Sunday, March 11, 2018

Makalah Ilmu Kalam Sejarah Agama Samawi


MAKALAH ILMU KALAM
SEJARAH AGAMA SAMAWI

BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang
Sebagai seorang manusia, kita harus mempunyai pegangan yang kuat, juga bisa mengantarkan kita pada satu tujuan. Danakan membawa kita kejalan lurus, yaitu sebuah agama yang dijadikan pedoman untuk melaksanakan sesuatu (kehidupan). Dengan dasar-dasar dan ketentuan dalam sebuah peraturan.Jadi agama sangatlah penting bagi kita.

Berdasarkan keterangan tersebut agama sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari – hari, dan kita dapat mengambil suatu kesimpulan bahwa agama adalah ajaran yang berasal dari Tuhan atau hasil renungan manusia yang terkandung dalam kitab suci yang turun temurun dan diwariskan oleh suatu generasi kegenerasi dengan tujuan untuk memberi tuntunan dan pedoman hidup bagi manusia agar mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Sebagai orang beragama, seharusnya kita memahami agama yang kita anut saat ini. Jangan hanya terbawa arus, ataupun hanya mengikuti agama ‘bawaan sejak lahir’.

B.     Rumusan Masalah
1.         Apa pengertian agama?
2.         Apa Pengertian Agama Samawi dan Pembagiannya?
3.         Bagaimana Ciri-Ciri Agama Samawi?
4.         Bagaimana Silsilah dan Hubungan Antar Agama Samawi?
  
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Agama
1.     Secara Etimologi
Mengenai arti agama secara etimologi terdapat perbedaan pendapat, di antaranya ada yang mengatakan bahwa kata agama berasal dari bahasa sansekerta yang terdiri dari dua sukukata yaitu “a” berarti “tidak” dan “gama”berarti “kacau”, jadi artinya tidak kacau.
Kata agama dalam bahasa Indonesia sama dengan“diin”(dari bahasaArab) dalam bahasa Eropa disebut “religi”, religion(bahasa Inggris), lareligion (bahasa Perancis), the religie (bahasa Belanda), die religion, (bahasa Jerman). Kata“diin”dalam bahasa Semit berarti undang-undang (hukum),sedang kata “diin” dalam bahasa Arab berarti menguasi, menundukkan, patuh, hutang, balasan, kebiasaan. Meskipun terdapat perbedaan makna secara etimologi antara “diin” dan agama, namun umumnya kata “diin” sebagai istilah teknis diterjemahkan dalam pengertian yang sama dengan “agama”.
Kata agama selain disebut dengankata diin dapat juga disebut syara,syari’at/millah.Terkadang syara itu dinamakan juga addiin/millah.Karena hukum itu wajib dipatuhi, maka di sebut “addin” dan karena hukum itu dicatat serta dibukukan, dinamakan “millah”.Kemudian karena hukum itu wajib dijalankan, maka dinamakan syara.
2.     Secara Sosiologi
Adapun Agama dalam pengertian sosiologi adalah gejalah sosial yang umum dan dimiliki oleh seluruh masyarakat didunia, tanpa kecuali.Ia merupakan salah satu aspek dalam kehidupan sosial dan bagian dari sistem sosial suatu masyarakat. Agama juga bisa dilihat sebagai unsur dari kebudayaan suatu masyarakt disamping unsur – unsur yang lain, seperti keseniaan, bahasa, sistem mata pencaharian, sistem peralatan, dan sistem organisasi sosial.
3.     Secara Istilah (Terminologis)
Agama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu sebuah aturan yang mengandung sistem kredo(tata keimana/keyakinan) atas adanya Tuhan, juga merupakan sistem situs (ritual/tata peribadatan) manusia kepada Tuhan  dan juga sebagai sistem norma (kaidah yang mengatur hubungan manusia dengan manusia dan manusia dengan alam) sesuai dengan keimanan dan tata peribadatan itu. 
Menurut Al-Syahrastani, agama adalah kekuatan dan kepatuhan yang terkadang biasa diartikan sebagai pembalasan dan perhitungan (amal perbuatan di akhirat)  (M. Ali YatimAbdullah, 2004:5)
Menurut Prof. Dr. Bouquet mendefinisikan agama adalah hubungan yang tetap antara diri manusia dengan yang bukan manusia yang bersifat suci dan supernatural, dan yang bersifat berada dengan sendirinya dan yang mempunyai kekuasaan absolut yang disebut Tuhan. (Abu Ahmadi,1984:14).
Dari pengertian agama dalam berbagai bentuknya itu maka terdapat  bermacam-macam definisi agama. Harun Nasution telah mengumpulkan delapan macam definisi agama, yaitu:
1.      Pengakuan terhadap adanya hubungan manusia dengan kekuatan gaib yang harus dipatuhi
2.      Pengakuan terhadap adanya kekuatan gaib yang menguasai manusia
3.      Mengikatkan diri pada suatu bentuk hidup yang mengandung pengakuan pada suatu sumber yang berada di luar diri manusia dan yang mempengaruhi perbuatan-perbuatan manusia
4.      Kepercayaan pada suatu kekuatan gaib yang menimbulkan cara hidup tertentu
5.      Suatu sistem tingkah laku yang berasal dari suatu kekuatan gaib
6.      Pengakuan terhadap adanya kewajiban-kewajiban yang diyakini bersumber pada suatu kekuatan gaib
7.      Pemujaan terhadap kekuatan gaib yang timbul dari perasaan lemah dan perasaan takutterhadap kekuatan misterius yang terdapat dalam alam sekitar manusia
8.      Ajaran-ajaran yang diwahyukan Tuhan kepada manusia melalui seorang Rasul

B.    Pengertian Agama Samawi dan Pembagiannya
Agama Samawi yaitu Agama yang berdasarkan wahyu allah, misalnya agama islam dan agama yang pernah dibawa oleh para nabi dan rosul dimasa yang lalu dan yang masih asli, pengertian agama samawi yaitu agama yang mendapatkan wahyu dari langit (samawi, sama')  dan telah dibekukan wahyunya yang asli adalah berupa kitab suci alqur'an
Dan agama samawi ini telah menganjurkan untuk beriman kepada allah dan Rosulnya dan juga terdahap kitab-kitab sebelumnya ( dari para nabi dan rosul). dan kedudukan agama islam yang mendapatkan wahyu dari allah itu telah diterangkan dalam al qur'an :
$tBur ß,ÏÜZtƒ Ç`tã #“uqolù;$# ÇÌÈ   ÷bÎ) uqèd žwÎ) ÖÓórur 4ÓyrqãƒÇÍÈ    
Dan tidaklah diucapkan Qur'an  itu (atau ucapan Nabi) menurut kemauan hawa nafsunya sendiri, yang ucapannya itu tidak ada lainya kecuali hanyalah wahyu yang disampaikan kepadanya. (An-Najam ayat 3-4) 
1.     Yahudi
Yaitu istilah yang merujuk kepada sebuah agama atau suku bangsa.Sebagai agama, istilah ini merujuk kepada umat yang beragama Yahudi.Berdasarkan etnisitas, kata ini merujuk kepada keturunan Eber (Kejadian 10:21) atau Yakub, anak Ishak, anak Abraham (Ibrahim) dan Sarah.Etnis Yahudi juga termasuk Yahudi yang tidak beragama Yahudi tetapi beridentitas Yahudi dari segi tradisi.Agama Yahudi adalah kombinasi antara agama dan suku bangsa.Kepercayaan semata-mata dalam agama Yahudi tidak menjadikan seseorang menjadi Yahudi.Di samping itu, dengan tidak memegang kepada prinsip-prinsip agama Yahudi tidak menjadikan seorang Yahudi kehilangan status Yahudinya. Tetapi, definisi Yahudi undang-undang kerajaan Israel tidak termasuk Yahudi yang memeluk agama yang lain.  Yang dibawa oleh Nabi Musa AS untuk Bani Israel atau Yahudi semula bertauhid suci namun kemudian menyembah Sapi Emas.
2.    Kristen
Adalah sebuah kepercayaan yang berdasarkan pada ajaran, hidup, sengsara, wafat dan kebangkitan Yesus Kristus atau Isa Almasih. Agama kristen ini meyakini Yesus Kristus adalah Tuhan dan Mesias, juru selamat bagi seluruh umat manusia, yang menebus manusia dari dosa. Mereka beribadah di gereja dan Kitab Suci mereka adalah Alkitab.Murid-murid Yesus Kristus pertama kali dipanggil Kristen di Antiokia.Protestan adalah sebuah mazhab dalam agama Kristen.Mazhab atau denominasi ini muncul setelah protes Martin Luther pada tahun 1517 dengan 95 dalil nya.Kata Protestan sendiri diaplikasikan kepada umat Kristen yang menolak ajaran maupun otoritas Gereja Katolik. Kata Katolik sebenarnya bermakna "universal" atau "keseluruhan" atau "umum" (dari ajektiva Bahasa Yunani (katholikos) yang menggambarkan sifat gereja yang didirikan oleh Yesus Kristus. Kristen muncul pada permulaan kurang/lebih 2.000 tahun lalu.
3.    Islam
Adalah Agama yang mengimani satu tuhan, Islam secara bahasa (secara lafaz) memiliki beberapa makna. Islam terdiri dari huruf dasar (dalam bahasa Arab): "Sin", "Lam", dan "Mim". Beberapa kata dalam bahasa Arab yang memiliki huruf dasar yang sama dengan "Islam", memiliki kaitan makna dengan Islam. Islam secara bahasa adalah :Islamul wajh (menundukkan wajah), Al istislam(berserah diri), As salamah (suci bersih), As Salam (selamat dan sejahtera), As Silmu(perdamaian), dan Sullam (tangga, bertahap, atau taddaruj).Secara istilah, Islam berarti wahyu Allah, diin para nabi dan rasul, pedoman hidup manusia, hukum-hukum Allah yang ada di dalam Al Qur'an dan As Sunnah, dan dia merupakan jalan yang lurus, untuk keselamatan dunia dan akhirat.Islam muncul pada permulaan kurang/lebih 1400 tahun lalu. Nabi Muhammad saw merupakan pembawa ajaran ketauhidan, Allah swt Yang Maha Esa.

C.    Ciri-Ciri Agama Samawi
Seperti yang telah dijelaskan, agama samawi disebut juga agama langit (agama wahyu) yaitu agama yang diturunkan Tuhan dari langit berupa wahyu atau firman-firman-Nya untuk mengatur kehidupan manusia agar sejahtera di dunia dan akhirat.
Ciri-ciri Agama Samawi, yaitu :
1.         Agama ini memiliki kitab suci yang otentik (ajarannya bertahan/asli dari Tuhan)
2.         Mempunyai nabi/rasul yang bertugas menyampaikan dan menjelaskan lebih lanjut dari wahyu yang diterima
3.         Agama samawi /wahyu dapat dipastikan kelahirannya
4.         Ajarannya serba tetap
5.         Kebenerannya adalah universal yaitu berlaku bagi setiap manusia, masa, dan keadaan
6.         Ajaran Ketuhanannya adalah monotheisme mutlak (satu Tuhan)
Berdasarkan fakta yang ada, penganut agama samawi lebih banyak dibandingkan agama ardhi ataupun agama filosof.Yaitu agama Kristen sebanyak 2,1 milyar; Islam 1,5 milyar; dan Yahudi 300 juta (Wikipedia). Hal ini menunjukkan bahwa manusia cenderung kepada ajaran monotheisme mutlak dibandingkan politheisme berdasarkan filosofi tokoh ataupun perkembangan budaya masyarakat.
Agama samawi memiliki beberapa kitab, yaitu :
1.         Kitab Al Qur’an yaitu kitab yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW.
2.         Kitab taurat, yaitu kitab yang diturunkan Allah kepada Nabi Musa.
3.         Kitab Injil, yaitu kitab yang diturunkan kepada Nabi Isa.
4.         Kitab zabur, yaitu kitab yang diturunkan Allah kepada Nabi Daud as.
5.         Shuhuf Ibrahim dan Musa, yaitu lembaran yang tertulis di dalamnya wahyu dari Allah yang diturunkan kepada Nabi Ibrahim dan Nabi Musa
Jadi ucapan atau sabda Nabi adalah merupakan wahyu illahi yang diantaranya melalui malaikat jibril, dan setelah wahyu itu diterima maka disampaikan oleh Nabi kepada Manusia, dan sebagai muslim diwajibkan beriman kepada agama samawi sebelumnya seperti kitab taura, injil, zabur yang disampaikan oleh Allah kepada Nabi-Nabi yang lalu, dan yang asli

D.    Silsilah dan Hubungan Antar Agama Samawi
Samawi kata sifat dari kata Arab samâ berarti langit. Jadi Agama Samawiberarti  agama  ‘langit’,  maksudnya  agama  yang  berbasis  wahyu  ilahiah, agama yang diturunkan  (unzila) dari ‘langit’ melalui para nabi atau rasul sejak Adam yang jmlahnya tidak diketahui secara pasti. Atas dasar ini diperlukan  ekstra  hati-hati  ketika  mengkalim  bahwa  ‘agama  saya’ adalah satu-satunya agamaberbasis wahyu Wallâhu ‘a-lamu bi murâdih (WAB). Sebagian agama sawamiditurunkan kepada Nuh a.s dan Ibrahim serta keturunan-keturunan  mereka.  Artikel  pendek  ini meninjau  secara  singkat silsilah agama samawi perspektif Al-Qur’ansejauh yang penulis pahami, dengan fokus pada tiga agama besar yang merupakankelanjutan atau siklus wahyu ‘milah Ibrahim’ yaitu Yahudi, Nasrani dan Islam.

1.    Milah Ibrahim
Banyak teks suci yang menegaskan  ajaran tauhid sebagai inti ajaransemua rasul sejak Adam a.s, Nuh a.s dan Ibrahim a.s beserta keturunan-keturunan mereka4; semuanya adalah ‘umat yang satu’ (ummatan wâhidah) yang menyampaikan ajaran yang sama (lihat 21:92), sekalipun umat mereka‘sebagian memperoleh petunjuk, sebagian besar fasik’ (57:26).
Ibrahim  a.s  melanjutkan  ‘milah’-nya,  agama  hanif,  kepada keturunan- keturunannya  yang  pada  waktunya  melahirkan  agama  besar  dunia  yang  masih suvive: Yahudi dan Nasrani melalui jalur Ishak a.s danYa’kub (Isra’il),  serta Islam melalui jalur Isma’il. Menarik untuk dicatatbahwa ketika ‘berdebat’ dengan kaum Yahudi   dan   Nasrani,   Muhammad   saw   diperintahkan   untuk   mengemukakan argumen bahwa dirinyameneruskan ajaran agama hanif Ibrahim a.s:
Dan mereka berkata,  “Jadilah  kamu (penganut)  Yahudi atau Nasrani, niscaya kamu mendapat petujuk.” Katakanlah,“(Tidak!) Tetapi (kamimengikuti) agama Ibrahim yang lurus dan tidak termasuk orang-orang yangmempersekutukan Tuhan” (2:135).
Narasi ayat itu  menegaskan atau mengisyaratkan dua hal: (1) menegaskan bahwa ajaran Islam yang diajarkan  Rasul saw merupakan kelanjutan  milah Ibrahim,  a.s yang otentik, dan (2) mengisyaratkan bahwamainstream  penganut Yahudi maupun Nasrani (Kristen) bukan atau tidak  sejalan dengan milah Ibrahim sebagaimana dijarakan kepada Ishak a.s danYa’kub a.s; WAB. Butir kedua ini ditegaskan lebih lanjut dalam ayatberikutnya :
Katakanlah,   kami   beriman   kepada   Allah   dan   kepada   apa   yang diturunkan  kepada  Ibrahim,  Ismail, Ishak, Ya’kub  dan anak cucunya, dankepada apa yang diberikan kepada Musa dan Isa serta kepada apa yangdiberikan kepada nabi-nabi dari Tuhan mereka. Kami tidak membeda-bedakan  seorang pun di antara mereka, dan kami berserah diri kepada-Nya”. (2:136)
Dari kutipan ayat di atas jelas bahwa Ibrahim a.s dan keturunan-keturunanya mengajarkan ajaran yang sama. Dari kutipan yang sama juga jelasbahwa Ya’kub yang  dikalim  sebagai  leluhur  Yahudi  dan  Isa  a.s yang ajarannya  diklaim sebagai rujukan Nasrani sebenarnya  menyampaikan ajaran yang tidak berbeda dengan ajaran Ibrahim a.s serta keturunan-keturunannya WAB. Barangkali inilah salah satu alsan mengapa Muhammd saw diperintahkan untuk ‘megajak’ kaum ahli kitab gelar  qur’ani  yang  sangat terhormat  bagi  kaum  Yahudi  dan  Nasrani untuk  kembali  kepada  nilai-nilai  kesamaan  (kalimatun  sawa)  antara  akar  tradisi mereka  yang  sebenarnya  dengan  tradisi  kaum  muslimin  yang  ketika  itu tengah dibangun sebagai ‘ahli kitab’ model qur’ani.
Katakanlah (Muhammad) “Wahai Ahli Kitab! Marilah (kita) kembali kepada satu kalimah (pegangan) yang sama antara kami dan kamu, bahwa  kita  tidak  menyembah  selain  Allah  dan  tidak mempersekutukan-Nyadengan sesuatu pun, dan bahwa kita tidak menjadikan satu sama lain tuhan-tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling maka katakanlah (kepada mereka),“Saksikanlah, bahwa kami adalah orang muslim” (3:64).
Sebagai catatan, lanjutan ayat dikutip di atas tidak mengakui klaimYahudi maupun Nasrani yang mengatakan bahwa Ibrahim a.s adalah pengikutYahudi atau Nasrani. Argumennya  sederhana:  Taurat  maupun  Injil datangsetelah  bukan sebelum era Ibrahim a.s.

2.     Perbedaan dalam  Penekanan
Uraian bagian terdahulu artikel ini menegaskan bahwa Yahudi, Nasranimaupun Islam sebenarnya  memiliki akar ajaran yang sama. Dengan perkataan lain, ketiga agama samawi itu sebenarnya memiliki kesamaan yangdapat dijadikan pegangan bersama  yaitu  ajaran  Tauhid.  Tetapi  pada  tingkat  sosiologis  ketiga  agama  itu berbeda dan Al-Qur’an mendokumentasikanbanyak kasus penyimpangan yang dilakukan oleh ahli kitab: Surat Al-Baqarah (2) mengenai kaum Yahudi dan Surat Al-Imran (3) dan Al-Maidah(5) mengenai kaum Nasrani. Yang mungkin menarik untuk  dicatat  adalah bahwa  Al-Qur’an---  sejauh  yang  penulis  ketahui---  tidak pernah  memberikan  ‘pujian’  kepada  kaum  Yahudi  tetapi  beberapa    kali memuji kaum Nasrani sebagaimana ditemukan dalam dua ayat berikut :
Pasti akan kamu dapati orang yang paling keras permusuhannyaterhadap  orang-orang  beriman,  ialah  orang-orang  Yahudi  dan orang- orang musyrik. Dan pasti akan kamu dapati orang-orang  yang paling dekat persahabatannya dengan orang-orang beriman ialah orang-orang yangberkata, “Sesungguhnya kami adalah orang Nasrani”. Yang demikian itukarena di antara mereka terdapat para rahib, (juga) karena mereka tidakmenyombongkan diri
Dan apabila mereka mendengarkan  apa (Al-Qur’an)  yang diturunkan kepada Rasul (Muhammad), kamu lihat mata mereka mencucurkan air matadisebabkan kebenaran yang telah mereka ketahui (dari kitab-kitab merekasendiri), seraya berkata “Ya Tuhan, kami telah beriman, maka catatlah kamibersama orang-orang yang menjadi saksi (atas kebenaran Al-Qur’an dankenabian Muhammad) (5:82-83)
Di dalam 57 (27) pengikut Isa a.s dipuji sebagai kelompok orang yangmemiliki rasa santun dan kasih sayang (ra’fah dan rahmah) tetapi jugamengkritik sikap rahbaniyah (tidak  beristri  atau  bersuami  dan  mengurung diri  dalam  biara)”  yang  dinilai mengada-ada.  Tertelepas  dari itu, ayat itumenegaskan  sebagian  pengikut Isa a.s memperoleh pahala ‘dan banyak diantara mereka yang fasik”.
Pertanyaan yang mungkin menarik untuk dijawab adalah kenapa ketigaagama samawi itu berbeda (sekalipun memiliki akar tradisi yang sama). Jawaban hakiki untuk pertanyaan ini merupakan salah satu rahasia Allah swt yang bukan urusan kita sebagaimana  tersirat dalam banyak teks suci antara lain 2(141).
Di luar dalil naqliah ini mungkin menarik untuk disimak ide-ide Schuon(2000) mengenai perbedaan tradisi ketiga agama samawi ini. Ide dasar Schuonadalah bahwa ajaran Ibrahim a.s, Musa a.s dan Isa a.s sebenarnya lengkapdalam arti mencakup semua unsur ISLAM (dengan huruf besar semua)sebagaimana diungkapkan dalam hadis Jibril yang terkenal yaitu al- iman (Faith), al-islam (Law) dan al-ihsan (Way). Yang berbeda dalam ketiga ajaranitu adalah dalam penekanan atau aksentuasi. Dalam ajaran Ibrahim a.s, al—iman  memperoleh  penekaan  sedemikian  rupa sehingga  menyerap dua unsurlainnya. Dalam ajaran Musa a.s, al-islam yang memeroleh penekanan  sehingga  dua  unsur  lainnya  seolah-olah  terserap.  Mengenai ajaran Musaa.s ini Schuon mengemukakan (sengaja tidak diterjemahkan):
“…  now  whereas  in  the  Israelite  lineage  Abraham  is  renewed  and replaced, as it were, by Moses--- in the Sinaitic Revelation being like a second  beginning  of Monotheism---  for the sons of Ishmael  Abraham continuesremain primordial and unique Revealer” (4).
Berbeda dengan ajaran Ibrahim a.s maupun Musa a.s, ajaran Isa a.s menekankan unsur al-ihsan sedemikian kuatnya sehingga dua unsur lainnya terserap dalam unsur yang ketiga itu. Bagaimana dengan ajaran Muhammad saw? Kutipan kalimat Schuon berikut mungkin membantu untuk menjawab pertanyaan itu:
“… Islam, for its part, intends to contain these three elements sideby side,  thus  in perfect  equilibrium,  where  precisely  its doctrine  of thre elements iman, islam and ihsan (6).

3.     Kesimpulan
Dalam  perspektif  Al-Qur’an,  Agama  Yahudi,  Nasrani  dan  Islam seharusnya memiliki kesamaan (kalimatun sawâ) yang bisa dijadikan acuan bersama (common platform) yaitu ajaran Tauhid; ketiganya sama-sama agama samawi  dengan  ‘leluhur’  yang  sama  yaitu  Ibrahim  a.s  sekalipun  melalui siklus pewahyuan berbeda. Rahasia perbedaan antara ketiga agama itu merupakan   rahasia   Tuhan   swt.   Pada   taraf   analisis   manusiawi   dapat dikatakan bahwa perbedaannya terletak pada penekanan atau aksentuasiterhadap pilar (pilar) ISLAM sebagaimana tampak dalam bagan di bawah. Bagan itu dapat mempermudah memahami bahwa ajaran Agama Islam merupakan penyempurna dan sintesis ajaran monoteisme sebelumnya.
Kutipan terakhir Schuon sebagaimana  dikutip di atas mendorong  penulis untuk menyimpulkan bahwa istilah Islam ‘sempurna’ (kaffah) lebihterletak pada   kelengkapan   pilar   ISLAM   (Iman,   Islam   dan   Ihsan)   dari   pada kelengkapan  penerapan  hukum  fikih  secara  harfiah  (tekstual), misalnya.
Sebagai tambahan, hemat penulis, istilah Shibgah Allah (“CelupanAllah’) dalam teks suci (2:138) merujuk pada kombinasi unsur-unsur ISLAMyang pada ajaran Muhammad saw seharusnya atau pada tataran normatiftelah mencapai tingkat yang optimal sebagai suatu ajaran samawi.
  
BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Agama Samawi yaitu Agama yang berdasarkan wahyu allah, misalnya agama islam dan agama yang pernah dibawa oleh para nabi dan rosul dimasa yang lalu dan yang masih asli, pengertian agama samawi yaitu agama yang mendapatkan wahyu dari langit (samawi, sama')  dan telah dibekukan wahyunya yang asli adalah berupa kitab suci alqur'an
Samawi kata sifat dari kata Arab samâ berarti langit. Jadi Agama Samawiberarti  agama  ‘langit’,  maksudnya  agama  yang  berbasis  wahyu  ilahiah, agamayang diturunkan  (unzila) dari ‘langit’ melalui para nabi atau rasul sejak Adama.s yang jumlahnya tidak diketahui secara pasti. Atas dasar ini diperlukan  ekstra  hati-hati  ketika  mengkalim  bahwa  ‘agama  saya’ adalah satu-satunya agamaberbasis wahyu Wallâhu ‘a-lamu bi murâdih (WAB). Sebagian agama sawamiditurunkan kepada Nuh a.s dan Ibrahim serta keturunan-keturunan  mereka.  Artikel  pendek  ini meninjau  secara  singkat silsilah agama samawi perspektif Al-Qur’ansejauh yang penulis pahami, dengan fokus pada tiga agama besar yang merupakankelanjutan atau siklus wahyu ‘milah Ibrahim’ yaitu Yahudi, Nasrani dan Islam.

B.       Saran
Demikianlah makalah ini kami susun, kami menyadari dalam pembuatan makalah ini masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan oleh karena itu kritik dan saran sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
  
DAFTAR PUSTAKA
  
Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, (Yogyakarta: Gama Media, 2005).
 Aminuddin, dkk, Pendidikan Agama Islam, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2005).
 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1989).
 Endang Saifuddin Anshari, Ilmu, Filsafat Dan Agama, (Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1982).
 Hendropuspito, Sosiologi Agama, (Yogyakarta: Kanisius, 2006).



DOWNLOAD MAKALAHNYA DISINI





loading...

Share this

0 Comment to "Makalah Ilmu Kalam Sejarah Agama Samawi"

Post a Comment