KARAKTERISTIK IKLIM DI INDONESIA
BAB I
KARAKTERISTIK IKLIM DI INDONESIA
DAN PENGARUHNYA TERHADAP AKTIVITAS MANUSIA
Upaya pemerintah dalam menanggulangi masalah iklim di Indonesia, di antaranya :
1. Pemerintah
a. Upaya Mitigasi dan Adaptasi
Upaya pemerintah perlu dilakukan dalam berbagai sektor. Sektor-sektor seperti energi, transportasi, dan industri, pemerintah harus menekankan pentingnya pengembangan strategi dan tindakan nyata dalam melakukan upaya mitigasi atau menurunkan emisi gas rumah kaca. Upaya yang dapat dilakukan oleh sektor ini, antara lain mengganti bahan bakar dengan yang lebih bersih dan ramah lingkungan, menghemat penggunaan bahan bakar, serta menggunakan peralatan atau mesin yang lebih hemat energi.
Selain upaya mitigasi, upaya adaptasi juga tidak kalah penting-nya untuk dilakukan. Sektor-sektor seperti pertanian, perikanan, in frastruktur, kehutanan, dan kesehatan merupakan sektor yang rentan terhadap dampak perubahan iklim. Oleh karena itu, harus dipersiapkan strategi adaptasi bagi sektor tersebut agar dapat mengantisipasi berbagai kemungkinan buruk yang akan muncul akibat perubahan iklim.
Salah satu hal yang harus dilakukan pemerintah sehubungan dengan adaptasi adalah perlunya membuat perencanaan dan persiapan dalam menghadapi bencana yang diperkirakan akan terjadi, termasuk di dalamnya sistem peringatan dini. Peringatan bagi Para petani akan kemungkinan datangnya musim kemarau sejak beberapa bulan sebelumnya perlu diberikan, agar petani dapat segera melakukan tindakan antisipasi. Begitu juga dengan peringatan dini akan datangnya bencana banjir. Masyarakat yang berada di daerah rawan banjir dapat waspada serta mendukung pemerintah dalam menjalankan strategi penanggulangan bencana banjir.
b. Pertanian dan Peternakan
Dari segi adaptasi, sistem informasi yang balk merupakan kunci utama bagi sektor ini. Sistem informasi ini meliputi informasi kondisi cuaca dan sistem peringatan dini. Pemerintah juga perlu menyediakan bantuan finansial khusus agar petani dapat beradaptasi, misalnya untuk membangun tempat penampungan air hujan dan untuk melakukan manajemen air.
Water reservoir (tempat penampungan air hujan) dapat dibangun oleh perorangan maupun kelompok. Untuk yang perorangan, terutama untuk sawah yang letaknya jauh dari sumber air, dapat dibangun semacam sumur tempat penampungan air di lokasi sekitar sawah. Nantinya ketika musim kemarau panjang melanda, petani tetap dapat mengairi sawahnya dengan air yang telah ditampung selama musim hujan di tempat penampungan tersebut.
Pengelolaan penggunaan air, seperti kapan waktu yang tepat untul mengalirkan air dari water reservoir ke sawah merupakan bagian dari watershec management atau manajemen air. Manajemen air sawah bertujuan untul mengendalikan penggunaan air dari water reservoir hanya pada waktu tertentu misalnya ketika musim kemarau datang.
Sementara dari segi mitigasi, manajemen air sawah juga dapat berfungs; untuk menurunkan emisi gas rumah kaca yang dihasilkan dari sektor pertanian. Seperti telah diuraikan sebelumnya bahwa sawah tergenang turut menyumbangkan emisi gas rumah kaca berupa gas metana. Manajemen air dilakukan untuk mengendalikan air agar sawah hanya tergenang pada waktu tertentu saja sehingga emisi gas metana yang dihasilkan dapat berkurang.
Selain itu, perlu disosialisasikan pula mengenai penggunaan bibit unggul yang tidak hanya dapat mengurangi emisi gas rumah kaca, tetapi juga dapat meningkatkan hasil panen. Selain itu, penggunaan pupuk yang tepat juga dapat mengurangi pengeluaran emisi gas rumah kaca dari sektor
Sementara di sektor peternakan, pemerintah perlu melakukan penyuluhan mengenai pola pakan yang tepat. Selain meningkatkan kualitas ternak, pola pakan yang tepat akan menurunkan emisi gas metana yang dikeluarkan sebagai buangan kegiatan memamah binatang ternak.
Di samping itu, pemanfaatan kotoran ternak sebagai sumber listrik tenaga biogas perlu disosialisasikan kepada parapeternak. Pembangkit listrik dengan bahan bakar biogas yang ramah lingkungan selain murah juga tidak akan mengeluarkan emisi gas rumah kaca.
c. Perikanan
Di sektor perikanan, pemerintah perlu memberikan bantuan berupa informasi kepada nelayan, misalnya data cuaca dan kelautan yang aktual sebagai penuntun bagi nelayan ketika akan pergi melaut. Data perikanan yang aktual pun sangat diperlukan mengingat kemungkinan terjadinya perubahan pola hidup dan zona hidup ikan serta hasil Taut lainnya akibat pemanasan global dan perubahan iklim.
Pemerintah dapat pula memberikan bantuan finansial bagi nelayan untuk dapat memiliki kapal yang berteknologi canggih yang dibekali alat GPS (Global Positioning System) bagi nelayan untuk rnengetahui keberadaan ikan di suatu tempat, atau dengan penggunaan biotelemetry sebagai teknologi baru yang mengandalkan penginderaan jarak jauh melalui satelit untuk mengetahui posisi dan karakteristik ikan.
d. Transportasi
Penggunaan bahan bakar fosil untuk kendaraan bermotor merupakan salah satu sumber terbesar emisi gas rumah kaca. Penggunaan kendaraan bermotor secara tidak efisien, misalnya dengan menggunakan kendaraan pribadi di bawah kapasitas angkutnya, atau penggunaan kendaraan bermotor untuk jarak pendek, akan meningkatkan emisi gas rumah kaca secara signifikan.
Oleh karena itu, untuk menurunkan emisi gas rumah kaca dari sektor transportasi dengan secara signifikan, diperlukan adanya sistem transportasi massal yang aman, nyaman, dan ekonomis. Dalam hal penggunaan bahan bakar, alat transportasi massal atau kendaraan umum sudah dapat dipastikan lebih hemat dibandingkan kendaraan bermotor pribadi. Untuk mendukung kebijakan tersebut, pemerintah harus menggalakkan pemanfaatan sistem transportasi tidak bermotor.
e. Kehutanan
Untuk mengurangi emisi gas rumah kaca yang berasal dari sektor kehutanan, maka penebangan hutan, baik itu legal maupun ilegal, harus dicegah. Selain mengurangi emisi yang dilepaskan ke atmosfer, perlu juga dilakukan upaya peningkatan penyerapan gas rumah kaca oleh sektor kehutanan. Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan penghutanan kembali kawasan hutan yang telah rusak. Kerja sama antara pemerintah, swasta, dan masyarakat, terutama masyarakat lokal, menjadi kunci utama pengelolaan hutan yang berkelanjutan.
f. Manajemen Sampah
Sampah yang menumpuk di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) akan mengemi sikan gas rumah kaca berupagas metana.Olehkarenaitu,pengelolaan sampah harus dimulai sejak bagian hulu, yaitu dengan meminimalkan jumlah sampah. Memilah sampah serta guna clang (recycle) merupakan upaya yang perlu digalakkan untuk menekan jumlah sampah yang dibuang di TPA.
Pemerintah perlu melihat potensi pemanfaatan sampah sebagai sumber energi. Gas metana dPnat diolah menjadi biogas. Biogas dapat dimanfaatkan sebagai sumber p listrik maupun sebagai bahan bakar alternatif.
2. Swasta atau Industri
Pemanfaatan energi yang efisien, baik dalam proses pengolahan di industri maupun pembangkit energi, merupakan upaya yang secara nyata dapat menurunkan emisi gas rumah kaca. Upaya penurunan emisi gas rumah kaca pun dapat dilakukan dengan pemanfaatan secara efisien bahan bakar dan bahan baku yang ramah lingkungan dengan emisi gas rumah kaca minimum. Upaya efisiensi ini sudah pasti tidak hanya memberikan dampak positif dalam memperlambat laju perubahan iklim, melainkan juga menguntungkan pihak industri dari segi ekonomi.
3. Masyarakat
Seperti halnya pemerintah dan swasta, masyarakat pun memiliki tanggung jawab yang sama untuk menekan emisi gas rumah kaca. Beberapa langkah nyata yang dapat dilakiikan oleh masyarakat d al am upaya mengurangi emisi, antara lain sebagai berikut.
1) Gunakan lampu hemat energi dan jadwal penerangan rumah yang tepat (misalnya saja sejak pukul 18.00-05.00) akan mengurangi konsumsi listrik secara signifikan.
2) Gunakan peralatan elektronik, seperti komputer, televisi, radio, clan AC seperlunya saja. Jangan lupa untuk mematikan peralatan elektronik jika tidak dipergunakan.
3) Kurangi penggunaan kendaraan bermotor pribadi agar dapat menurunkan emisi gas rumah kaca secara signifikan.
4) Maksimalkan penggunaan kendaraan umum dan jika terpaksa menggunakan kendaraan pribadi, pilih yang penggunaan bahan bakarnya lebih hemat dengan jenis bahan bakar yang lebih bersih.
5) Tanamlah pohon di sekitar lingkungan Anda.
BAB II
PENGARUH PERUBAHAN IKLIM GLOBAL
TERHADAP KEHIDUPAN
Perubahan iklim merupakan sebuah fenomena global karena penyebabnya bersifat global, yaitu diakibatkan aktivitas manusia di seluruh dunia. Selain itu, dampaknya juga bersifat global, yaitu dirasakan oleh seluruh makhluk hidup di berbagai belahan chmia. Oleh karena itu, solusinya pun hares bersifat global, tetapi dalam bentuk aksi lokal di seluruh dunia.
Perubahan iklim terjadi secara perlahan dalam jangka waktu yang cukup panjang, antara 50 sampai 100 tahun. Walaupun terjadi secara perlahan, perubahan iklim memberikan dampak yang sangat besar pada kehidupan umat manusia. Sebagian besar wilayah di dunia akan menjadi semakin panas, sementara bagian lainnya akan berubah semakin dingin. Saat ini pun dampaknya sudah mulai kita rasakan.
Berikut ini merupakan dampak dari perubahan iklim global:
1. Mencairnya Es di Kutub
Perubahan ildim juga menyebabkan mencairnya es dan gletser di seluruh dunia, terutama di kutub utara dan selatan. Diketahui bahwa es yang menyelimuti permukaan bumf telah berkurang 10% sejak 1960. Sementara ketebalan es di kutub utara telah berkurang 42% dalam 40 tahun terakhir.
Diperkirakan pada 2100, gletser yang menyelimuti pegunungan Himalaya seluas 33.000 km2 akan mencair. Ilmuwan Eropa juga memperkirakan sekitar 50-90% gletser di Pegunungan Alpen akan menghilang. Diperkirakan pegunungan salju Australia akan "bebas salju" pada 2070.
2. Pergeseran Musim
Selain itu, perubahan iklim juga menyebabkan terjadinya pergeseran musim. Musim kemarau akan berlangsung lebih lama sehingga menimbulkan bencana kekeringan dan penggurunan. Para ilmuwan memperkirakan bahwa kekeringan akan melanda Afrika, Eropa, Amerika Utara, dan Australia. Sementara musim hujan akan berlangsung dalam waktu singkat dengan kecenderungan intensitas curah hujan yang lebih tinggi dari curah hujan normal sehingga menyebabkan bencana banjir dan tanah longsor.
Terbukti bahwa di wilayah Asia Tenggara serta beberapa wilayah lainnya yang rentan terhadap badai dan angin puting beliung telah mengalami badai yang lebih dahsyat, hujan yang lebih deras, serta lebih banyak bencana banjir. Wilayah di Indonesia juga sudah terbukti mengalami bencana banjir dan longsor.
Pergeseran musim mengakibatkan sektor pertanian mengalami keterlambatan musim tanam atau panen, terjadinya gagal panen, dan lahan pertanian terendam banjir sehingga mempengaruhi pangan nasional.
3. Peningkatan Permukaan Air Laut
Dampak perubahan iklim yang lainnya adalah meningkatnya permukaan air laut. Menurut IPCC (Intergovernmental Panel on Climate Change), dalam 100 tahun terakhir telah terjadi peningkatan permukaan air laut setinggi 10-25 cm. Sementara itu, diperkirakan pada tahun 2100 mendatang akan terjadi peningkatan air laut setinggi 15-95 cm (Greenpeace, 1998).
Sebagai ilustrasi, peningkatan permukaan air laut setinggi 1 meter akan menyebabkan hilangnya 1% daratan Mesir, Belanda 6%, Bangladesh sebesar 17,5%, dan 80% atol di Kepulauan Marshall menghilang (Fred Pearce, 2001).
Perubahan iklim juga menyebabkan negara-negara kepulauan seperti Karibia, Fiji, Samoa, Vanuatu, Jepang, Filipina, dan Indonesia terancam tenggelam akibat naiknya permukaan air laut.
4. Dampak Lainnya
Selain dampak-dampak tersebut, perubahan iklim juga akan menyebabkan terjadinya krisis persediaan makanan akibat tingginya potensi gagal panen, krisis air bersih, meluasnya penyebaran penyakit tropis seperti malaria, demam berdarah, dan diare, kebakaran hutan, serta hilangnya jutaan species flora dan fauna karena tidak dapat beradaptasi dengan perubahan suhu di bumi.
Beberapa ilmuwan berpendapat bahwa perubahan iklim mempunyai pengaruh yang kuat terhadap kehadiran El Nino. Kondisi atmosfer yang panas akan menyebabkan kehadiran El Nino jadi lebih sering dan lebih kuat daripada biasanya.
El Nino, dalam bahasa Spanyol berarti anak laki-laki, adalah sebuah fenomena naiknya suhu permukaan laut di sebelah timur dan tengah di kawasan tropis Samudra Pasifik. El Nino merupakan sebuah fenomena alami yang telah terjadi sejak berabad-abad yang lalu, walaupun tidak selalu dengan pola yang sama. Biasanya El Nino muncul setiap 2-14 tahun sekali, pada akhir tahun, dan berdampak pada menurunnya curah hujan sehingga menyebabkan terjadinya kemarau panjang, terutama di kawasan Indonesia, Malaysia, Australia, dan kawasan lain di sekitarnya.
BAB III
LEMBAGA-LEMBAGA YANG MENYEDIAKAN DAN MEMANFAATKAN DATA CUACA DAN IKLIM DI INDONESIA
Pada saat ini telah -banyak media, baik cetak maupun elektronik yang memuat informasi cuaca dalam bentuk ramalan cuaca. Di Indonesia, lembaga yang paling berwenang dalam memberikan informasi cuaca adalah Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Hal-hal yang diinformasikan, pada umumnya berupakecenderungan suhu udara, tekanan udara, arah dan kekuatan angin, kondisi perawanan, serta kecenderungan akan terjadinya hujan. Informasi cuacapenting untuk berbagai pihak, seperti aktivitas perhubungan udara, perhubungan laut, dan aktivitas pertanian. Keadaan awan yang mendung, kabut tebal di atas laut, serta kekuatan angin sangat berpengaruh terhadap aktivitas penerbangan udara dan pelayaran.
Data suhu udara, tekanan, kelembapan udara, serta huj an sangat terkait dengan aktivitas pertanian clan perkebunan. Tanaman-tanaman ter tentu dapat tumbuh dengan balk jika sesuai dengan suhu, tekanan, clan kelembapan udara. Contohnya tanaman teh dan sayuran hanya cocok di daerah dataran tinggi dengan suhu udara yang relatif rendah.
Peramalan cuaca tidak dilakukan. secara sembarangan, tetapi haws diclukung oleh keahlian dan penelusuran data yang akurat. Tanpa keahlian khusus dan data yang akurat, tentu saja akin menyebabkan rarnalan dan informasi cuaca tersebut metniliki penyimpangan yang sangat besar.
Di Indonesia, para ahli meteorologi berkumpul dan bekerja pada baclan pemerintah, yaitu Baclan Meteorologi Klimatologi dan Geolisika (BMKG). Badan ramalan cuaca di Indonesia sangat berperan dalam memberikan informasi cuaca kepada masyarakat leas. Ramalan mengenai perubahan cuaca selalu dituutunkan melalui media, baik cetak maupun elektronik. Hal tersebut dimaksudkan agar masyarakat lebih bersikap hati-hati clan dapat melakakan tindakan antisipatit:
DOWNLOAD MAKALAH LENGKAP DISINI
0 Comment to "Karakteristik Iklim di Indonesia"
Post a Comment