Tuesday, May 23, 2017

Makalah Budidaya Tanaman Tomat

MAKALAH 
BUDIDAYA TANAMAN TOMAT


BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Indonesia merupakan negara agraris yang artinya pertanian memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Hal ini dapat ditunjukkan dan banyaknya penduduk atau tenaga kerja yang hidup dan bekerja pada sektor pertanian (Mubyarto, 1994).
Pembangunan pertanian yang berhasil dapat diartikan jika terjadi pertumbuhan sektor ekonomi yang tinggi dan sekaligus terjadi perubahan masyarakat dan taraf hidup yang kurang baik menjadi lebih baik. Hal ini terlihat dari peranan sektor pertanian terhadap penyediaan pangan, penyumbang devisa negara melalui ekspor dan lain sebagainya (Soekartawi, 1994).
Salah satu tujuan utama pembangunan pertanian tanaman pangan adalah swasembada pangan. Kebijaksanaan swasembada pangan diperluas, tidak hanya bertumpu pada komoditas beras saja tetapi juga pada komoditas lain yang mengandung karbohidrat, protein, mineral dan vitamin seperti buah-buahan, sayur-sayuran dan bunga-bungaan, seperti halnya komoditas tomat (Soekartawi, 1994).
Buah tomat sebagai salah satu komoditas sayuran mempunyai prospek pemasaran yang cerah. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya buah tomat yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat diantaranya adalah sebagai sumber vitamin. Buah tomat sangat baik untuk mencegah dan mengobati berbagai macam penyakit, seperti sariawan karena mengandung vitamin C. Selain sebagai buah segar yang langsung dapat konsumsi, buah tomat juga dapat digunakan sebagai bahan penyedap berbagai macam masakan seperti sop, gado-gado, sambal, dan juga dapat dijadikan bahan industri untuk dikonsumsi dalam bentuk olahan, misalnya untuk minuman sari buah tomat, es juice tomat, dan konsentrat. Berbagai macam kegunaan tersebut dapat memberikan keuntungan, baik bagi konsumen, produsen, maupun masyarakat pada umumnya.
Potensi pasar buah tomat juga dapat dilihat dari segi harga yang terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat sehingga membuka peluang yang lebih besar terhadap serapan pasar (Cahyono,1998).
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Sulawesi Tenggara (2009), produksi tomat pada tahun 2011 sebanyak 3.009 ton dengan luas panen seluas 40 ha, sementara untuk Desa Lapandewa pada  tahun 2011 produksi tanaman tomat sebanyak 93,58 ton dengan luas panen sekitar 10,56 ha.
Menurut (Soeharjo dan Patong 1994), pada beberapa daerah di Indonesia, petani belum mampu mengambil keputusan ekonomis yang menguntungkan. yang dimaksud adalah kemampuan petani dalam menentukan, mengorganisasikan dan mengkoordinasikan penggunaan faktor-faktor produksi seefektif mungkin agar produksi pertaniannya memberikan fungsi yang lebih baik dan lebih menguntungkan.

B.       Rumusan Masalah
1.    Bagaimana langkah-langkah budidaya tumbuhan tomat.?
2.    Bagaimana pengendalian hama pada tumnuhan tomat.?

C.      Manfaat
3.    Untuk mengetahui bagaimana cara budidaya tanaman tomat.
4.    Untuk mengetahui bagaiman pengendalian hama pada tanaman tomat.
  
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori
Tomat merupakan salah satu komoditi holtikultura yang pusat penyebarannya juga diperkirakan berada di sekitar Andes di Amerika Selatan karena penyebaran genus Lycopersicon banyakl dijumpai di wilayah ini meskipun temuan arkeologi terbaru menunjukkan bahwa pusat pembudidayaan tomat berada di Mesiko  dan Amerika Tengah.Sejak ditemukannya Benua Amerika oleh Columbus pada tahun 1429,tomat menyebar ke seluruh penjuru dunia,sehingga hampir setiap orang mengenal dan mengkonsumsi tomat,meskipun dalam bentuk yang berbeda.
Pada awalnya tomat di laporkan sebagai tanaman beracun. Namun, menjelang abad ke-19 tomat menjadi semakin populer,tidak mengherankan bila tanaman ini memiliki nilai ekonomi yang tinggi.
Masuknya tomat ke Indonesia diperkirakan terjadi pada tahun 1811,dan sejak saat itu tomat dikenal masyarakat Indonesia. Saat ini kawsan yang menjadi pusat pengembangan tomat adalah Jawa Barat,khususnya Kota Banjar.
Tanaman tomat merupakan salah satu jenis tanaman hortikultura bernilai ekonomis tinggi, untuk itu cara menanam tomat yang baik perlu diperhatikan. Cara menanam tomat perlu dilakukan intensif agar produksi optimal.
Tanaman tomat termasuk komoditas multiguna, selain berfungsi sebagai sayuran dan buah, tomat juga dimanfaatkan sebagai bahan dasar kosmetik serta obat-obatan. Berdasarkan tipe pertumbuhannya, tanaman tomat dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu determinate dan indeterminate.
Tanaman tomat memerlukan curah hujan antara 100-220 Mm/hujan dengan ketinggian tempat optimal 100-1000 Mdpl. Intensitas sinar matahari berkisar antara 10-12 jam per hari. Suhu optimal pertumbuhan tanaman tomat berkisar 25-30° C, sedangkan proses pembungaan membutuhkan suhu malam hari 15-20° C.
 Air sangat dibutuhkan oleh tanaman tomat karena 90 % kandungan tomat terdiri dari air. Lokasi penanaman tomat sebaiknya bukan bekas lahan tanaman tomat atau tanaman sefamili. Minimal sudah diberakkan selama 2 tahun agar diperoleh hasil optimal. Pengukuran pH tanah diperlukan untuk menentukan jumlah pemberian kapur pertanian pada tanah masam atau pH rendah (di bawah 6,5).

B. Taksonomi
Menurut ilmu tumbuh-tumbuhan (botani),tomat di klasifikasikan ke dalam golongan sebagai berikut
Kingdom                                 : Plante  ( Tumbuh – tumbuhan )
Divisi                                       : spermatophyta ( Tumbuhan Berbiji)
Subdivisi                                 : Angiospermae (Berbiji tertutup )
Kelas                                       : Dicotylodenae (Biji berkeping satu)
Ordo                                        : Tubiflorae
Famili                                      : Solanaceae
Genus                                      : Lycopetsicum
Spesies                                    : Lycopetsicum esculantum Mill./syn
Berdasarkan klasifikasi botani itu,Tomat masih sekeluarga daengan Kentang (Solanum tuberosum L.), terong (Solanum melongena L.), Leunca (Solanum nigrum L), dan Cabe (Solanum annuum L) (Penebar Swadaya,Jakarta 1991)

C. Morfologi
Tanaman tomat terdiri dari akar,batang, daun, bunga, dan biji. Tinggi tanaman tomat mencapai 2-3 meter. Ciri khas batang tomat adalah tumbuhnya bulu-bulu halus di seluruh permukaannya. Akar tanaman tomat berbentuk serabut yang menyebar kesegala arah. Kemampuannya menebus lapisan tanhnya terbatas,yakni pada kedalaman 30-70 cm.
Daunnya yang berwarna hijau dan berbulu mempunyai panjang sekitar 20-30 cm dan lebar 15-20 cm. Daun tomat ini tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang. Sementara itu,tangkai daunnya berbentuk bulat memanjang sekitar 7-10 cm dan ketebalan 0,3 – 0,5 cm.
Bunga tanaman tomat berwarna kuning dan tersusun dsalam dompolan dengan jumlah 5 – 10 bunga per domolan  atau tergantung dari varietasnya. Kuntum bunganya terdiri dari 5 helai daun kelopak dan 5 helai mahkota. Pada serbuk sari bunga terdapat kantong yang letaknya menjadi satu dan membentuk bumbung yang mengelilingi tangkai putik.
Bunga tomat berbentuk bulat , bulat lonjong , bulat pipih, atau oval. Buah tomat yang masih muda berwarna hijau muda sampai hijau tua.
Biji tomat berbentuk  , pipih , berbulu ,dan diselimuti daging buah. Warna bijinya ada warna putih, putih kekuningan. 


BAB III
PEMBAHASAN

A.      Budidaya Tomat
Tanaman tomat di Desa Lapandewa ditanam secara intensif artinya bahwa tomat diusahakan secara sungguh-sungguh hal ini juga dipengaruhi oleh faktor resiko yang cukup besar dan iklim yang sudah tidak bisa dibaca secara pasti. Adapun cara-cara budidaya tanaman tomat yang dilakukan petani di Desa Lapandewa adalah sebagai berikut:
1.        Pengolahan Lahan
Pengolahan lahan dilakukan dengan cara dicangkul atau dibajak secara merata kemudian lahan dibiarkan selama satu minggu untuk mematangkan tanah, satu minggu setelah pengolahan lahan, dibuatlah bedengan-bedengan untuk media tanam dengan ukuran lebar bedeng antara 120-130 cm sedangkan panjang bedengan disesuaikan dengan kondisi lahan.  Untuk penggunaan ukuran lebar bedengan tersebut digunakan oleh seluruh petani yang ada di lokasi penelitian.
2.        Penyemaian
Untuk memudahkan perawatan, biji yang sudah mendapat perlakuan fungisida, disemaikan dalam wadah yang terbuat dari kotak kayu, polibag, pot bunga dan sebagainya.  Biji disebar merata diatas pesemaian berupa tanah yang bersih yang sudah diayak dan dicampur dengan pasir bersih serta pupuk kandang (perbandingan 1:1:1).  Kemudian ditutup dengan tanah yang dilewatkan melalui sebuah ayakan, tidak tebal tetapi asal dapat menutup media.  Media untuk pesemaian ini dipilih yang mempunyai aerasi baik, subur dan gembur, maka akar akan tumbuh lurus dan memudahkasn pemindahan bibit ke polibag pembesaran.
3.        Pemupukan Dasar
Pemupukan dasar dilakukan setelah bedengan telah siap. Pupuk dasar yang digunakan antara lain, kapur, pupuk kandang, ponska, dan KCL. Pupuk                diberikan secara bersamaan sebelum dilakukan pemasangan rnulsa, untuk luas lahan 0,4 ha kapur, pupuk kandang, ponska, dan KCL. Pemupukan dilakukan dengan cara ditabur secara merata di atas bedengan yang kemudian dicangkul kembali dengan halus agar pupuk yang ditabur dapat tercampur dengan sempurna.  Semua responden di lokasi penelitian menggunakan pupuk kandang, KCl, kapur dan Mutiara, sedangkan pada pupuk Ponska hanya digunakan 11 responden dan pada pupuk Tensil Organik  hanya digunakan 8 responden.
Cara pemupukan di lokasi penelitian dilakukan secara terus menerus dan takaran pupuk disesuaikan dengan usia tanamannya.  Sebelum menabur pupuk terlebih dahulu dibuat tanaman itu dengan batang tanaman sebagai pusat lingkaran.  Garis tengah lingkaran selalu berubah-ubah mengikuti pertumbuhan tajuk tanaman.  Dengan demikian, makin bertambahnya usia tanaman maka makin lebar tajuknya, maka makin besar pula lingkaran yang mengelilingi tanaman itu untuk menabur pupuk.  Sesudah pupuk ditabur merata di dalam rorakan selanjutnya ditutup kembali dengan tanah.
Mengenai dosis/takaran pemupukan belum ada ketentuannya.  Kebanykan petani scukup melakukan pemupukan secara umum saja, yaitu sekedar memberi pupuk organik (pupuk kandang) atau pupuk hijau (yang kebetulan tumbuh di sekitar kebun).  Sampai kini, berapa banyak takaran pupuk dan apa yang dibutuhkan belum ada kepastiannya.
4.        Pemasangan Mulsa
Sejalan dengan semakin berkembangnya teknologi budidaya tanaman, telah diperkenalkan dengan teknik kultur sistem mulsa plastik, terutama MPHP.  Berdasarkan hasil-hasil penelitian di lapangan, sistem pemulsaan ini berpengaruh baik terhadap peningkatan kuantitas dan kualitas hasil tomat.  Penggunaan mulsa plastik hitam perak sebagai mulsa lebih praktis dibanding dengan penggunaan sisa-sisa tanaman yang telah mati atau jerami.  Penggunaan mulsa plastik dibanding lebih praktis, karena mudah didapat, mudah penggunaannya sehingga lebih menghemat biaya pada musim tanam berikutnya. Pemasangan mulsa dilakukan pada saat bedengan benar-benar sempurna, mulsa yang digunakan adalah jenis mulsa plastik hitam perak, pemasangan mulsa bertujuan untuk menjaga tingkat kelembaban media tanam, menekan pertumbuhan gulma, mengurangi tingkat serangan hama dari penyakit tanaman. Semua responden yang ada di lokasi penelitian melakukan pemasangan mulsa.
5.        Pembuatan lubang tanam
Setelah persiapan lahan pertanaman rampung/selesai pekerjaan selanjutnya pada areal pertanaman adalah mempersiapkan lubang tanam.  Pembuatan lubang tanam dilakukan satu minggu sebelum penanaman bibit.
Lubang tanam dibuat sesuai dengan jarak tanam yang telah ditentukan yaitu 60 cm X 80 cm dan alat yang digunakan untuk membuat lubang tanam ada berbagai jenis. Misalnya kaleng silinder, ataupun alat yng dibuat secara khusus untuk membut lubang tanam.  Jarak tanam harus diatur dengan baik dan jangan terlalu rapat, karena dapat mengurangi penerimaan sinar matahari.  Tanaman tomat yang kurang menerima sinar matahari akan mengakibatkan proses fotosintesis tidak dapat berlangsung dengan baik.  Jarak yang terlalu rapat dapat mengakibatkan tingkat kelembaban menjadi tinggi dan persaingan dalam penyerapan air dan unsur hara pun terjadi.  Ukuran ini juga digunakan oleh seluruh responden di lokasi penelitian.
6.        Penanaman
Bibit seharusnya sudah diseleksi pada temat pembibitan sebelumnya diangkut ke lahan pertanaman.  Bibit tomat adapat dipindahkan ke lahan pertanaman apabila telah berumur antara 30 – 45 hari di pesemaian.  Bibit yang terpilih sebaiknya yang berpenampilan sehat, tumbuh subur dan tegak serta daunnya tidak ada yang rusak.
Bibit dirawat agar terhindar dari serangan hama dan penyakit.  Kesehatan bibit yang sudah terjamin baik dapat diperhastikan dari petumbuhannya yang normal dan tanaman tampak subur.
Bibit tanaman tomat di tempat pembibitan itu biasanya dinaungi atau tidak mendapat sinar matahari secara langsung.  Jadi sebelum ditanam di areal pertanaman, bibit itu harus cukup terbiasa mendapat sinar matahari langsung karena pada areal pertanaman tidak ada lagi yang dapat menaunginya.
Saat yang terbaik untuk menanam sayuran tomat adalah tiga hari sesudah lubang tanam dipersiapkan dan diusahakan pada pagi atau sore hari.  Pada saat pagid an sore hari, keadaan cuaca belum panas sehingga tanaman dapat terhindar dari kelayuan.  Kelayuan dapat terjadi karena tidak adanya keseimbangan antara jumlah air yang diserap oleh akar tanaman adengan proses transpirasi (penguapan) yang terjadi pada tanaman itu sendiri. Penanaman tomat pada umumnya ditanam dengan jarak 60 cm X 80 cm dengan jumlah rumpun satu rumpun setiap lubang tanam.  Penanaman dengan jarak ini digunakan oleh seluruh responden yang ada di lokasi penelitian.
7.        Penyulaman
Penyulaman adalah kegiatan untuk mengganti tanaman yang mati, rusak atau yang pertumbuhannya tidak normal.  Penyulaman tanaman biasanya dilakukan antara 4-7 hari setelah tanam. Penyulaman dilakukan apabila ada tanaman yang mati atau tumbuh secara abnormal dan bibit yang digunakan untuk menyulam haruslah berasal dari bibit yang sama dengan harapan tanaman yang ada tumbuh secara seragam.  Untuk perlakuan penyulaman ada yang 4-7 hari setelah tanam ada juga yang 3 hari karena pada saat itu sudah dapat terlihat adanya tanaman yang pertumbuhannya tidak normal.  Pertumbuhan yang tidak normal itu dapat terjadi disebabkan oleh kesalahan pada saat penanaman.
Bibit yang digunakan untuk penyulaman adalah bibit yang sengaja disisakan atau dibiarkan tumbuh pada lahan pembibitan sebagai bibit cadangan.  Bibibt yang digunakan untuk penyulaman adalah bibit yang sama umurnya dengan tanaman yang tidak disulam, sehingga pertumbuhan semua tanaman seragam.
8.        Pemasangan ajir/turus
Pemasangan turus berguna untuk menegakkan tanaman tumbuh.  Tanaman tomat yang tingginya kira-kira 25 cm atau sekitar 21 hari sejak ditanam harus diberi ajir/turus atau penunjang.  Tanaman tomat yang memiliki batang yang kurang kuat untuk menopang pertumbuhannya harus dipasang turus untuk membantu menopang buah.  Selain itu, pemberian turus juga dapat menjadi tempat tanaman merambat vertikal ke atas dan tanaman mendapatkan pernyinaran sinar matahari yang lebih baik dibandingkan bila tanaman itu menjalar horizontal diatas tanah.
Turus/ajir atau alat penopang pertumbuhan tomat ini dapat dibuat dari bahan bambu yang ditancapkan tegak diatas tanah dekat pada batang tanaman.  Untuk menguatkan turus tetap tertancap tegak, maka setiap turus diikat pada bambu yang dibuat melintang.  Konstruksi turus dapat dibentuk dengan palang segitiga, yaitu posisi turus pada setiap tanaman dipasang miring sehingga ujung turus dapat disatukan dengan ujung turus yang berada di depan atau disebelahnya.   Konstruksi bangun ini seperti sangat sesuai bila sistem penanaman dilakukan dengan pola barisan berganda.
9.        Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Tomat
Kerusakan pada suatu tanaman biasa disebabkan oleh faktor biotis, seperti sbangsa jamur, bakteri, insekta, virus dan gulma.  Untuk memberantas jamur digunakan fungisida, memberantas bakteri digunakan bakterisida dan memberantas insekta digunakan insektisida.  Untuk memberantas virus umumnya masih dilakukan dengan pencabutan kemudian dimusnahkan, sedangkan untuk memberantas gulma digunakan herbisida.
Hama adalah hewan yang merusak tanaman atau hasil tanaman karena aktivitas hidupnya, terutana aktivitas untuk memperoleh makanan.  Hama tanaman memiliki kemampuan merusak yang sangat hebat.  Akibatnya tanamana dapat rusak atau bahkan tidak dapat menghasilkan sama sekali.
Hama pada tanaman terdiri dari atas hewan mamalia, serangga dan burung.  Hama tanaman berupa hewan mamalia terdiri dari tikus, babi hutan dan kera.  Hama tanaman berupa burung terdiri dari burung gelatik dan burung pipit.  Hama tanaman berupa serangga misalnya wereng, kutu daun, walang sangit, belalang, berbagai ulat dan berbagai kumbang.
10.    Panen
Penentuan panen sangat mempengaruhi mutu dan harga tomat saat di pasarkan.  Pemanenan secara periodik dilakukan 2 atau 3 kali sepekan bergantung pada keadaan buah yang matang. Adapun ciri buah tomat dalam proses perubahan warna buah tomat:
1.        Panen Tomat Warna Hijau : Panen dilakukan pada saat seluruh permukaan buah berwarna hijau, mungkin hijau cerah atau hijau pekat.  Di sekitar biji terdapat lendir dan jika buah dipotong bijinya menyamping atau dengan kata lain tidak terpotong.
2.        Panen Tomat Warna Gading : Panen dilakukan pada saat tomat berwarna gading mulai muncul di ujung buah.  Perubahan warna tidak lebih dari 10%.  Permukaan buah berubah kekuningan, jingga atau merah dan selebihnya hijau.
3.        Panen Tomat Warna Kuning : Panen dilakukan pada saat warna tomat mulai berubah dari warna hijau menjadi kuning, oranye atau merah.
4.        Panen Tomat Merah Muda : Panen dilakukaan pada saat buah berwarna merah muda atau setengah masak.  Warna hijau pada tomat hampir sama dengan kuning, oranye atau merah.
5.        Panen Tomat Merah : Panen dilakukan pada saat buah berwarna merah atau buah masak, permukaan buah lebih banyak berwarna kuning, oranye, jingga atau merah.  Warna hijau berangsur berkurang hanya sekilas.

11.    Pemasaran hasil
Penanganan hasil panen adalah suatu rangkaian kegiatan yang dimulai dari pengumpulan hasil panen sampai pada tahap siap untuk dipasarkan.  Penanganan hasil panen harus dilakukan dengan cermat dan hati-hati karena sangat menentukan mutu akhir buah.  Pemasaran hasil tanaman tomat di Desa Lapandewa pada umumnya petani menjual langsung ke tengkulak yang kemudian tengkulak membawa dan menjualnya di pasar-pasar terdekat yang ada.


BAB IV
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Dapat di simpulkan bahwa Buah tomat sebagai salah satu komoditas sayuran mempunyai prospek pemasaran yang cerah. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya buah tomat yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat diantaranya adalah sebagai sumber vitamin. Buah tomat sangat baik untuk mencegah dan mengobati berbagai macam penyakit, seperti sariawan karena mengandung vitamin C. Selain sebagai buah segar yang langsung dapat konsumsi, buah tomat juga dapat digunakan sebagai bahan penyedap berbagai macam masakan seperti sop, gado-gado, sambal, dan juga dapat dijadikan bahan industri untuk dikonsumsi dalam bentuk olahan, misalnya untuk minuman sari buah tomat, jus tomat, dan konsentrat.
Berbagai macam kegunaan tersebut dapat memberikan keuntungan, baik bagi konsumen, produsen, maupun masyarakat pada umumnya. Sehingga, Tanaman tomat termasuk tanaman semusim yang berumur pendek, artinya umur tanaman hanya satu kali berproduksi dan setelah itu mati. Tomat sangat bermanfaat bagi tubuh manusia, karena mengandung vitamin dan mineral yang diperlukan untuk pertumbuhan dan kesehatan. Dalam buah tomat juga terdapat zat pembangun jaringan tubuh dan zat yang dapat meningkatkan energi.

B.       Saran
1.        Kepada Pemerintah Kabupaten/Kota dapat lebih memperhatikan petani dalam mendapatkan benih dan pupuk yang berkualitas tinggi supaya bisa mendapatkan hasil yang lebih besar.
2.        Prasarana jalan yang rusak yang selalu menghambat perjalanan hasil produksi menjadi lambat supaya bisa diperbaiki dengan begitu pemasaran tomat ke sentra pemasaran dapat sampai dengan tepat waktu, karena tomat adalah tanaman buah yang cepat busuk.


DAFTAR PUSTAKA


Cahyono, B. 1998. Tomat Budidaya dan Analisis Usaha Tani.Kanisius,   Yogyakarta.


DOWNLOAD MAKALAHNYA DISINI



loading...

Share this

0 Comment to "Makalah Budidaya Tanaman Tomat"

Post a Comment