Thursday, April 27, 2023

Makalah Konsep Utama Dalam Ilmu Sosial dan Hubungannya dengan Ilmu Sosiologi

 

MAKALAH

KONSEP DASAR IPS SD

KONSEP UTAMA DALAM ILMU SOSIAL

DAN HUBUNGANNYA DENGAN ILMU SOSIOLOGI

 

 


BAB I

PENDAHULUAN

 

A. Latar Belakang Masalah

Seseorang yang mempelajari sosiologi untuk pertama kalinya, sesungguhnya secara tidak sadar telah mengetahui sedikit tentang sosiologi. Selama hidupnya, dia telah menjadi anggota masyarakat dan sudah mempunyai pengalaman-pengalaman dalam hubungan sosial atau antarmasyarakat. Seperti hubungan dengan orang tua sejak lahir, bergaul dengan masyarakat luas, menyadari kebudayaan dan peradaban sekarang ini sebagai hasil perkembangan di masa silam, dan memiliki persamaan dengan orang lain merupakan pengetahuan yang bersifat sosiologis. Dalam Kehidupan Masyarakat tidak semuanya berlangsung secara lancar dan normal, sering kali terdapat gejala abnormal. contohnya sering kali terjadi konflik yang menyebabkan perpecahan dan sebagainya. Tanpa pengetahuan tentang sosiologi . masyarakat tidak akan sadar perubahan dan gejolak di dalam masyarakat. Untuk  itu pemahaman dan pengetahuan tentang ilmu sosiologi sangat diperlukan oleh masyarakat terutama dalam taraf sekolah/kuliah. Oleh karena itu kami akan mengupas lebih jauh seluk-beluk tentang ilmu Sosiologi dalam makalah ini.

 

B. Rumusan Masalah

1.      Bagaimana Pengertian dan Ruang Lingkup Sosiologi?

2.      Apa saja Konsep-konsep Sosiologi?

3.      Bagaimana Sejarah Perkembangan Sosiologi?

4.      Apa saja Teori-Teori Sosiologi?

5.      Bagaimana Hubungan Sosiologi dengan ilmu-ilmu sosial lainnya?

6.      Apa Manfaat Sosiologi?

7.      Bagaimana metodologi penelitian Sosiologi?

  

C. Tujuan

Untuk mengetahui dan memahami pengertian, ruang lingkup, sejarah perkembangan, konsep-konsep, teori-teori, manfaat dan hubungan sosiologi dengan ilmu sosial lainya dan juga metodologi penelitian ilmu sosiologi.

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

A.      Pengertian Sosiologi

Secara terminologi sosiologi berasal dari Yunani, yakni kata socius dan logis. Socius yang berarti kawan, berkawan, ataupun bermasyarakat. Sedangkan logos berarti ilmu atau dapat juga berbicara atau pembicaraan. Secara harafiah istilah sosiologi adalah membicarakan, memperbincangkan teman pergaulan. Pengertian ini diperluas menjadi ilmu pengetahuan tentang pergaulan hidup manusia atau masyarakat. (Sutrisno Kutoyo dkk dalam buku Sosiologi untuk SMA Kelas 1. 2004. Hal 2).

Berikut adalah beberapa definisi sosiologi menurut Sutrisno Kutoyo dkk dalam buku Sosiologi untuk SMA Kelas 1. 2004. Hal 3 :

a)      Roucek dan Warren menyatakan bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dalam kelompok

b)      Pitirim A. Sorokin menyatakan bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari :

1.      Hubungan dan pengaruh timbale balik antara aneka macam gejala sosial

2.      Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala nonsosial

3.      Ciri umum semua jenis gejala sosial

c)  Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi menyatakan bahwa sosiologi adalah ilmu  yang mempelajari struktur sosial dan proses sosial juga perubahan sosial

d)  Prof. Dr. PJ Bouman ahli sosiologi Belanda dalam bukunya yang berjudul Sociologie Begrippen en problemen, mengemukakan bahwa sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari hubungan sosial antar sesame manusia (individu dengan individu) antar individu, dengan kelompok serta sifat dan perubahan-perubahan dalam lembaga-lembaga dan ide-ide sosial. Secara singkat, Sosiologi adalah ilmu tentang kehidupan manusia dalam lingkungan kelompok.

e) Hebert Spencer ahli sosiologi Inggris dalam bukunya Principles Of Society mengemukakan bahwa sosiologi ialah penyelidikan tentang susunan-susunan dan proses-proses kehidupan sosial sebagai suatu keseluruhan. Spencer membagi objek sosiologi menjadi 2 bagian yaitu:

      1. Social Staties. Susunan-susunan yang bersifat statis, dan

      2. Social Dynamic, proses-proses yang bersifat dinamis

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Sosiologi adalah Ilmu yang mempelajari  struktur sosial dan proses-proses sosial termasuk didalamnya interaksi manusia dalam suatu kelompok masyarakat secara keseluruhan

 

B.       Ruang Lingkup Sosiologi

Menurut Syahrial Syarbani dan Rusdiyanto dalam buku Dasar-Dasar Sosiologi. 2009. Hal 6. Ruang lingkup sosiologi adalah sebagai berikut

1.      Perilaku manusia selalu dilihat dalam kaitanya dengan struktur-struktur kemasyarakatan dan kebudayaan yang dimiliki, dibagi dan ditunjang bersama. Sosiologi mempelajari perilaku manusia dengan meneliti kelompok yang dibangunya seperti keluarga, suku bangsa, komunitasdan pemerintahandan berbagai organisasi sosial, agama, politik, bisnis dan sebagainya, ruang lingkup sosiologi sangat luas. Meliputi masyarakat , komunitas, keluarga, perubahan gaya hidup, struktur, mobilitas sosial, gender, interaksi sosial. Perubahan sosial. Perlawanan sosial, konflik . integrasi dan sebagainya (Veeger, 1985)

2.      Sosiologi jelas merupakan ilmu sosial yang objeknya adalah masyarakat. Focus pembahasanya adalah interaksi manusia yakni pada pengaruh timbal balik di antara dua orang atau lebih dalam perasaan, sikap dan tindakan. (Hoult. 1969)

3.      Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi menyatakan bahwa sosiologi adalah ilmu  yang mempelajari struktur sosial dan proses sosial juga perubahan sosial. Struktur sosial adalah keseluruhan jalinan antara unsur-unsur sosial yang pokok, yakni kaidah-kaidah sosial , lembaga-lembaga sosial, kelompok-kelompok serta lapisan-lapisan sosial. Proses sosial adalah pengaruh timbal balik antara pelbagai kehidupan masyarakat.

 

C.      Konsep Dasar dalam Sosiologi

Setiap bidang ilmu pengetahuan memerlukan konsep-konsepnya tersendiri agar dapat menciptakan dan membentuk suatu referensi atau acuan yang dijadikan sebagai alat penelitian, analisis, dan perbandingan hasil-hasil penelitiannya. Kesalahan dalam penggunaan konsep dapat menimbulkan kerancuan dan salah pengertian.

Konsep ialah kata, atau istilah ilmiah yang menyatakan suatu ide atau pikiran umum tentang sifat-sifat suatu benda, peristiwa, gejala, atau istilah yang mengemukakan tentang hubungan antara satu gejala dan gejala lainnya. (Waluya, B. Sosiologi 1 : Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat untuk Kelas X Sekolah Menengah Atas / Madrasah Aliyah 2009 . Hal 138) Dari beberapa definisi sosiologi yang telah disebutkan sebelumnya, terdapat beberapa istilah ilmiah atau konsep dasar yang sering digunakan dalam sosiologi, yaitu sebagai berikut.

1.      Struktur sosial adalah keseluruhan jalinan antara unsur-unsur sosial yang pokok, yaitu kaidah-kaidah sosial (norma sosial), lembaga-lembaga sosial, kelompok serta lapisan sosial.

2.      Proses sosial adalah pengaruh timbal balik antara berbagai segi kehidupan bersama, misalnya pengaruh timbal balik antara segi kehidupan ekonomi dan segi kehidupan politik, antara segi kehidupan hukum dan segi kehidupan agama, antara segi kehidupan agama dan segi kehidupan ekonomi, serta yang lainnya. Salah satu proses sosial yang bersifat tersendiri ialah dalam hal terjadinya perubahan-perubahan dalam struktur sosial.

3.      Perubahan sosial adalah perubahan yang mencakup seluruh lapisan dalam struktur sosial dan jalinan hubungan dalam masyarakat.

4.      Organisasi sosial adalah aspek kerja sama yang mendasar, yang menggerakkan tingkah laku para individu pada tujuan sosial dan ekonomi tertentu.

5.      Institusi sosial adalah suatu sistem yang menunjukkan bahwa peranan sosial dan norma-norma saling berkaitan dan telah disusun guna memuaskan suatu kehendak atau fungsi sosial.

 

D.      Perkembangan Sosiologi

Menurut Syahrial Syarbani dan Rusdiyanto dalam buku Dasar-Dasar Sosiologi. 2009. Hal 6, perkembangan Sosiologi adalah sebagai berikut :

Banyak Ilmuwan besar pada zaman dahulu, seperti Sokrates, Plato dan Aristoteles beranggapan bahwa manusia terbentuk begitu saja. Tanpa ada yang bisa mencegah, masyarakat mengalami perkembangan dan kemunduran. Pendapat itu kemudian ditegaskan lagi oleh para pemikir di abad pertengahan, seperti Agustinus, ibnu Sina dan Thomas Aquinas. Mereka berpendapat bahwa sebagai mahluk hidup yang fana, manusia tidak bisa mengetahui apalagi menentukan apa yang akan terjadi dengan masyarakatnya. Pertanyaan dan pertanggungjawaban ilmiah tentang perubahan masyarakat belum terpikirkan pada masa ini.

Berkembangnya ilmu pengetahuan di abad pencerahan (sekitar abad ke-17 M) turut berpengaruh terhadap pandangan mengenai perubahan masyarakat, cirri-ciri ilmiah mulai tampak di abad ini. Para ahli di zaman itu berpendapat bahwa pandangan mengenai perubahan masyarakat harus berpedoman pada akal budi manusia.

Perubahan besar di abad pencerahan, terus berkembang secara revolusioner sepanjang abad ke-18 M. dengan cepat struktur masyarakat lama berganti dengan struktur yang lebih baru. Hal ini terlihat dengan jelas terutama dalam revolusi amerika, revolusi industri dan revolusi perancis. Gejolak-gejolak  yang diakibatkan oleh ketiga revolusi ini terasa pengaruhnya di seluruh dunia, para ilmuwan tergugah mereka mulai menyadari pentingnya menganalisa perubahan dalam masyarakat.

Sejak awal masehi abad 19, eropa dapat dikatakan menjadi pusat tumbuhnya peradapan dunia, para ilmuwan ketika itu mulai menyadari perlunya secara khusus mempelajari kondisi dan perubahan sosial. Para ilmuwan itu kemudian berupaya membangun suatu teori sosial berdasarkan cirri-ciri hakiki masyarakat pada tiap tahap peradapan manusia.

Istilah “Sociology” pertama kali dicetuskan oleh August Comte yang kemudian beliau disebut sebagai “Bapak Sosiologi” dia berpendapat bahwa sosiologi harus didasarkan pada observasi dan klasifikasi sistematis, bukan pada kekuasaan atau spekulasi. Comte sangat menekankan makna ilmiah dari sosiologi, bahkan lahirnya disiplin ilmu tersebut terikat pada metode pengamatan yang dipakai oleh ilmu-ilmu alam untuk mempelajari gejala alam.

Sosiologi modern tumbuh pesat di benua amerika , tepatnya di amerika utara. Pada permulaan abad ke-20, gelombang besar imigran berdatangan ke amerika utara. Gejala ini berakibat pesatnya pertumbuhan penduduk, munculnya kota-kota industry baru, bertambahnya kriminalitas dan lain-lain. Konskuensi gejolak sosial itu adalah perubahan masyarakat pun tak terelakan.

Perubahan menggugah para ilmuwan sosial untuk berpikir keras, untuk sampai pada kesadaran bahwa pendekatan sosiologi lama ala Eropa tidak relevan lagi. Mereka berupaya menemukan pendekatan baru yang sesuai dengan kondisi masyarakat pada saat itu . maka lahirlah sosiologi modern yang lebih menekankan pendekatan empiris yaitu perubahan masyarakat dapat dipelajari mulai dari fakta sosial demi fakta sosial yang muncul.

Ditandai dengan ciri-ciri bahwa mulanya sosiologi hanya dianggap sebagai ilmu pembantu belaka, dengan timbulnya perguruan-perguruan tinggi dan kesadaran bahwa sosiologi sangat penting dalam menelaah masyarakat Indonesia yang sedang berkembang ini, maka sosiologi menempati tempat yang penting dalam daftar kuliah beberapa perguruan tinggi.

 

E.       Hubungan Sosiologi Dengan Ilmu Sosial Lain

Secara langsung maupun tidak langsung sosiologi berkaitan dengan ilmu-ilmu lain dari berbagai segi kehidupan manusia karena sosiologi adalah ilmu yang mengkaji masyarakat dalam teori dan prakteknya seperti sejarah-ekonomi-politik-antropologi dan psikologi sosial.Menurut Dadang Supardan dalam Buku pengantar ilmu sosial. 2008. Hal 112-115, hubungan sosiologi dengan ilmu-ilmu sosial lainya adalah sebagai berikut.

1.         Hubungan Sosiologi dengan Ilmu Ekonomi

Ilmu ekonomi merupakan kajian untuk memperoleh baarng-barang dan jasa produksi, distribusi serta konsumsi. Suatu hubungan penting antara ekonomi dan sosiologi adalah keduanya merupakan basis sosial tentang perilaku ekonomi. Uang tidak akan mudah berpindah keluar masuk bank dengan sendirinya, uang disimpan di bank dikarenakan orang-orang yang telah membuat keputusan  sosial tentang antisipasi sesuatu maupun menabung untuk kebutuhan pendidikan anak mereka. Para ahli sosiologi mengakui bahwa ekonomi dan material itu memiliki pengaruh atas minat serta motivasi kerja pada masyarakat (Popenoe. 1983 : 7)

2.         Hubungan Sosiologi dengan Ilmu Politik

ilmu Politik memusatkan perhatianya pada pemerintah dan penggunaan kekuasaan politis. Para ahli sosiologis tertarik kepada alasan orang-orang ikut serta berpolitik , bergabung dalam pergerakan politik atau mendukung isu-isu politik  dan hubungan antara politik dan institusi sosial lainya

3.         Hubungan Sosiologi dengan Ilmu Sejarah

ilmu sejarah melihat ke belakang untuk menggambarkan suatu peristiwa, urutan dan makna tentang peristiwa yang lampau. Para ahli sosiologi banyak meminjam peranan penyelidikan historis. Contohnya membandingkan pengaruh sosial industrialisasi di Negara-negara barat dengan pengaruh industrialisasi sekarang di Negara-negara yang sedang berkembang. Acuan historis akan sering digunakan dalam menerangkan kepada banyak orang tentang peristiwa sosial sekarang ini

4.         Hubungan Sosiologi dengan Psikologi

psikologi berhadapan dengan sebagian besar proses mental manusia, psikologi jelas berbeda dengan sosiologi karena dalam kajian psikologi memusatkan pada pengalaman individu dibandingkan dengan sosiologi yang menekankan pada kelompok sosial. akan tetapi psikologi sosial kajianya dengan cara memahami kepribadian dan perilaku yang dipengaruhi oleh individu. Individu sosial berhubungan erat dengan sosiologi

5.         Hubungan Sosiologi dengan Ilmu Antropologi

Antropologi adalah studi biologi manusia dan kebudayaanya dalam semua periode dan dalam semua bagian-bagian dari dunia itu. Antropologi menekankan kajian pada masyarakat pramodern yang tidak mementingkan belajar ilmu pengetahuan dan sebagian besar tidak satu pun yang menyentuh peradapan modern. namun memasuki abad 20 para ahli antropologi memperluas bidang kajianya meliputi komunitas dan masyarakat modern, dengan demikian . berarti antropologi sudah semakin dekat dengan bidang sosiologi dalam pokok kajianya (Kapplan dan Manners, 1999: 266; Kuper, 2000: 33; Koentjaraningrat, 1990 : 243-248)

 

F.       Manfaat Sosiologi

Menurut Menurut Syahrial Syarbani dan Rusdiyanto dalam buku Dasar-Dasar Sosiologi. 2009. Hal 16. Pada dasarnya sosiologi tidak bertujuan untuk menghasilkan praktisi, produk sosiologi adalah para pemikir yang senantiasa peka dan kritis terhadap realitas sosial (Peter L Berger, 1985) sehingga sumbangan sosiologi terhadap pengembangan masyarakat memang tidak secara langsung dapat dirasakan , tetapi bersifat mendasar. Karena sosiologi mampu menyuguhkan analisis dan evaluasi terhadap berbagai hal.

Di antara ilmu-ilmu sosial, sosiologilah yang paling pokok dan umum sifatnya. Sosiologi membantu sarjana ilmu politik dan usahanya memahami latar belakang, susunan dan pola kehidupan sosial dari berbagai golongan dan kelompok dalam masyarakat, menyangkut masalah perubahan dan pembaharuan , sosiologi menyumbangkan pengertian akan adanya perubahan dan pembaharuan dalam masyarakat.

Berikut ini disebutkan beberapa manfaat mempelajari sosiologi menurut www.academia.edu.

1.      Dengan mempelajari sosiologi, kita akan dapat melihat dengan lebih jelas siapa diri kita, baik sebagai pribadi maupun (dan terutama) sebagai anggota kelompok atau masyarakat.

2.      Sosiologi membantu kita untuk mampu mengkaji tempat kita dalam masyarakat, serta dapat melihat ‘dunia’ atau ‘budaya’ lain yang belum kita ketahui sebelumnya.

3.      Sosiologi membantu kita mendapatkan pengetahuan tentang berbagai bentuk interaksi sosial yang terjadi dalam masyarakat, baik antarindividu, antarkelompok, maupun antarindividu dan kelompok.

4.      Sosiologi membantu mengontrol dan mengendalikan tindakan dan perilaku sosial tiap anggota masyarakat dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

5.      Dengan bantuan sosiologi, kita akan semakin memahami norma, tradisi, keyakinan, dan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat lain, serta memahami perbedaan-perbedaan yang ada. Tanpa hal itu perbedaan-perbedaan yang ada dalam masyarakat akan menjadi alasan untuk timbulnya konflik di antara anggota masyarakat.

6.      Bagi kita sebagai generasi penerus bangsa, mempelajari sosiologi membuat kita lebih tanggap, kritis, dan rasional menghadapi gejala-gejala sosial dalam masyarakat yang dewasa ini semakin kompleks, serta mampu mengambil sikap dan tindakan yang tepat dan akurat terhadap setiap situasi sosial yang kita hadapi sehari-hari.

7.      Bagi pembangunan, sosiologi dapat dimanfaatkan guna memberikan data sosial pada tahap-tahap perencanaan, pelaksanaan, maupun evaluasi proses pembangunan.

 

 

 

 

G.      Teori Permasalahan Sosial

1.      Teori Fungsionalis

Teori ini mengemukakan bahwa semua bagian di masyarakat mempunyai fungsinya masing-masing dalam masyarakat tersebut. Semua bagian masyarakat ini saling bekerjasama untuk membangun tatanan sosial yang stabil dan harmonis. Jika terdapat Satu elemen dari masyarakatnya tidak memfungsikan tugasnya dengan baik, maka dapat menimbulkan ketidakteraturan di sebuah keadaan sosial. Pada akhirnya ketidakteraturan itu menimbulkan suatu bentuk masalah sosial.

Berdasarkan teori fungsional ini, ada dua pandangan tentang masalah sosial. Kedua pandangan tersebut adalah patologi sosial dan disorganisasi sosial. Dalam patologi sosial, permasalahan sosial diibaratkan sebagai penyakit dalam diri manusia. Penyakit yang timbul tersebut, penyebabnya ialah salah satu bagian tubuh tidak mampu bekerja dengan baik sesuai dengan fungsinya.

Dalam teori fungsionalis, pelaku kriminal termasuk dalam penyakit sosial yang merusak tatanan fungsi sosial di masyarakat yang stabil.

Penyakit sosial seperti kriminalitas, kekerasan, dan kenakalan remaja tumbuh dalam masyarakat karena peran-peran sosial seperti institusi keluarga, agama, ekonomi dan politik sudah tidak berfungsi maksimal dalam mensosialisasikan nilai dan norma yang baik. Sedangkan menurut pandangan disorganisasi sosial, masalah sosial bersumber dari perubahan sosial yang cepat, yang kemudian mempengaruhi norma sosial. 

2.         Teori Konflik

Menurut teori ini, masalah sosial muncul dari berbagai macam konflik sosial, yaitu konflik kelas, konflik etnis dan konflik gender. Ada dua perspektif dalam teori konflik, yaitu teori Marxis dan teori Non-Marxis. Teori Marxis terjadi karena adanya ketidaksetaraan dalam kelas sosial. Oleh karena itu, Teori Marxis muncul untuk menyelesaikan masalah-masalah yang timbul akibat ketidaksetaraan tersebut. Berbeda dengan Teori Marxis, teori Non-Marxis berfokus pada konflik antarkelompok sosial di masyarakat. Konflik tersebut disebabkan oleh kepentingan yang berbeda antara satu kelompok dengan yang lain. 

3.         Teori Interaksi Simbolis

Teori ini mengemukakan bahwa setiap orang bertindak berdasarkan makna simbolik yang muncul dalam sebuah situasi tertentu. Ada dua paham dalam teori ini yang mengkaji tentang masalah sosial. Teori pertama adalah teori pelabelan (labelling theory). Menurut teori pelabelan, sebuah kondisi sosial di dalam masyarakat dikatakan bermasalah karena kondisi tersebut sudah dianggap sebagai suatu masalah.

Teori kedua adalah teori konstruksionisme sosial. Berdasarkan teori konstruksionisme sosial, masalah sosial merupakan hasil konstruksi manusia, yang disebabkan oleh interaksi intens individu dengan orang-orang yang mendefinisikan hal-hal menyimpang sebagai suatu hal yang biasa atau bahkan positif.

 

 

 

BAB III

PENUTUP

 

A.      Kesimpulan

Sosiologi adalah Ilmu yang mempelajari tentang interaksi manusia dalam suatu kelompok masyarakat secara keseluruhan. objek kajian sosiologi adalah masyarakat manusia yang dilihat dari sudut hubungan antar manusia dengan peroses-proses yang timbul dari hubungan manusia dalam masyarakat. Hubungan sosiologi dengan ilmu sosial lainya terdapat dari berbagai segi kehidupan manusia karena sosiologi adalah ilmu yang mengkaji masyarakat dalam teori dan prakteknya. Manfaat sosiologi salah satunya Agar hubungan manusia dengan manusia, manusia dengan masyarakat. berjalan dengan baik, tertib, lancar, dan bisa mencapai tujuan yang diinginkan. Sosiologi memiliki cara kerja atau metode yang terbagi atas dua jenis, yaitu metode kualitatif dan metode kuantitatif

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Soekarno, Soejono. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : CV. Rajawali

Sutrisno Kutoyo Dkk. 2004. Sosiologi Untuk SMA Kelas 1. Jakarta : PT Grasindo

Supardan. Dadang, 2008. Pengantar Ilmu Sosial. Jakarta: Bumi Aksara.

Waluya, B. 2009. Sosiologi 1 : Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat untuk Kelas X Sekolah Menengah Atas / Madrasah Aliyah. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional

Syahrial Syarbani dan Rusdiyanto. 2009. Dasar-Dasar Sosiologi. Yogyakarta : Graha Ilmu

www.academia.edu

 

 DOWNLOAD MAKALAH LENGKAPNYA DISINI

Download Format Word



loading...

Share this

0 Comment to "Makalah Konsep Utama Dalam Ilmu Sosial dan Hubungannya dengan Ilmu Sosiologi"

Post a Comment