KUMPULAN MATERI HADIST TENTANG MANAJEMEN
BAB I
KONSEP DASAR MANAJEMEN
A. Definisi dan Pentingnya Manajemen
1. Definisi Manajemen
a. Definisi Umum
Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Istilah Manajemen (management) telah diartikan oleh berbagai pihak dengan perspektif yang berbeda, misalnya pengelolaan, pembinaan, pengurusan, ketata laksanaan, kepemimipinan, pemimpin, ketata pengurusan, administrasi, dan sebagainya. Manajemen itu merupakan suatu proses untuk mewujudkan tujuan yang diinginkan.
b. Definisi Menurut Ahli
Beberapa definisi atau pengertian dari Manajemen menurut para ahli seperti yang diuraikan oleh G.R. Terry. Menurutnya manajemen adalah suatu proses khusus yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan lainnya.
Harold Koontz dan Cyrill O’Donnel, ahli lainnya mengartikan manajemen sebagai usaha mencapai suatu tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain. Dengan demikian manajer mengadakan koordinasi atas sejumlah aktivitas orang lain yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, penempatan, pengarahan, dan pengendalian.
Drs. H. Malayu S.P.Hasibuan, menurutnya Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Dari beberapa definisi diatas, kami dapat menyimpulkan bahwa :
1. Manajemen mempunyai tujuan yang ingin dicapai.
2. Manajemen merupakan proses yang sistematis, terkoodinasi, koperatif,dan terintegrasi dalam memanfaatkan unsur-unsurnya.
3. Manajemen harus didasarkan pada pembagian kerja, tugas, dan tanggung jawab.
4. Manajemen baru dapat di terapkan jika ada dua orang atau lebih melakukan kerja sama dalam suatu organisasi.
5. Manajemen merupakan perpaduan antara ilmu dengan seni
B. Unsur –unsur Manajemen
Unsur-unsur manajemen itu terdiri dari men, money, methods, materials, machines, and market disingkat dengan 6M.
1. Men yaitu tenaga kerja manusia, baik tenaga kerja pimpinan maupun tenaga kerja operasional/pelaksana.
2. Money yaitu uang yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
3. Methods yaitu cara-cara yang dipergunakan dalam usaha mencapai tujuan.
4. Materials yaitu bahan-bahan yang diperlukan untuk mencapai tujuan.
5. Machines yaitu mesin-mesin/alat-alat yang diperlukan atau dipergunakan untuk mencapai tujuan.
6. Market yaitu pasar untuk menjual barang dan jasa-jasa yang dihasilkan.
C. Fungsi manajemen
a. Perencanaan (planning)
Perencanaan adalah proses penentuan tujuan dan pedoman pelaksanaan dengan memilih yang terbaik dari alternatif-alternatif yang ada. Perencanaan juga adalah fungsi seorang manajer yang berhubungan dengan memilih tujuan-tujuan, kebijaksanaan-kebijaksanaan, prosedur-prosedur, dan program-program dari alternatif-alternatif yang ada.
b. Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah suatu proses penentuan, pengelompokan, dan pengaturan bermacam-macam aktivitas yang diperlukan untuk mencapai tujuan, menempatkan orang-orang pada setiap aktivitas ini, menyediakan alat-alat yang diperlukan, menetapkan wewenang yang secara relatif didelegasikan kepada setiap individu yang akan melakukan aktivitas-aktivitas tersebut.
c. Pengarahan
Pengarahan adalah mengarahkan semua bawahan agar mau bekerja sama dan berkerja efektif untuk mencapai tujuan.(Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan). Pengarahan adalah membuat semua anggota kelompok agar mau bekerja sama dan bekerja secara ikhlas serta bergairah untuk mencapai tujuan sesuai dengan perencanaan dan usaha-usaha pengorganisasian.(G.R. Terry)
d. Pengendalian
Pengendalian adalah proses pengaturan berbagai faktor dalam suatu perusahaan, agar sesuai dengan ketetapan-ketetapan dalam rencana.
D. Pentingnya Manajemen
Pada dasarnya kemampuan manusia itu terbatas, sedangkan kebutuhannya tidak terbatas. Usaha untuk memenuhi kebutuhan dan terbatasnya kemampuan dalam melakukan pekerjaan mendorong manusia membagi pekerjaan, tugas, dan tanggung jawab. Dengan adanya pembagian kerja, tugas, dan tanggung jawab ini maka terbentuklah kerja sama dan keterikatan formal dalam suatu organisasi. Dalam organisasi ini maka pekerjaan yang berat dan sulit akan dapat diselesaikan dengan baik serta tujuan yang akan diinginkan tercapai.
Pada dasarnya menejemen itu penting karena :
a. Pekerjaan yang berat dan sulit untuk dikerjakan sendiri akan lebih mudah penyelesaiannya jika terdapat pembagian kerja, tugas dan tanggung jawab
b. Perusahaan akan dapat berhasil baik, jika manajemen diterapkan dengan baik
c. Manajemen yang baik akan meningkatkan daya guna dan hasil guna semua potensi yang dimiliki
d. Manajemen mengakibatkan pencapaian tujuan secara teratur
e. Manajemen merupakan suatu pedoman pikiran dan tindakan
E. Filsafat dan Asas-Asas Manajemen
1. Filsafat Manajemen
Filsafat manajemen adalah kerja sama saling menguntungkan, bekerja efektif dengan metode kerja yang terbaik untuk mencapai hasil yang optimal.
Filsafat manajemen adalah kumpulan pengetahuan dan kepercayaan yang memberikan dasar atau basis yang luas untuk menentukan pemecahan terhadap masalah-masalah manajer.
Manfaat filsafat manajemen :
1. Memberikan suara dasar dan pedoman bagi pekerjaan manajer
2. Memberikan kepercayaan dan pegangan bagi manajer dalam proses manajemen untuk mencapai tujuan
3. Memberikan dasar dan pedoman berpikir efektif bagi manajer.
2. Asas-Asas Manajemen
Asas (prinsip) merupakan suatu pernyataan fundamental atau kebenaran umum yang dapat dijadikan pedoman pemikiran dan tindakan. Asas-asas muncul dari hasil penelitian dan pengalaman. Asas adalah dasar tetapi bukanlah sesuatu yang absolut atau mutlak. Artinya penerapan asas harus mempertimbangkan keadaan-keadaan khusus dan keadaan yang berubah-ubah. Dengan menggunakan asas-asas manajemen, seorang manajer dapat mengurangi atau menghindari kesalahan-kesalahan dasar dalam menjalankan pekerjaannya.
Asas-asas umum manajemen menurut Henry fayol :
1. Asas Pembagian Kerja
Asas pembagian kerja ini mutlak harus diadakan pada setiap organisasi karena tanpa pembagian kerja berarti tidak ada organisasi dan kerja sama di antara anggotanya. Dengan pembagian kerja maka daya guna dan hasil guna organisasi dapat ditingkatkan demi tercapainya tujuan.
2. Asas Wewenang dan Tanggung Jawab
Asas ini perlu adanya pembagian wewenang dan tanggung jawab antara atasan dan bawahan. Wewenang harus seimbang dengan tanggung jawab. Wewenang menimbulkan “hak” sedangkan tanggung jawab menimbulkan “kewajiban”. Hak dan kewajiban menyebabkan adanya interaksi atau komunikasi antara atasan dan bawahan.
3. Asas Disiplin
Menurut asas ini, hendaknya semua perjanjian, peraturan yang telah ditetapkan dan perintah atasan harus dihormati, dipatuhi, serta dilaksanakan sepenuhnya.
4. Asas Kesatuan Perintah
Menurut asas ini, hendaknya setiap bawahan hanya menerima perintah dari seorang atasan dan bertanggung jawab hanya kepada seorang atasan pula. Asas kesatuan perintah ini sangat diperlukan, jika bawahan diperintah oleh beberapa orang atasan maka akan membingungkan.
5. Asas Kesatuan Jurusan atau Arah
Sekelompok bawahan hanya mempunyai satu rencana, satu tujuan, satu perintah, dan satu atasan supaya terwujud kesatuan arah, gerak dan tindakan menuju sasaran yang sama.
6. Asas Kepentingan Umum Diatas Kepentingan Pribadi
Setiap orang dalam organisasi harus mengutamakan kepentingan bersama (organisasi) di atas kepentingan pribadi.
7. Asas Pembagian Gaji yang Wajar
Menurut asas ini, hendaknya gaji dan jaminan-jaminan sosial harus adil, wajar, dan seimbang dengan kebutuhan, sehingga memberikan kepuasan yang maksimal baik bagi karyawan maupun majikan.
8. Asas Keteraturan
Asas ini dibagi atas material order dan social order, artinya keteraturan dan ketertiban dalam penempatan barang-barang dan karyawan. Material order artinya barang-barang atau alat-alat organisasi perusahaan harus ditempatkan pada tempat yang disediakan. Social order artinya penempatan karyawan harus sesuai dengan keahlian atau bidang spesialisasinya.
9. Asas Keadilan
Pemimpin harus berlaku adil terhadap semua karyawan dalam pemberian gaji, jaminan sosial pekerjaan dan hukuman.
10. Asas Inisiatif
Seorang pimpinan harus memberikan dorongan dan kesempatan kepada bawahan untuk berinisiatif, dengan memberikan kebebasan agar bawahan secara aktif memikirkan dan menyelesaikan sendiri tugas-tugasnya.
F. Ilmu dan Seni Manajemen
Manajemen merupakan suatu ilmu dan seni, mengapa disebut demikian, sebab antara keduanya tidak bisa dipisahkan. Managment sebagai suatu ilmu pengetahuan, karena telah dipelajari sejak lama, dan telah diorganisasikan menjadi suatu teori.
Sedangkan Managment sebagai suatu seni, disini memandang bahwa di dalam mencapai suatu tujuan diperlukan kerja sama dengan orang lain, bagaimana cara memerintahkan pada orang lain agar mau bekerja sama. Pada hakekatnya kegiatan manusia adalah managing (mengatur) untuk mengatur diperlukan suatu seni, bagaimana orang lain memerlukan pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama.
Manajemen adalah ilmu dan seni untuk melakukan tindakan guna mencapai tujuan. Manajemen sebagai suatu ilmu adalah akumulasi pengetahuan yang disistematisasikan atau kesatuan pengetahuan yang terorganisasi.
Manajemen sebagai suatu seni bukan diartikan seni dalam formal yang biasa dihubungkan dengan seni musik, sastra, tari, drama, patung, lukis, dan sebagainya. dengan demikian, bukan berarti untuk menjadi pemimpin yang baik harus menjadi seorang seniman, atau seorang pemimpin minimal harus menguasai salah satu cabang kesenian seperti menari, menyanyi, dan melukis. Yang dimaksud seni disini adalah seni dalam pengertian yang lebih luas dan umum, yaitu merupakan keahlian, kemahiran, kemampuan, serta keterampilan dalam menerapkan prinsip, metode, dan teknik dalam menggunakan sumber daya manusia dan sumber daya alam (human and natural resurces) secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan.
Dalam bahasa Belanda, kehalian, kemampuan, kemahiran, dan keterampilan yang diperoleh menurut saluran biasa, yaitu menurut sistem pelajaran atau sistematik tertentu, disebut (kunde). Jika keahlian, kemahiran, kemampuan, dan keterampilan tidak dapat lagi ditelusuri berdasarkan saluran ilmu dan sistematik biasa maka disebut kuast ( seni).
Berpijak tentang hal-hal yang telah dideskripsikan di atas, jelaslah bahwa seni dan ilmu terdapat dalam manajemen. Manajemen dapat dikuasai oleh dengan lapisan seni yang baik, atau sebaliknya manajemen dapat dikuasai oleh seni dengan lapisan ilmu yang baik. Dalam setiap aktivitas diperlukan ilmu dan seni.
G. Tujuan Manajemen
Tujuan adalah sesuatu hasil yang ingin dicapai melalui proses manajemen. Tujuan yang dicapai selalu ditetapkan dalam suatu rencana, karena itu hendaknya tujuan ditetapkan “jelas, realistis, dan cukup menantang” untuk diperjuangkan berdasarkan pada potensi yang dimiliki. Jika tujuan jelas, realistis, dan cukup menantang maka usaha-usaha untuk mencapainya cukup besar. Sebaliknya, jika tujuan ditetapkan terlalu mudah atau terlalu muluk maka motivasi untuk mencapainya rendah. Jadi, semangat kerja karyawan akan termotivasi, kalau tujuan ditetapkan jelas, realistis, dan cukup menantang untuk dicapainya.
Setiap kegiatan yang dilakukan manusia diharapkan dapat mencapai tujuan yang diinginkan seperti kita ketahui tujuan dalam managment sangat penting karena tujuan tersebut dapat :
1. Terwujudnya suasana kerja yang aktif, inofatif, kreatif, efektif, menyenangkan dan bermakna bagi para karyawan atau anggota
2. Terciptanya karyawan atau anggota yang aktif mengemangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, keperibadian, kecerdasan, ahlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan Negara.
3. Tercapainya tujuan yang lebih efektif dan efisien dalam sebuah organisasi.
4. Terbekalinya tenaga profesional dengan teori tentang proses dan tugas administrasi kepemimpinan (tertunjangnya profesi sebagai manajer atau konsultan manajemen).
Berdasarkan tujuan tersebut dapat dipahami bahwa manajemen memiliki peranan penting dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan sejak awal. Kesimpulannya bahwa tujuan merupakan hal terjadinya proses manajemen dan aktivitas kerja, tujuan beraneka macam, tetapi harus ditetapkan secara jelas, realistis, dan cukup menantang berdasarkan analisis data, informasi, dan pemilihan dari alternatif-alternatif yang ada. Kecakapan manajer dalam menetapkan tujuan dan kemampuannya memanfaatkan peluang, mencerminkan tingkat hasil yang dapat dicapainya.
BAB II
PERKEMBANGAN PEMIKIRAN MANAJEMEN
A. Faham/ Aliran Manajemen dan Administrasi
Teori dan prinsip manajemen memberikan kemudahan dalam menentukan hal-hal yang harus dikerjakan untuk dapat secara efektif menjadi seorang manajer, yaitu orang yang menjalankan fungsi manajemen. Manajer dalam mengelola otoritasnya tanpa menggunakan teori dan prinsip, aktivitas berjalan hanyalah firasat dan harapan sehingga hasilnya tidak akan memberikan kepuasan kepada berbagai pihak.
Ellen A. Benowitz, seperti halnya Stephen P. Robbins, melakukan pemetaan atas perkembangan pemikiran manajemen. Benowitz membaginya ke dalam 5 kategori perkembangan pemikiran yaitu: (1) Classical School of Management (Aliran Manajemen Klasik), (2) Behavioral Management Theory (Teori Manajemen Perilaku), (3) Quantitative School of Management (Aliran Manajemen Kuantitatif), (4) Contingency School of Management (Aliran Manajemen Kontijensi), dan (5) Quality School of Management (Aliran Manajemen Kualitatif). Masing-masing tahap perkembangan pemikiran tersebut masih dapat dibagi lagi ke dalam sub-sub pemikiran seputar manajemen.[1][1]
a. Aliran Manajemen Klasik
Teori manajemen klasik terbentuk sebagai upaya menemukan cara terbaik untuk memanajemen dan mengerjakan pekerjaan. Aliran Manajemen Klasik (Classical School of Management) terdiri atas dua cabang: Aliran Saintifik Klasik dan Aliran Administrasi Klasik.
1) Aliran Saintifik Klasik (Classical Scientific School)
Aliran ini muncul akibat adanya kebutuhan untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi. Penekanannya pada bagaimana menemukan cara terbaik untuk menyelesaikan pekerjaan yang dilakukan dengan cara menguji bagaimana sesungguhnya proses kerja dilakukan serta keahlian apa yang dibutuhkan oleh pekerja dalam proses kerja tersebut. Dan tokoh-tokoh yang berperan didalamnya adalah Frederick Taylor, Henry Gantt, Frank dan Lillian Gilbreth.
2) Aliran Administrasi Klasik (Classical Administrative School)
Aliran Administrasi Klasik ini berkonsentrasi pada organisasi secara keseluruhan. Penekanannya lebih pada bagaimana menciptakan prinsip-prinsip manajerial daripada cara-cara kerja yang baru. Tokoh-tokoh yang berperan didalamnya adalah Max Weber, Henri Fayol, Mary Parker Follett, dan Chester Irving Barnard.[2][2]
b. Aliran Manajemen Perilaku
Penekanan pemikiran manajemen pasca aliran klasik ada di seputar interaksi dan motivasi individu di dalam organisasi. Pemikiran di era aliran manajemen ini dikembangkan oleh Hugo Munsterberg yang tertuang dalam buku karyanya, Psicology and Industrial Efficiency (1916). Pemikiran manajemen yang terkandung didalamnya adalah peranan psikologi dalam meningkatkan produktivitas. Peranan psikologi dalam manajemen untuk meningkatkan produktivitas organisasi secara efektif, efisien dan optimal meliputi tiga hal :
1) Penemuan orang yang memiliki sikap mental yang cocok dengan pekerjaan
2) Penemuan kondisi psikologis agar hasil yang dicapai memuaskan
3) Perlu ditemukan cara atau metode yang bisa digunakan untuk mempengaruhi pekerjaan agar diperoleh hasil yang sebaik-baiknya.[3][3]
Dalam perkembangannya motivasi menyangkut perilaku manusia dan merupakan sebuah unsur yang vital dalam manajemen. Ia dapat didefinisikan sebagai pembuat seseorang menyelesaikan pekerjaannya dengan semangat. Sebuah motivasi bagi seorang manajer adalah tugas untuk menciptakan kondisi-kondisi kerja yang akan membangkitkan dan memelihara keinginan yang bersemangat.
Selain Hugo Munsterberg, Elton Mayo dan Max Weber termasuk dalam pakar-pakar yang mengikuti aliran ini.
c. Aliran Manajemen Kuantitatif
Aliran manajemen kuantitatif adalah hasil dari riset manajemen yang diadakan selama Perang Dunia II. Pada saat Perang Dunia II, matematikawan, fisikawan, serta ilmuwan ilmu-ilmu pasti lainnya menggabungkan diri ke dalam bidang kemiliteran untuk melawan aliansi Jerman, Jepang, dan Italia. Pendekatan kuantitatif atas manajemen melibatkan penggunaan teknik-teknik kuantitatif matematika seperti statistik, model informasi, dan simulasi komputer untuk memprediksi proses pembuatan keputusan. Aliran ini memiliki beberapa cabang.
1) Manajemen Sains
2) Manajemen Operasi
3) Sistem Informasi Manajemen (SIM)
d. Aliran Manajemen Kontijensi (Situasional)
Aliran ini muncul sebagai hasil riset tahun 1960-an dan 1970-an dan sekaligus merupakan reaksi penolakan atas aliran saintifik. Riset-riset tersebut fokus pada faktor-faktor situasional yang mempengaruhi struktur dan gaya kepemimpinan organisasi di aneka situasi berbeda.
e. Aliran Manajemen Kualitas (Quality School of Management)
Aliran Manajemen Kualitas adalah konsep menyeluruh seputar leading dan operating suatu organisasi. Yang dimaksudkan untuk meningkatkan performa kerja organisasi secara terus-menerus dengan fokus pada customer. Dengan kata lain, Manajemen Kualitas fokus pada bagaimana cara mengorganisasi secara total untuk menciptakan pelayanan terbaik pada pelanggan.[4][4]
Munculnya aliran-aliran tersebut pada perkembangan pemikiran manajemen, ditandai dengan lahirnya gerakan manajemen ilmiyah yang dipelopori oleh Frederick Winslow Taylor di Amerika, dan Henri Fayol di Perancis, yang dimulai pada tahun 1886.
B. Bapak Ilmu Manajemen
Dalam ilmu manajemen F.W. Taylor adalah Bapak Gerakan Manajemen “ Bapak Scientific Management” karena ialah yang pertama kali mengemukakan idenya tentang manajemen dengan cara yang serba system ( menggunakan manajemen dengan metode-metode ilmu pengetahuan ).[5][5]
Pada ilmu manajemen ini terdapat pakar-pakar yang memikirkan dan mengembangkan dalam bidang tertentu dan berperan dalam pengembangan ilmu manajemen tersebut, diantaranya adalah:
a. Henri Fayol (l916) : Bapak Theori Administrasi Modern
b. Robert Owen (1828) : Bapak Manajemen Kepegawaian
c. Charles Babbage(1839) : Bapak Komputer
d. Hugo Munsterberg (1916) : Bapak Psikologi Industri[6][6]
C. Teori Manajemen Modern
Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa praktik manajemen sudah berlangsung di era prasejarah, tetapi studi manajemen yang sistematis masih relatif baru. Manajemen sebagai salah satu bidang dari studi akademis merupakan produk yang sangat esensial pada abad kedua puluh.
Manajemen modern berkembang dalam dua aliran. Aliran pertama merupakan pengembangan dari aliran hubungan manusiawi yang dikenal sebagai Perilaku Organisasi. Aliran kedua dibangun atas dasar ilmiah dikenal sebagai aliran Kuantitatif (Operation Research dan Management Science atau manajemen Operasi). Perkembangan aliran Perilaku Organisasi ditandai dengan pandangan dan pendapat baru tentang perilaku. manusia dan sistem sosial.[7][7] Pada awal pertumbuhan dan perkembangan budaya, manajemen merupakan sesuatu yang dipelajari lewat lisan dan proses mencoba, bukan dipelajari di sekolah, dibaca dan tertulis didalam buku teks. Juga, tidak berdasarkan pada teori dan pengalaman.
Di era teknik teori mencetakan modern dan media elektronika, ribuan ahli teori manajemen dan praktisi sudah meringkas dan memadatkan serta dimuat di beberapa buku teks, jurnal periodic, monograf-monograf riset, beberapa microfilm, video, tape audio, computer dan berbagai hardisk. Hal ini memudahkan bagi para manajer, pelaku bisnis, peneliti, periset, mahasiswa dan profesi lainnya untuk menimba pengalaman pada teori yang diaplikasikan kedalam usaha yang faktual.
Perkembangan ilmu manajemen ini juga bertujuan untuk membawa pada perubahan, yaitu perubahan disuatu sisi untuk memperbaiki kemampuan organisasi dalam menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan dan disisi lain, mengupayakan perubahan perilaku pekerja/ profesi untuk meningkatkan produktivitasnya. Tetapi perubahan ini harus dilakukan dengan cara hati-hati dengan mempertimbangkan berbagai hal agar manfaat yang ditimbulkan oleh perubahan harus lebih besar daripada beban kerugian yang harus ditanggung.[8][8]
D. Pionir-Pionir Manajemen
a. Frederick Winslow Taylor
Bapak Gerakan Manajemen Ilmiyah, pionir pertama yang mengemukakan idenya tentang manajemen dengan cara yang serba sistem ( menggunakan manajemen dengan metode-metode ilmu pengetahuan ).
b. Henry Fayol
Bapak Teori Administrasi Modern, pengembang pertumbuhan pemikiran manajemen operasional modern lewat karya tulisnya Administration Industrielle et Generale ( Administrasi Industri pada Umumnya, 1916 ).
c. Robert Owen (1771-1858)
Bapak Manajemen Kepegawaian Modern, karena pemikiran manajemen yang dikembangkan tentang semua hal yang berkenaan dengan kepegawaian. Dan juga pengembang pemikiran perlunya Sumber Daya Manusia.[9][9]
d. Charles Babbage (1792-1871)
Bapak Komputer, karena pemikirannya tentang perlunya pembagian kerja dan penggunaan matematika dalam efisiensi penggunaan fasilitas dan material produksi.
e. Hugo Munsterberg
Bapak Psikologi Industri, karena ia telah mengembangkan pemikiran manajemen yang terkandung didalamnya adalah peranan psikologi dalam meningkatkan produktivitas.[10][10]
f. James Watt dan M.R. Boulton
Pengembang pemikiran teknik-teknik manajerial dan manajemen kepagawaian.
g. Gant, Frank B. Gilbert dan Lilian Gilbert
Pakar-pakar pengikut F.W. Taylor yang mengembangkan pemikiran manajemen ilmiah dengan ilmu pengetahuan.[11][11]
h. James D. Money dan Chester Barnard
Pakar ekonomi sebagai pengikut Henry Fayol yang menuangkan pemikiran manajemen dengan teori sistem.
i. Max Weber dan Elton Mayo
Pakar yang mengetengahkan hubungan antarumat manusia dan mengemukakan teori birokrasi, sebagai pengikut Hugo Munsterberg.
DAFTAR PUSTAKA
Frinces, Z. Heflin, Manajemen Konsep Membangun Sukses, Jogjakarta: Mida Pustaka, 2008
Nasution, M. Nur, Manajemen Perubahan, Bogor: Ghalia Indonesia, 2010
Siswanto, Pengantar Manajemen, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2005
Terry, George R. dan Leslie W. Rue, Dasar-dasar Manajemen, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 1992
Zuhri, Menejemen (Beberapa Masalah Pokok), Semarang, 1987
http://fairuzhr06.blogspot.co.id/2013/11/teori-manajemen-modern.html
https://prezi.com/8ehytgpyacq4/evolusi-teori-manajemen/
http://setabasri01.blogspot.co.id/2010/12/perkembangan-pemikiran-manajemen.html
Hasibuan, Malayu S.P. 2011. Manajemen Dasar, Pengertian, dan Masalah. Jakarta : Bumi Aksara.
http://arayde-myself.blogspot.com/2012/03/makalah-konsep-dasar-manajement.html
DOWNLOAD MAKALAH LENGKAP DISINI
0 Comment to "Kumpulan Materi Hadist Manajemen"
Post a Comment