatur masa depan sebuah bangsa. Oleh sebab itu tidak mengherankan bila semua orang tua berlomba memberikan pendidikan yang terbaik bagi putra-putrinya. Sekolah atau lembaga pendidikan yang bermutu menjadi acuan dalam menentukan pilihan tujuan pendidikan anak-anak. Tidak kalah pentingnya adalah pendidikan akhlak, budi pekerti, atau moral yang wajib diberikan kepada tiap anak. Sebab walaupun seorang anak mempunyai kemampuan akademik yang bagus bahkan jenius, tetapi apabila tidak dibarengi penanganan akhlak dan moral yang benar tentu tidak seimbang. Boleh jadi akan berakibat fatal bila dia sudah besar nanti.






DAFTAR PUSTAKA

Ø  Tafsir, Ahmad. Pada Perkuliahan Filsafat Pendidikan Islami, Sabtu, 20 Maret 2010 dan Sabtu, 27 Maret 2010di kelas PAI – K – B, program Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung, tahun akademik 2009-2010
Ø  Abuzar, Afrizal. 2006. Silabus Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam SMA-SMK Depdiknas: Dirjendikdasmen.
Ø  Munandar, Utami, Perkembangan Anak Usia Dini, PT Mondar Maju: Bandung, 1992.




[1] Ahmad Tafsir, Pada Perkuliahan Filsafat Pendidikan Islami, Sabtu, 20 Maret 2010 di kelas PAI – K – B, Program Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung, tahun akademik 2009-2010
[2] Ibid.
[3] Al-Qur’an dan Terjemahnya Departemen Agama RI. (waqaf dari Khadim dua tanah suci Raja Fahd bin Abdul Aziz al-Su’ud).
[4] http://hamdanial.blogspot.com/2014/04/makalah-karakteristik-pendidikan-anak.html
[5] Afrizal Abuzar, Silabus Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam SMA-SMK (Depdiknas: Dirjendikdasmen. 2006), 53


DOWNLOAD MAKALAH DI SINI

loading...

Share this

0 Comment to "MAKALAH PEMBELAJARAN AKIDAH AKHLAK PADA ANAK USIA DINI"

Post a Comment